Beberapa hari ini, aku sudah hidup dengan kebisingan Rachel dan Heather. Rachel selalu memegang sebuah buku berjudul, 'Bayi adalah Anugerah'. Aku dan Andrew sudah melakukannya selama dua kali dalam beberapa hari ini dan kami menjalani kehidupan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Rachel.
"Kau terlihat sedang ada masalah,"ujar Leah sambil membaca buku.
"Yeah."
"Ceritakan kepadaku,"ujar Leah.
"Apa kau pikir di usia seperti kita pantas untuk memiliki seorang bayi?"tanyaku kepada Leah.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Well, aku memperhatikan orang-orang di bus dan terlintas begitu saja di pikiranku,"kataku berbohong.
"Tidak. Usia seperti kita masih menunjukkan sifat labil, masih suka bersenang-senang dan sangat terlalu muda untuk menjadi seorang ibu."
"Bagaimana kalau dia sudah menikah?"tanyaku.
"Itu terserah dia. Kalau dia bisa merawat anaknya, bagus."
Aku mengangguk dan Morgan menghampiri kami. Dia menarik tanganku dan membawaku ke tempat yang sedikit lebih jauh dari Leah.
"Aku sering melihatmu dengan Andrew di luar sana, Trent!"ujar Morgan.
"Lalu?"tanyaku dengan bingung.
"Jangan dekati dia! Kau adalah ancaman terbesarku karena Andrew sudah mengenalmu sejak SMU."
Aku menatap Morgan dengan sinis dan dia menjambak ujung rambutku dengan cepat. "Kau tahu, Trent? Kau tidak akan pernah memiliki Andrew karena Andrew adalah milikku. Besok malam, aku akan memiliki Andrew sepenuhnya!"
"Benarkah?"tanyaku sambil tertawa kecil.
Morgan mengangguk yakin dan berkata, "Pergilah, mahluk aneh."
Aku tersenyum dan menabrakkan diriku ke lengan Morgan yang kecil dan rapuh.
***
Aku cepat-cepat mengganti baju dan langsung menghadap Rachel yang sudah menungguku di ruang makan.
"Dimana Andrew?"tanya Rachel.
"Dia sedang mengerjakan tugas di kafe,"jawabku.
"Baiklah. Well, aku hanya akan menyampaikan kalau kau dan Andrew tidak usah melakukannya dalam waktu tujuh sampai sepuluh hari. Aku ingin melihat hasilnya. Aku, Kevin dan Heather akan pergi sampai hari senin,"ujar Rachel.
Aku tersenyum lebar di dalam hati dan berkata, "Baiklah."
Rachel meninggalkan ruang makan dan aku berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Aku meneguk segelas air mineral dan ponselku berbunyi. Dari Andrew.
"Andrew?"
"Hai, Jade. Aku akan pulang sangat telat. Ada satu tugas lagi yang harus aku kerjakan. Aku menyesal menunda mengerjakannya. Sampai jumpa di rumah,"ujarnya.
"Apa kau perlu bantuan?"
"Apa kau mau membantuku?"
"Tentu saja,"ujarku.
"Aku akan segera pulang ke rumah. Well, kau mau apa? Aku akan membelikannya."
"Aku sedang tidak ingin apa-apa."
"Oke."
Andrew menutup teleponnya dan aku berjalan ke atas. Aku memperhatikan Rachel, Kevin dan Heather yang sangat akrab menonton televisi di ruang keluarga. Lihat, mereka sangat beruntung! Rachel memiliki anak di usianya yang ke-23 tahun dan aku akan memilikinya saat umurku 19 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Couple
Random[18+] Andrew tidak pernah menyangka akan menikahi seorang gadis yang menyebalkan. Begitu juga dengan Jade, dia tidak pernah menyangka akan menikahi seorang pria yang dia benci. Mereka kira, hidup mereka akan sangat membosankan, tapi semuanya berbeda.