0.4

5.7K 49 2
                                    

Bunyi ketukan membuka mata Jeanna yang berat. Jeanna melirik pintunya, beberapa ketukan terdengar dari sana.

Jeanna berdecak, dia melirik jam dilayar ponsel yang menunjukkan pukul 1 malam. Siapa yang bertamu dimalam seperti ini?

Dengan langkah malas dan penuh kekesalan Jeanna sampai dipintu kos-nya, membuka kunci lalu pintu dengan perlahan. Jeanna memicingkan mata saat melihat Gio yang berdiri didepannya.

Gadis itu reflek melotot, dia menarik Gio masuk dengan cepat sebelum gadis itu ketahuan karena takut dituduh membawa cowok masuk diluar jam yang sudah ditentukan.

"Lo ngapain disini? lo tau kosan gue dari mana?!" pekik Jeanna tertahan.

Gio menunduk lesu, "Waktu itu kita sempet ngikutin lo."

"Gila lo ya? kok bisa masuk kesini?"

"Satpam lo tidur."

"Terus?"

"Ya gak ada orang dibawah, yaudah gue masuk aja."

"Enggak--tujuan lo kesini ngapain?!"

Gio langsung memeluk Jeanna, gadis itu awalnya memberontak tapi Gio sangat erat memeluknya.

"Gio--lepas!" bisik gadis itu.

"Je...sebentar aja."

"Gak! lepasin!"

"Nyokap gue meninggal Je."

Gerakan dorong mendorong dari Jeanna itu terhenti.

"Gue beneran, walaupun gue udah pisah sama nyokap tapi gue tetep sedih. Gue cuman butuh dipeluk, masa gue peluk Erion atau si Raka? sebentar aja Je."

Gio menenggelamkan wajahnya disela leher Jeanna, gadis itu bisa merasakan nafas tersengal pria itu. Jeanna memaki dalam hati, harusnya dia mendorong Gio sekarang, tapi hatinya tidak tega.

"Lo abis dari mana?" tanya Jeanna.

"Rumah."

"Nyokap lo udah dikubur?"

Gio berdehem.

Jeanna menghela nafas, tangan kanan ia naikkan untuk menepuk punggung Gio.

Tak lama isakan terdengar, badan Gio bergetar, pelukan semakin erat. Jeanna pun tidak berbicara apapun, dia bingung.

Tidak lama isakan terhenti, Gio menjauhkan badannya lalu menutup wajahnya, "Sial gue malu banget!"

Jeanna mencebikkan bibir, "Nangis mah nangis aja."

"Je..gue mau nginep."

"Gak! pulang lo!"

"Lo tega banget."

Jeanna membuang muka, "Lo tidur dilantai!"

Gio menggeleng, dia menarik Jeanna. Pemuda itu membuka jaketnya, lalu menidurkan diri atas kasur Jeanna, sedangkan gadis itu masih berdiri layaknya orang bodoh.

"Turun gak?!"

Gio menggeleng.

Jeanna melirik lantai, sudah pasti tidur disana akan dingin apalagi Jeanna terbiasa tidur dengan AC tapi tubuhnya harus tertutup selimut tebal.

"Lo!" kesal Jeanna tertahan.

Gio menepuk-nepuk sebelahnya, menyuruh Jeanna ikut berbaring disebelah pria itu.

Jeanna menurut, dia merebahkan diri tapi meletakkan guling ditengah. Tapi bejatnya Gio, pemuda itu melempar asal guling, menarik Jeanna kedekapannya lalu menutup badan mereka dengan selimut.

welcome Where stories live. Discover now