Epilog

853 9 0
                                        

Hari itu, bertepatan dengan sepuluh hari bayi Asih dan Furqon lahir ke dunia. Mereka mengunjungi sebuah makam yang tertulis sebuah nama. Almarhum Sobirin atau yang sering dikenal dengan nama Abah, merupakan makam dari Ayah Asih yang sudah meninggal beberapa bulan yang lalu.

“Abah, ini cucu Abah.” Asih menunjukan anaknya kepada nisan itu.

***

Furqon bercerai dengan Zoe dan  Cindy setelah mengetahui alasan Asih meridhoi pernikahan poligami yang dilakukan oleh suaminya. Furqon yang sangat mencintai anak-anak, sampai-sampai dia mengajar anak-anak mengaji tanpa dipungut bayaran. Tentu dia mendambakan seorang anak dari pernikahanya bersama Asih. Bahkan panggilan sayang mereka setelah menikah adalah Umi dan Abi. Hal itu mereka lakukan agar terbiasa kelak nanti mempunyai anak.

Namun harapan mereka musnah ketika Asih terkena penyakit yang tak memungkinkan dirinya untuk mengandung. Dia menjelaskan kepada suaminya dan Furqon sebenarnya menerima keadaan Asih apa adanya. Melihat kasih sayang Furqon terhadap Zahra yang waktu itu tinggal di rumah mereka namun belum menikah dengan Furqon, Asih terbersit sebuah pemikiran dimana suaminya bisa menjadi Ayah, sekaligus menyelamatkan sahabatnya dari kondisi pahit yang dia alami.

Keputusan Asih untuk meminta suaminya berpoligami menjadi sebuah perkara besar dimana mereka harus dibenci oleh warga kampung. Untungnya semua masalah terselesaikan dengan bantuan berbagai pihak. Semua masalah yang mereka lalui malah menjerumuskan suaminya yaitu Furqon kedalam sebuah kondisi dimana dia dilamar oleh anak dari kepala desa, yaitu Cindy. Dengan alasan agar Furqon mendapatkan Anak dari darah dagingnya, Asih kembali meminta Furqon untuk berpoligami sehingga suaminya itu mempunyai tiga istri. 

Asih yang menahan semua kecemburuan itu, pada akhirnya emosinya membludak setelah dia merasa bahwa dia tidak mempunyai peran yang penting di keluarganya. Asih memutuskan meninggalkan rumah sehingga dia tak bisa menjaga rahasianya dari istri-istri lain suaminya. Dan benar saja, kondisi Asih yang tidak bisa mengandung, diketahui oleh Zaenab istri kedua Furqon, atau yang sering dipanggil dengan Zoe.

Zoe merasakan perubahan mood yang dialami oleh Asih bukan hanya karena rasa cemburu belaka. Sebagai seorang ibu dia mengetahui ciri bahwa sebenarnya Asih sedang mengandung. Zoe merasa sungkan karena alasan sebenarnya Asih meridhoi suaminya berpoligami adalah karena dia tidak bisa hamil. Namun sekarang Asih hamil, membantah semua perkataan dokter itu.

Zoe dan Cindy memutuskan untuk bercerai dengan suaminya Furqon setelah mengetahui Asih benar-benar hamil. Bagi mereka, perceraian adalah hal yang terbaik. Perceraian mereka menghebohkan bukan hanya warga kampung, tapi seluruh warga desa. Bagaimana tidak, sosok menjadi teladan keharmonisan dari keluarga yang berpoligami, mendadak bercerai, bahkan menceraikan dua istrinya sekaligus. Semua Kegaduhan itu mereda setelah tersebarnya dari mulut ke mulut kisah sebenarnya dari Furqon yang berpoligami dan alasan mengapa Furqon menceraikan istrinya kecuali istri pertamanya.

Berita itu sampai kepada Pak Solihin atau Abah. Ya! Pak Solihin adalah Ayah Asih yaitu Pak Sobirin atau yang dikenal dengan nama Abah. Dia sangat murka karena menganggap anaknya mempermainkan pernikahan. Emosinya mereda setelah Bi Ningsih menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Disitu Abah menangis terharu bahagia, bukan hanya karena mendengar bahwa dia akan menjadi kakek, dia juga terharu dengan sifat anaknya kinasih yang sangat baik, yang rela memberikan cintanya dengan orang lain untuk kebahagiaan orang yang dia cintai. 

Pada awalnya dia tidak ingin mengungkapkan jati dirinya karena sisa umurnya yang sebentar lagi. Kanker yang dia idap bukanlah akting atau bagian dari rencananya, kanker itu benar-benar dia derita. Justru dengan adanya kanker itu, Abah merencanakan sesuatu agar anaknya bahagia dan kebunnya ada penerusnya. Dengan bujukan Bi Ningsih, Pak Solihin menunjukan jati dirinya kepada Anaknya.

Asih tak menyadari bahwa Pak Solihin itu Abahnya, selain karena dia jarang pergi ke kebun, Perubahan tubuh dari Abahnya itu berubah drastis karena kanker yang ia derita. Tubuhnya yang dulu tinggi besar, menjadi kurus kerontang, rambut yang dulu hitam lebat menjadi rontok dan membuat kepalanya menjadi plontos. Dia menumbuhkan brewoknya karena itu yang tersisa, meski brewok itu berwarna putih karena dipenuhi dengan uban. Jangan kan Asih, Furqon atau yang lainya, warga kampung yang menganggap dirinya pahlawan kampung, tidak ada satupun yang mengenali dia.

