Semakin bertambah hari menjadi senior di kampus, semakin beragam juga tugas kampus yang diberikan. Kali ini pak Kun menyuruh mahasiswanya untuk praktek dan melakukan sedikit kegiatan diluar kelas, diluar kampus juga. Apalagi program studi lingkungan tentu harus mengerti dunia luar.
Tugas pada kesempatan kali ini Pak Kun menyuruh semua mahasiswanya pergi ke laut dan mengamati air, tanah, dan mungkin ada beberapa sampah yang hinggap. Para mahasiswa juga disuruh mengamati para hewan apakah tumbuh dengan baik atau tubuh mereka sudah tercemar dengan polusi.
Seperti jodoh atau sudah diatur oleh sang penulis takdir, Jeno dan Winter satu kelompok. Padahal pak Kun membuat kelompok ini dengan acak juag sekaligus di campur sesuai nilai, supaya setiap kelompok tidak condong dimana semua anggotanya pintar semua atau bodoh semua berkumpul menjadi satu.
"Hai Wintah" sapa Jeno dengan semangat.
Satu kelompok memang hanya terdiri dari dua orang, karena pak Kun meminimalisir adanya banyak otak yang malah menghambat setiap diskusi. Satu orang pintar dan satu orang dengan kategori lain sudah cukup dalam satu kelompok.
"Pakai aloe vera dulu sama sunscreen!" seru Winter, yang langsung mengeluarkan dua benda itu dari dalam tasnya.
Melihat Jeno yang tampil dengan kulit kusam dan kering itu, membuat Winter merasa terganggu.
"Ah apaan itu?" sahut Jeno, dengan wajah bingungnya. Laki-laki itu hanya diam sambil melihat ke dua benda yang Winter pegang sekarang.
Belum apa-apa wajah Jeno sudah merah sekali, karena memang matahari sedang terik di musim panas ini.
"Ini" kata Winter yang langsung memberikan salah satu dari benda ditangannya.
"Gimana cara pakenya?" Jeno benar-benar bingung.
Winter memutar bola matanya jengah. Lalu merebut kembali aloe vera yang sudah ditangan Jeno tadi, "Bukannya cowok korea itu mahir pakai skincare ya?" Winter masih sempat mengomel ditengah cuaca yang panas dan pengap.
Bukan Jeno kalau mendengar omelan Winter malah ciut, laki-laki itu malah meringis dan membalas perkataan Winter dengan semangat, "Mungkin cowok korea yang punya mama yang mahir, kalau aku kan enggak hehe"
Winter pun menghela napas, ia mulai lelah menyahuti Jeno dengan isi kepalanya yang abstrak, "Yaudah sini, aku pakein" kata Winter, dengan terpaksa-harusnya.
Winter pun mulai mengoleskan aloe vera merk nature republic yang sangat terkenal itu terlebih dahulu, ke seluruh muka Jeno yang sebenarnya mulus, tapi mungkin hanya pori-pori besar yang agak mengganggu dan beberapa area kering yang terasa kasar.
"Liat kebawah!" seru Winter dengan tegas.
"Ne Winter sªy4nk" batin jeno.
"Merem!"
"Liat ke atas!"
Winter menyuruh Jeno seperti sedang mendandai anak kecil. Satu kata sudah langsung menurut. Winter yang tampak tegas dan Jeno yang pasrah, mereka berdua seolah tak peduli dengan sekitar yang tengah memperhatikan. Tidak semua tapi ada beberapa orang yang heran dengan sikap Winter yang tiba-tiba perhatian meskipun masih terasa dingin ditambah jutek itu.
"Bibir kamu kering banget, pake lipbalm juga ya!" tambah Winter yang tanpa banyak bicara lanjut mengeluarkan lipbalm dari dalam tasnya setelah memasukkan kembali barang yang sudah dipakai di atas wajah Jeno.
"Ah em i...iya" jawab Jeno, yang tak bisa menolak juga meskipun ia tidak mengerti apa-apa.
"Katupin, pak pak gitu!" Winter kali ini tambah memberikan intruksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. HOW CAN I SAY ?? [Jeno × Winter] End 💨
FanfictionBAGIAN KEDUA DARI I'M INTO YOU, BUT... Start:18 Oktober 2023 Finish:26 Oktober 2023