"Rasa cinta tidak harus terucap tapi juga bisa tersirat lewat secuil perhatian."
_Habiba Annara
Gus Albi tidak punya pilihan lain selain bersandiwara menikmati honeymoon bersama Nana.
Ia mengajak Nana mengambil pose seolah mereka tengah menikmati jalan-jalan berdua dengan bahagia.
"Kita foto bareng Mas?" Tanya Nana memastikan.
"Kamu sendiri aja," jawab Gus Albi dingin.
"Kalau aku sendiri nanti Umma bakal curiga," ujar Nana.
Gus Albi menghela nafas. Meski malas, ia tetap memutuskan untuk mengambil foto bersama Nana di kamar dan beberapa tempat di hotel.
"Siap-siap," ucap Gus Albi tiba-tiba.
"Siap-siap kemana Mas?" Sahut Nana sambil mengerutkan dahi.
"Kita keluar," jawab Gus Albi pendek.
"Keluar kemana?" Tanya Nana masih meminta penjelasan.
Gus Albi tidak menyahut. Ia menatap Nana dengan tatapan dingin membuat nyali Nana menciut seketika.
"Iya, aku siap-siap," ucap Nana pada akhirnya.
Beberapa saat kemudian, Nana segera keluar bersama Gus Albi menaiki mobil. Meski penasaran, Nana memilih diam saja di mobil karena takut Gus Albi akan marah.
Tak berapa lama, sampailah mereka di sebuah pantai. Hati Nana berbunga-bunga tidak karuan melihat pantai yang indah.
"Kita foto aja sebagai dokumentasi," ucap Gus Albi.
Nana mengangguk kecil dengan wajah sedikit murung. Jujur saja, melihat pemandangan pantai membuatnya ingin menikmati suasana dengan nyaman.
Ia ingin bermain dengan air dan pasir di pantai dan berlarian di pinggir pantai sambil menikmati udara.
Gus Albi menarik tangan Nana cukup keras dan membawanya menuju tepi pantai. Selanjutnya, ia meminta bantuan salah seorang untuk memotret mereka.
"Pengantin baru ya?" Tanya lelaki muda itu.
"Iya," jawab Nana sambil tersenyum kikuk. Sementara Gus Albi hanya diam dengan wajah dinginnya.
"Mas rangkul istrinya biar kelihatan romantis," kata lelaki itu memberikan aba-aba.
Gus Albi terlihat sangat canggung namun ia menuruti ucapan lelaki itu dan merangkul Nana perlahan dengan kikuk. Sementara Nana sendiri terlihat tersenyum sipu mendapat rangkulan dari Gus Albi.
Beberapa saat kemudian, sesi mengambil gambar telah selesai. Gus Albi langsung mengajak Nana pulang.
"Mas, aku pengen main pasir sama air sebentar, boleh?" Kata Nana meminta izin.
"Nggak," sahut Gus Albi tidak mengizinkan.
"Please dong Gus. Gus kan baik," kata Nana dengan muka sok manis.
Gus Albi berdecak sebal. Ia tidak tahu sejak kapan gadis pendiam dan lugu itu berani memohon dengan ekspresi sok manis padanya.
"Cepet!" Kata Gus Albi jutek.
"Siap Gus. Nana janji nggak akan lama," sahut Nana sambil tersenyum senang.
Ia segera berlari kecil ke pinggir pantai. Sementara Gus Albi bersidekap menatapnya dari kejauhan.
Melihat Nana yang tertawa riang karena bisa bermain pasir dan air di tepi pantai membuat Gus Albi menggeleng heran. Dalam batinnya berkata, kenapa ada perempuan sesederhana itu? Bahkan hanya karena hal sepele seperti itu, ia terlihat sangat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lauhul Mahfudz Habiba (HIATUS)
Romance"Segala alur kehidupan yang telah di tetapkan Tuhan telah tercatat tapi di Lauhul Mahfudz. Dan kamu adalah catatan terindah yang akan selalu aku syukuri, meskipun lewat air mata." _Habiba Annara Habiba Annara, gadis lemah lembut yang anggun dan pend...