Asih sempat kecewa karena semua berita tentang kematian Abahnya adalah kebohongan. Namun setelah mendengar apa maksud dari abahnya itu, dia akhirnya memaklumi apa yang dilakukan abahnya kepada dirinya. Namun Abahnya itu kalah dari penyakitnya, sehingga dia tak bisa melihat Cucu yang dia idamkan.

***

“Aku tak menyangka, sosok pahlawan masa kecilku selalu dekat denganku. Engkau memang guru terhebat pak Solihin.” Ucap Furqon yang memandang kuburan itu dengan penuh haru.

Bagi Furqon Abahnya Asih atau mertuanya adalah seorang pahlawan yang menyelamatkan hidupnya saat dia masih kecil. Sesosok lelaki keren yang mencintai anaknya dengan penuh kasih sayang. Hal itu membuat penyemangat baginya yang mempunyai hubungan yang kurang baik dengan Ayahnya setelah orang tuanya bercerai.

“Ingin menjadi lelaki seperti dia.”

Seorang lelaki penyelamat hidupnya menjadi inspirasi bagi Furqon Sehingga dia menjadi seorang ustadz. Setelah menjadi ustadz yang luar biasa, dia akan kembali mencari anak dari pahlawan nya yang merupakan cinta pertamanya. Tak disangka mereka dipertemukan dalam sebuah permintaan terakhir pahlawanya itu. Dia bersyukur bisa kembali menemukan bahkan menjadi murid dari pahlawan itu. Bahkan menjalani pernikahan yang bahagia bersama Asih, cinta pertama sekaligus anak dari pahlawannya,

***

Zoe datang bersama anak dan suaminya, Zak yang sudah menjadi pribadi yang lebih baik, diberi kesempatan oleh Zoe untuk mempertanggung jawabkan perbuatanya kepada Zoe dengan menikahi dan menjadi Ayah dari anaknya Zahra. Tentu pernikahan itu dilakukan setelah masa iddah selesai dan setelah perjuangan Zak meluluhkan hati kedua orang tua Zoe dengan penuh perjuangan.

“Ternyata engkau itu abahnya Asih, pak tua!”

Ucap Zoe mengelus nisan Abah dari sahabatnya itu. Mereka berziarah tepat setelah sahabatnya pulang, dan itu tidak direncanakan tentunya. Zoe mengingat bahwa Abah sering datang ke Bar dulu tempat Asih dan Zoe bekerja. Mereka sering mengobrol tanpa sepengetahuan Asih. Mereka mengobrol mengenai kondisi Asih, Abah tak ingin anaknya terganggu dengan kehadiran nya sehingga dia sembunyi-sembunyi bertemu dengan Zoe untuk menanyakan kabar putrinya.

Sempat sesekali Abah menunjukan sebuah foto lelaki yang dia sedang cari, kebetulan Zoe mengenalnya karena dulu dia sering melakukan pengajian rutin. Pria itu tidak lain dan tidak bukan adalah Ustadz Furqon. Abah bercerita bahwa dia adalah anak dari sahabatnya dan berharap pria hebat tersebut menjadi menantunya. Hal itulah yang mempengaruhi Zoe untuk mengenalkan Asih kepada Furqon tanpa dia sadari.

***

Cindy datang berziarah kepada Abah atau yang dikenal dengan nama Pak Solihin bergantian dengan keluarga Zoe. Bagi Cindy, Pak solihin merupakan seorang guru yang luar biasa, dia melampaui pengetahuan mengenai tumbuhan. Padahal Cindy sangat percaya diri dengan kemampuannya, namun di hadapan Pak Solihin, ilmu itu tidak ada apa-apanya. Hal itu menginspirasi Cindy untuk kuliah dan menjadi insinyur pertanian. Abah adalah guru terhebat yang pernah ada.

***

Terakhir Bi Ningsih mengunjungi makam dari kakak kandungnya itu. Dia sangat sedih ketika pertama kali mendengar bahwa satu-satunya keluarga dia harus mengalami kanker yang parah sehingga umurnya tersisa beberapa bulan saja. Dengan kondisi kakaknya yang sakit dia menjadi terlibat dengan rencana gila yang dia lakukan untuk membuat putrinya bahagia. 

Meski rencananya berantakan, karena suami yang dia pilihkan untuk anaknya malah melakukan poligami. Tapi setelah berbicara dan mengetahui alasannya, dia bahkan kagum dengan apa yang dilakukan anak dan suaminya. Ajaibnya dia hidup lebih panjang dari apa yang dokter prediksikan. Sehingga dia bisa menyaksikan betapa luar biasanya Anak yang dia cintai. Anak yang mau membagi dan mengorbankan cintanya bagi orang yang dia cintai. Bukan hanya anaknya, menantunya yang bernama Furqon sungguh luar biasa.

Namun umur yang telah Allah tetapkan, tak melebihi kehamilan anaknya. Meski dia tak pernah mengatakan, dia sangat senang jika dia bisa menimang cucunya di akhir hayatnya. Kepergiannya itu tak memberikan penyesalan meski dia tak bisa menimang cucunya. Dia merasa lega karena anaknya bahagia setelah anaknya menikah dengan Furqon dan dia berpulang dengan tenang.

*** Selesai***

Gak Sengaja Poligami!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang