Persamaan

11 4 0
                                    

Xavier yang melihat jam tangannya masih pukul 18.10 WIB. Dan masih banyak waktu untuk menunggu ke dua orang tua nya memilih untuk mengajak adiknya makan terlebih dahulu disalah satu cafe sebelum sampai di Bandara.

"Kita makan dulu ya. Kamu juga belum ada makan kan dari tadi siang?"Ucap Xavier memberhentikan mobilnya didepan cafe yang di pilihnya.

"Iya kak. Apa kita tidak terlambat menjemput Mama Papa kak?" Ucap Zee.

"Masih banyak waktu." Ucap Xavier yang sudah keluar dari mobil dan tidak lupa mengunakan kaca mata hitamnya, lalu  berjalan keluar memutari mobil untuk membukakan pintu adiknya.

"Ayo." Ucap Xavier yang sudah membukakan pintu mobil adiknya, lalu berjalan memasuki cafe tersebut.

Banyak pasang mata yang melihat ke arah Zee dan juga Xavier. Dengan rasa kagum dan terpesona akan paras kakak beradik ini.

Sesampainya di dalam cafe, Xavier memilih meja yang hanya terdapat dua kursi dan saling duduk berhadapan dengan Zee.

"Silahkan mau pesan apa?"ucap pelayan wanita tersebut.

Zee yang baru saja ingin memesan chicken wings yang ada dibuku menu tersebut namun Xavier sudah memesan kan untuk nya duluan.

"Saya Chicken katsu sambal mata satu minumannya Cafe Latte mbak dan Chicken wings satu minumannya Taro Latte." Ucap Xavier yang sudah hafal apa yang akan adiknya pesan.

"Apa kesukaan gue sama dengan Annessa ya? Syukur deh kalau sama." Batin Zee.

"Thanks kak uda mesankan punya Zee." Ucap Zee tersenyum tipis kearah Xavier, lalu menunggu pesanannya sambil bermain ponselnya.

"Gimana kuliah kamu?" Tanya Xavier memandang adik kesayangannya ini.

"Ah I-iya gitu deh." Ucap Zee bingung harus menjawab apa. Pasalnya Zee belum pernah menempuh pendidikan di perkuliahan, walaupun sebenarnya Zee sangat ingin berkuliah seperti sahabat Zee dan anak lainnya.

"Gitu gimana? Bukannya satu Minggu lagi kamu memasukin ujian semester?" Tanya Xavier.

"Iya ka-" Ucap Zee belum selesai, Xavier memotong kembali ucapan Zee.

"Kalau kamu merasa kesulitan kakak bisa bantu kamu." Ucap Xavier.

Zee sangat bingung harus berbicara dan membahas apa tentang perkuliahannya, karena dia sama sekali tidak tau jurusan apa yang di ambil Annessa ini.

"Emang kakak bisa bantu?" Tanya Zee akhirnya dengan perasaan was was, takut pertanyaan nya yang akan menjebak dirinya.

"Tentu saja. Walaupun profesi kakak adalah seorang dokter, tapi kakak harus tetap membantu perusahaan milik keluarga kita yaitu di bidang pembangunan wilayah dan beberapa rancangan bangunan perumahan dan lainnya." Ucap Xavier menjelaskan.

Zee yang notabene nya cerdas tanpa dijelaskan dua kali, dia sangat mengerti apa yang di jelaskan Xavier barusan.

"Apakah Arsitektur?" Ucap Zee dalam pikirannya.

"Dan Papa sendiri yang nyuruh kamu masuk di prodi Arsitektur." Ucap Xavier kembali.

"Benar pikiran gue." Batin Zee.

"Silahkan ini pesanan nya." Ucap pelayan wanita tersebut, lalu berlalu pergi.

"Thanks." Ucap Zee.

Xavier yang melihat adiknya hanya diam sedari tadi dia menjelaskan tanpa niat bertanya kembali ataupun menjawabnya, Namun Xavier masih ingin menanyakan kembali tentang aktivitas adiknya, tapi Zee yang mengetahui kakaknya ingin berbicara lagi langsung berkata "makan dulu baru berbicara kak." Ucap Zee lalu memakan makanannya.

ZeeNessa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang