1. Biografi Syekh Yusri Rusydi Jabr al-Hasani

49 0 0
                                    

Beliau adalah Syekh Yusri Rusydi Jabr al-Hasani, salah satu Syech al Azhar Mesir juga Mursyid Thoriqoh Yusriyyah Shiddiqiyyah Syadziliyyah Mesir. Syech Yusri mengambil Thoriqoh Shiddiqiyyah syadziliyyah dari Syekh Al-Muhaddits Abdullah bin Shiddiq Al-Ghumari. Nasab beliau berakhir di Sayyidina Hasan bin Ali, cucu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Beliau berakidah Sunni mazhab Asy'ari dan dalam fikih bermazhab Syafi'I. Lahir di distrik Rawd al-Faraj, Kairo pada tanggal 23 September 1954.

Kemudian masuk ke sekolah negeri hingga akhirnya diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo dan menjadi sarjana pada tahun 1978 dengan peringkat sangat baik. Kemudian mendapatkan gelar Magister dalam bidang Bedah Umum dan Bedah Vaskular dari universitas yang sama pada tahun 1983. Beliau kemudian mendapatkan gelar Doktor dalam bidang Bedah Umum pada tahun 1991 dan menjadi anggota Persatuan Dokter Bedah Internasional pada tahun 1992. Karena kecintaannya terhadap ilmu agama, beliau mengambil pendidikan Sarjana kembali di Universitas al-Azhar fakultas Syariah wa al-Qanun dengan mengambil jurusan Syariah Islamiyah dan lulus dengan peringkat baik sekali pada tahun 1998.

Saat Syekh Yusri berstatus mahasiswa kedokteran, di waktu yang sama beliau juga aktif mengaji dan mengambil ilmu dari majelis ilmu para ulama al-Azhar. Kecintaannya pada ilmu-ilmu agama membuat Yusri muda hendak meninggalkan bangku fakultas kedokteran. Ia merasa merugi belajar ilmu-ilmu kedokteran. Keinginan kuat untuk fokus belajar ilmu agama itu diutarakan pada gurunya, Syekh Al-Ghumari. Di luar dugaan, sang mursyid memberi pandangan berbeda dari keinginan sang murid. Sang mursyid berkata, “Di mana saja Allah menempatkanmu, di situlah engkau dapat beribadah kepada Allah. Buatlah hal itu dengan baik. Itulah pilihan Allah buatmu”. Setelah mendengar jawaban indah itu, Syekh Yusri lantas kembali ke rumahnya dan membuka kembali buku-buku kedokteran. Ia tekuni disiplin ilmu kedokteran hingga level strata tiga, sebagai konsultan bedah umum. Ia pun mendapatkan gelar profesor bidang kedokteran dan menjadi anggota asosiasi dokter bedah internasional.

Ada satu resep yang dipeganginya hingga mengantarkan pada derajat ini. Ia membaca buku-buku kedokteran karena Allah SWT, hal yang sama saat ia mempelajari dengan saksama ilmu agama. Sebagaimana perkataan Imam Syafii yang dinukil oleh Imam al-Zarnuji dalam kitab Ta’lim Muta’allim, bahwa ilmu ada dua, ilmu fiqih untuk agama dan ilmu kedokteran untuk tubuh. Selain kedunya hanya tambahan di majelis.

Diantara guru-guru Beliau adalah:

Syekh Abdul Hakim bin Abdussalam Khatir (saat ini menjadi tim pentashih Al-Quran di Madinah Munawwarah) ketika menghafal al-Quran dengan riwayat Hafs

Syekh Muhammad Adam dan Syekh Muhammad Badawi Al-Sayyid untuk merampungkan hafalan dengan sanad yang menyambung hingga ke Rasulullah.

Syekh al-Hafiz al-Tijani pada tahun 1976 hingga 1978, mempelajari kitab al-Muwattha karya Imam Malik

Syekh Muhammad Najib al-Muthi'I pada tahun 1978 hingga 1981, penulis yang melengkapi kitab al-Majmu' Syarh al-Muhazzab, Syekh Yusri Rusydi mempelajari kitab Shahih Bukhari, Hasyiyah Qalyubi wa al-Umairah, Ihya Ulumuddin, dan mendapatkan ijazah darinya dalam bidang fikih dan hadis.

Syekh Abdullah bin Siddiq al-Ghumari al-Hasani pada tahun 1980 di masjid Rusydi di kota Dokki, mempelajari kitab Syamail Muhammadiyah milik Imam Tirmizi dan beliau mendapatkan sanad dalam kitab hadis ini yang menyambung kepada Imam Tirmizi.

Syeikh Ali Jum'ah pada tahun 1993, mempelajari kitab Muwattha dan kitab al-Luma' yang dibacakan majlis Syekh Abdullah al-Ghumari hingga wafat. Beliau juga menghadiri majlis Syeikh Ali Jum'ah di masjid al-Azhar. Mengkaji kitab Waraqat dan Jam'ul Jawami', dan juga mengikuti pengajian Shahih Bukhari, Sahih Muslim dengan sanad yang bersambung kepada mereka. Beliau juga sempat mengikuti sebagian pengajian kitab Sunan Abi Dawud, Muqaddimah Ibnu Shalah, Mughni al-Muhtaj, al-Asybah wa al-Nazair, Kharidah Bahiyah, Fathul Qarib dan beberapa kitab lain.

Serta guru-guru lain seperti Syekh Ahmad al-Mursi, Syekh Ismail Shadiq al-Adawi, Syekh Kamal al-Annani, Dr. Nasr Farid Washil mantan Mufti Negara Mesir, Syekh Zaki Ibrahim al-Hasani, Syekh Muhammad bin Alawi al-Maliki, Syekh Muhammad bin Abdul Baits al-Kattani, Syekh Muhammad Hasan Utsman, Syekh Habib Ali al-Jufri al-Husaini, Dr. Muhamamad Rabi' al-Jauhari, dan para guru lain selama belajar di al-Azhar.

🍇🍇🍇

🎉 Kamu telah selesai membaca Kalam Ulama Rabbani; Mengungkap Sisi Dakwah & Kepribadiannya ✓ 🎉
Kalam Ulama Rabbani; Mengungkap Sisi Dakwah & Kepribadiannya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang