Jeanna tengah menyeruput ice cokelat-nya, gadis itu fokus mendengarkan Cio yang sedari tadi berbicara tanpa ampun."Dan lo tau gak? si Rika Rika itu dipecat!" seru Cio menggebu-gebu.
Renata tertawa puas, "Dipecat langsung hari itu juga?"
Cio mengangguk, "Didepan semua orang, siapa suruh godain suami Bu Manager, dia tuh jelek juga bjir. Kalau cantik sih okelah pantes suami Bu Manager khilaf, tapi iniii cuihhhhh!"
"Wah, gue kalau jadi Rika sih udah pindah kota, malu-nya to the bone," sahut Renata.
"Lo gimana Je?"Jeanna melirik Renata yang tiba-tiba memanggil nama-nya, "Apa?"
"Kerjaan lo aman?" tanya Renata.
Jeanna mengangguk saja, "Begitulah,"
"Anak hotel kan sibuk Re, gak ada waktu buat temen-nya," sindir Cio.
Jeanna mencebikkan bibir saja.
"Kita mah sibuk, lo aja yang banyak waktu buat foya-foya," ucap Renata yang diangguki Jeanna.
"Jahat lo pada, gak ada waktu buat gue." imbuh Cio sembari memanyunkan bibir.
Renata terkekeh, "Sadar Cio, lo itu jantan-"
"Jeje?"
Jeanna dan kedua teman-nya reflek menoleh bersamaan, Jeanna berdecak dalam hati saat melihat seorang pemuda yang berdiri disisi kanan-nya sembari tersenyum senang.
Jeanna kemudian melirik Renata yang menggeleng pelan lalu menatap Cio yang cengengesan seolah mengatakan kalau dia yang memberitau Davian kalau Jeanna ada disini.
"Gue boleh gabung kan?" tanya Davin pada Renata dan Cio.
Cio mengangguk antusias, "Silahkan Dav, duduk aja ganteng..."
Renata tersenyum simpul, sesekali melirik wajah Jeanna yang sudah masam menahan kesal tapi berusaha untuk terlihat ramah.
Renata melirik sinis Cio sedangkan yang ditatap mengangkat bahu acuh.
Davian duduk disebelah Jeanna masih dengan senyum-nya, "Lo apa kabar Je? dua bulan lo ngilang dan gak bales chat gue sama sekali,"
"Gue baik," jawab Jeanna seadanya.
"Gue juga baik, lo kerja dihotel ya sekarang?"
"Tau dari mana?" tanya Jeanna heran. "Cio?"
"Enak aja!" kilah Cio.
"Oh gue gak sengaja nebak dari snapgram lo waktu itu," ucap Davin.
Jeanna mengangguk pelan.
"Eh lo udah pesen belum?" tanya Renata basa-basi.
"Udah kok Re," balas Davian, "Lo kenapa gak bales chat gue Je? gue ada salah kah atau gimana?" kekeh Davian.
Jeanna memaki dalam hati, "Enggak, gue jarang megang hp."
"Gak mungkin dong? gue sering liat lo online,"
"Dav, jangankan lo, kita aja jarang dibales chat-nya sama dia," sahut Renata.
"Sorry Re, gue gak nanya lo," Davian tampak sinis pada Renata, lalu beralih pada Jeanna, "Kenapa Je?"
Renata tercengang, dia melirik Cio yang tampak terdiam dan kini sadar dengan situasi yang ada, pemuda gemulai itu menjadi sedikit bersalah dengan Jeanna.
"Sorry Dav, emang chat lo sepenting itu?"
Davian terdiam, Renata dan Cio pun ikut terdiam. Jeanna tampak mengutak-atik ponsel-nya, sedangkan Davian mencoba untuk tetap tersenyum walaupun terlihat jelas dia mengepalkan kedua tangan-nya.
YOU ARE READING
welcome
General Fiction+21 Jeanna Biya Gerofano. Harapan hidup tenang pupus sudah setelah bertemu mereka.