Curhat

266 0 0
                                    

Pagi itu, seorang petani yang bernama Solihin sedang mencampurkan beberapa bahan untuk dijadikan pupuk. Pupuk itu pupuk alami yang diciptakan oleh almarhum Abah, karena bersifat alami dia bisa menyuburkan tanah tanpa efek samping membuat kesuburan tanah berkurang. Efek itulah yang ada pada pupuk kimia dimana pupuk itu setelah habis masa pakainya akan membuat tanah menjadi tandus.

Pupuk yang luar biasa itu sudah Abah ajarkan pada para petani, bukan hanya petani yang bekerja padanya, tapi pada seluruh petani di desanya. Namun hanya sedikit orang yang mampu membuat pupuk tersebut.  dan mungkin hanya pak solihin yang bisa membuat pupuk tersebut selain Abah.

Sambil bersenandung dia mencampurkan bahan-bahan seolah pembuatan pupuk yang rumit itu seperti membuat adonan kue. Seorang petani lain menepuk pundak pak solihin dan berkata.

“Pak. ada yang nyariin bapak.”

Terlihat seorang wanita berkerudung dan memakai payung melambai, meminta pak solihin untuk menghampirinya. Pria tua yang berbrewok putih panjang itu menghampiri wanita yang bernama Ningsih, iya bibinya Asih. 

“Ayo ke saung (Gubuk kecil di sawah atau perkebunan untuk petani beristirahat) dulu, ada yang mau dibicarain.”

Pria tinggi kurus itu mengikutinya hingga sampai ke sebuah saung. mereka mulai duduk dan Bi Ningsih memulai pembicaraan.

“Pak Sol, Semua warga kampung lagi heboh sekarang.”

“Heboh sama temenya Asih yang pake baju sexy ya?”

“Emhh iya sih itu mah bikin heboh, tapi bukan itunya.”

“Itunya apa atuh?”

“Wanita itu ternyata istri pertama dari Ustad Furqon!”

“Eh yang bener? masa pria sebaik dia kelakuan nya gitu.”

“Iya, Asih sendiri katanya yang bilang, Dia bawa bayinya kesini karena biar bisa di bantu ama Asih, istri keduanya.”

“AH YANG BENER NING?! INI MAH HARUS DITANYA LANGSUNG, AWAS KALO IYA ASIH JADI ISTRI KEDUA, DI CEKEK!”

Pria tua itu marah dan berdiri meninggalkan Bi Ningsih di saung, dia langsung ke tepi perkebunan dan keluar sambil membawa golok yang dia sarungkan dan di ikat di pinggang.

***

Ketegangan di depan rumah Asih telah mereda walau takan hilang begitu saja. Para ibu-ibu membawa kembali suami-suami mereka namun pasti ada hal negatif yang akan terjadi atas kebohongan Asih yang mengatakan kalau Zoe adalah istri pertama Furqon,

Mereka bertiga memasuki rumah, tak ada raut lega di wajah furqon. mukanya cemberut dan bersiap mengeluarkan emosinya.

“Maksudnya apa kamu berbohong kaya gitu!”

“Maafin saya Abi, tapi warga disini bakalan ngusir Zoe jika mereka tahu bahwa dia bukan siapa-siapa kamu. Warga disini takan membiarkan Seorang wanita lajang hidup bersama lelaki yang seusianya.” Jawab Asih.

Furqon pun terdiam, dia menyadari alasan dibalik Asih berbohong kepada warga.

“Kamu ada benarnya.”

“Kalian semua maaf bikin keributan, tapi lebih baik aku yang pindah saja.”

“Diam Zoe, Aku takan membiarkan temanku hidup sendirian dengan anaknya yang masih bayi.” Tentang Asih.

“Tapi berbohong begini lama-lama akan ketahuan.” Furqon mengatakan resikonya.”

“Oleh karena itu mari kita jadikan ini bukan lagi suatu kebohongan!” Ucap Asih sambil tersenyum.

“Maksudnya?”

“Maksudnya ya kalian menikah saja.”

“MENIKAH?” Furqon dan Zoe dengankompak berkata itu terhadap Asih, hingga membuat anaknya yang sedang tertidur dipangkuanya mterbangun.

***

Di ladang, Pak Solihin siap menggorok leher Furqon ketika dia memegang gagang dari goloknya itu. Kebetulan sekali Furqon sedang berangkat ke arahnya.

“Pak, Saya mau curhat!”

Melihat muka Furqon yang  sedang kebingungan, dia mengurungkan niatnya untuk menghunus golok yang terikat di pinggangnya.

“Apa benar Pak Furqon berpoligami?” Tanya pak Solihin.

“Tentu saja enggak pak, Bapak sudah tau?”

“Ini kampung kecil pak, berita seperti itu gampang sekali buat nyebar. Lalu kenapa Bu Asih bilang kalau wanita yang dirumah Pak Furqon itu istri pertama bapak?”

Kemudian Furqon menceritakan semuanya tanpa satupun yang di rahasiakan pada Pak Solihin. Furqon memang sangat dekat dengan pak Solihin, entah kenapa dia merasa Pak solihin itu bukan lah orang asing baginya. Bahkan Furqon menganggap Pak Solihin sebagai Ayahnya sendiri.

“Oh jadi gitu, gak percaya Bu Asih ngomong hal seperti itu.” Reaksi pertama pak solihin terhadap permasalahan Furqon, dan itu membuat dia sedikit keheranan.

“Bapak udah kaya kenal Asih dari lama.”

“Eh.. engga Pak, maksud saya kalo kebanyakan istri pasti takan meminta bapak berpoligami, kenal dikit aja udah cemburu.”

“Bener pak, apa Asih ga cinta gitu ya sama saya?”

“Engga pak, Bu Asih sepertinya bahagia menikah sama bapak, lihatlah perubahannya untuk menjadi istri yang berbakti pada suami.”

Furqon mengerutkan alisnya dan bertanya dalam hati

“mengapa Pak Solihin tahu banyak tentang Asih. Tapi itu masuk akal si kalau dia mengetahui Asih waktu kecil gimana.”

Tak sempat berpikir, Furqon langsung di tepuk pundaknya oleh Pak Solihin.

“Pak, kalo istri anda seperti itu mungkin bapak sebaiknya pulang dan dengarkan Alasan istri bapak.”

Furqon yang menganggap insting orang tua itu sangat hebat membuat dia kembali ke Rumah untuk membicarakan alasan Asih meminta Furqon untuk menikahi Zoe. Dia merasa bersalah karena meninggalkan pembicaraan setelah Asih berkata bahwa Furqon dan Zoe menikah. Egonya tak terbendung, dia merasa bahwa Asih tidak mencintainya dengan tulus hingga menyuruh Furqon untuk berpoligami. Namun perkataan pak Solihin membuatnya tersadar bahwa dia tidak mendengarkan ucapan Asih.

***

Gak Sengaja Poligami!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang