Sesampainya di rumah sakit Zee langsung menuju ruangan rawat inap diri nya berada.
"Kak Erfan!" Ucap Zee sedikit berteriak karena melihat Erfan, icaa dan keluarga nya berada didepan ruangannya dan menatap cemas kearah ruangan dirinya dirawat.
"Zee!" Ucap icaa langsung menghampiri Zee sambil menagis dan memeluknya dengan kuat.
"Ini ada apa?" Tanya Zee merasa bingung apa yang terjadi.
"Zee Lo mengalami kritis dan hampir aja Lo kehilangan nyawa Lo, tapi di jam 5 pagi tadi keadaan Lo mulai membaik, namun kita belum bisa untuk masuk melihat lo, karna masih ada dokter yang nangani Lo didalam." Ucap icaa lirih didalam pelukan Zee.
Zee merasa keterkejutan sebentar sebelum kembali ke raut wajahnya yang datar. "Uda, kan sekarang gue gapapa." Ucap Zee sambil mengelus punggung sahabatnya yang masih menangis dalam pelukan nya.
"Hm Iya Zee." Ucap icaa lalu melepas pelukannya dan melihat kedua sahabatnya baru saja sampai di belakang punggung Zee yang tak lain Ezza dan Dhaniel.
"Hah cape banget gue lari dari parkiran sampai sini." Ucap Ezza sedikit membungkuk dan memegang dadanya untuk menarik nafas banyak banyak.
"Gitu doang cape." Ucap Dhaniel memutar bola matanya malas.
"Kalian kemana aja? Gue uda ngehubungi kalian berkali kali." Ucap Erfan yang menghampiri Zee dan ketiga sahabatnya yang berada agak sedikit jauh dari keluarga Zee.
"Maaf kak kami ga ada yang cek handphone dan notifikasi Ter silent." Ucap Dhaniel menatap ke arah icaa dan Erfan bergantian dengan rasa bersalah.
"Hm kebiasaan banget." Ucap icaa kesal.
"Iya maaf caa, kak." Ucap Ezza yang merasa bersalah juga.
Sedangkan Zee lagi melihat situasi dan mencerna perkataan icaa tadi bahwa diri nya hampir saja kehilangan nyawanya.
Lalu Zee berkata apa yang terjadi di dalam mimpi nya tadi malam "Sebenarnya gue hampir kehilangan nyawa gue, karna gue bertemu dengan jiwa milik Annessa di dalam mimpi gue, lebih tepatnya di alam bawa sadar gue." Ucap Zee santai dengan pandangan lurus ke arah pintu ruangan dirinya dirawat.
"Apa?!" Teriak icaa, Ezza dan Dhaniel sedangkan kak Erfan masih menatap Zee menunggu jawaban dari Zee selanjutnya.
"A-ah maaf semuanya kita membuat kebisingan." Ucap icaa memohon maaf kepada orang disekitar mereka dan ke arah keluarga Zee yang sedang bersedih menunggu kabar baik anaknya.
"Ayo kita bicarakan ditempat lain." Ucap Erfan lalu berjalan duluan dan diikuti dengan yang lainnya.
Sesampainya di belakang taman rumah sakit mereka duduk melingkar dibawah rerumputan hijau yang kering.
"Lalu apa yang terjadi dengan Annessa?" Tanya icaa lebih dulu
"Untuk kematiannya gue ga tau dia kenapa, dan dia cuman nyuruh gue buat berhati hati dengan orang disekitar gue yang dimaksudnya orang orang yang mengenal nya sebelum kalian." Ucap Zee kemudian melanjutkan kata kata nya kembali.
"Kaya yang gue bilang, gue bertemu Annessa di alam bawa sadar gue dan dia minta tolong ke gue untuk cari keberadaan kembaran nya." Ucap Zee dengan tatapan kosongnya.
"Kembaran?" Ucap Erfan.
"Hm Annessa punya kembaran yang masih hidup dan gue harus menemukan nya, mungkin setelah itu gue bisa kembali ke tubuh gue yang asli." Ucap Zee.
"Maksud kamu apa Nessa?!" Tanya Xavier yang sedang berdiri tidak jauh dari tempat mereka duduk.
Xavier POV
KAMU SEDANG MEMBACA
ZeeNessa
General FictionKeyzeerheina, perempuan yang memiliki senyuman manis dan tidak membosankan jika seseorang menatap nya terus menerus. Berawal dari sakit anemia Zee yang kambuh dan berakhir pingsan sampai mengalami koma dan berpindah tubuh sementara ke Annessa Zeella...