Winter: Kapan diambil sepedanya?
.
.
Pagi sudah datang dan baru saja Jeno membuka matanya, itupun dia tidak tidur di atas kasur melainkan terduduk tidur di depan meja belajarnya bersama laptop yang masih menyala. Semalaman Jeno mengerjakan tugas kuliah yang tiba-tiba hilang karena laptopnya rusak, sehingga ia harus mengerjakan makalah lagi dengan meminjam milik Donghyuck. Perkara laptop rusak, Jeno rugi berkali-kali lipat termasuk membelikan Donghyuck sempak micky mouse merk channel yang ia inginkan, dompet Jeno langsung kempes.
Begitu bangun Jeno langsung membuka ponselnya, sebab suara ponselnya pula yang membuatnya terbangun. Melihat ke dalam isi ponselnya, ia melihat pesan masuk dari Winter.
Hari ini sebenarnya hanya ada mata kuliah satu dan itupun siang hari, sehingga Jeno memang sengaja bergadang tadi malam. Tapi begitu melihat pesan Winter, ia langsung berusaha bangun dan bersiap untuk pergi meskipun ia sangat mengantuk.
Jeno yang berjalan untuk pergi sikat gigi pun berubah pikiran ketika mencium aroma sedap dari dapur, dimana ternyata Donghyuck sedang memasak.
"Masak apa bro?" tanya Jeno, yang masih tampak keliyengan bangun tidur.
Donghyuck mengangkat spatulanya yang berisi penuh spagethi yang dibalut saus dengan visual yang indah dan menarik untuk dimakan.
"sarapan, pasta?" kata Jeno dan Donghyuck mengangguk.
"Kamu praktek lagi?" tanya Jeno dan Donghycuk mengangguk.
Jeno lalu menuangkan minum ke dalam gelas lalu langsung meminumnya, Jeno kemudian melihat wajah Donghyuck dengan benar sekarang, "ngangguk mulu" protesnya padahal biasanya kembarannya ini banyak bicara.
"sakit gigi?" tanya Jeno yang asal menebak dan tak menyangka saudaranya itu langsung mengangguk.
Mengetahui bahwa Donghyuck beneran sakit gigi, Jeno langsung tertawa. Donghyuck memang sering sakit gigi karena suka makanan manis, meskipun tidak berlubah dan tampak rapi tapi sepertinya ada kuman yang menempel disana sehingga Donghyuck merasakan nyeri yang luar biasa tiba-tiba.
"sakit gigi tapi laper ya bro?" tanya Jeno yang mulai usil, tapi apa daya Donghyuck tak bisa mengomel kali ini dan hanya mengangguk dengan mulut tertutup rapat.
Dirumah ini memang hanya Donghyuck yang sibuk di dapur sebab Jeno dan papanya tidak bisa masak. Mungkin keahlian masak Donghyuck ini turunan dari mama.
Namun melihat kembarannya masih menata pasta ke piring, Jeno tiba-tiba berpikir bahwa Donghyuck memang memiliki bakat yang seperti datang begitu saja dan tampak tak perlu usaha. Seperti ia bisa melukis dengan sangat baik, bisa masak dengan rasa yang lumayan, sedangkan Jeno sejauh ini belum terlihat apa kemampuannya. Maksudnya Jeno tidak memiliki bakat istimewa yang effortless.
"Bakatku mungkin mencintai Wintah apa adanya" batin Jeno sambil tersenyum dan mengangguk-anggukan kepalanya.
Tak lama pasta buatan Donghyuck pun siap, Jeno langsung berteriak memanggil papanya untuk makan bersama.
"Gimana pa? enak?" tanya Jeno dan papa langsung mengangguk dan memberikan dua jempol kepada sang tukang masak, yang menjadi andalan dirumah sekarang, dimana berhasil menyelamatkan perut mereka semua.
Awal mama meninggal Donghyuck memang belum menunjukkan bakat terpendam ini, tapi lambat laun waktu berlalu kembaran Jeno itu seperti terbawa suasana selalu memasak untuk sarapan akhir-akhir ini.
"Kenapa ya pa Donghyuck punya bakat yang jelas, kalau aku kayaknya nggak punya" ujar Jeno sambil sibuk menyantap masakan sederhana Donghyuck.
Papa lalu mengelus rambut putranya dengan wajah tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/322930295-288-k354105.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
2. HOW CAN I SAY ?? [Jeno × Winter] End 💨
FanfictionBAGIAN KEDUA DARI I'M INTO YOU, BUT... Start:18 Oktober 2023 Finish:26 Oktober 2023