Jeanna asik menonton drama korea diatas kasur. Gadis itu menikmati waktunya, seharian ini mereka sama sekali tidak mencercokinya jadi Jeanna bisa menggunakan waktunya dengan baik."Ganteng banget, gue susul juga nih ke korea." monolognya layak orang bodoh.
Jeanna mengintip jam dilayar, sudah pukul 11 malam. Dia baru ingat belum makan. Terakhir Jeanna makan saat istirahat kerja tadi, sekitar jam 2.
Tapi atensi gadis itu menoleh saat melihat suara dipintu kamar kos-nya. Jeanna menautkan alis bingung, jantungnya berdegub kencang saat mendengar suara kunci yang dibuka dari luar.
Baru saja ingin beranjak bersembunyi, pintu kamar-nya terbuka. Gadis itu tampak takut, dia memicingkan mata saat melihat seorang pria yang kini masuk dengan wajah tenang kedalam kamar kosnya.
"Erion?"
Erion menautkan alis, "Shawty? lo belum tidur?"
"Lo--kenapa kunci kamar gue ada di lo?!"
"Gue duplikat."
"Kapan?"
"Kapan ya?" ulang Erion.
Erion menutup pintu, mendekat kearah Jeanna.
"Lo kenapa belum tidur, shawty?""Lo mau ngapain disini? lo mau kita digrebek?!"
"Tinggal pindah, Jeanna." lalu duduk ditepi kasur.
Jeanna berdecak, "Lo kesini dengan tangan kosong?"
"Tangan kosong?" beo Erion bingung.
"Lo gak bawa makanan?!"
"Buat apa? are you hungry?"
Jeanna berdecih, "Lo gak pernah ngapelin cewek apa?" sinis gadis itu pelan.
"Ngomong apa, shawty?"
"Keluar lo!" usir Jeanna, "Gue mau tidur."
"Lo belum makan?"
"Bukan urusan lo."
Erion terkekeh, dia paham sekarang. "Sorry, gue belum terbiasa dengan itu. Mau makan apa?"
"Gak perlu, udah telat."
Erion tertawa, "Lo menggemaskan Jeanna, mau gue tidurin?!"
"Tolol lo ya."
Erion bersandar pada kepala kasur, membiarkan Jeanna yang kini merebahkan diri sembari menonton yang Erion tidak tau apa yang gadis itu tonton.
Setelah itu Erion melirik Jeanna yang membelakanginya, "Lo kenapa ngehindar sama kita?"
Jeanna tidak menjawab.
"Je?"
Hening.
"Hei..." Erion mengelus kepala Jeanna membuat gadis itu tersentak, dia menoleh pada Erion dengan mata sinis.
"Jangan harap lo bisa mesumin gue lagi ya, Erion!" kesal Jeanna, dia beranjak dari sana lalu duduk dikursi. "Tujuan lo kesini kenapa?"
"Gak boleh?"
"Masih nanya?"
"Emang kenapa gak boleh?"
"Mikir! lo orang kaya udah pasti pinter."
Erion berpikir, "Kalau kita pacaran berarti gue boleh kesini dong?"
"Lo mabok?"
Erion menggeleng.
"Lo pulang kan?" tanya Jeanna.
"Shawty, kenapa dari tadi ngusir gue?"
"Jangan sampai nginep kayak Gio!" kesal Jeanna.
YOU ARE READING
welcome
General Fiction+21 Jeanna Biya Gerofano. Harapan hidup tenang pupus sudah setelah bertemu mereka.