1. Mendakwahi Pemimpin Ala Habib Umar dan Syaikh Bhuti

89 6 1
                                    

🌼🌼🌼

Mendakwahi pemimpin ala Habib Umar dan Syaikh Bhuti

🌼🌼🌼

"Kala itu Presiden Yaman mengadakan kunjungan ke Darul Musthofa Tarim "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kala itu Presiden Yaman mengadakan kunjungan ke Darul Musthofa Tarim ". Guru saya, Syaikh Umar Husain bercerita. "Sebagai tuan rumah, Habib Umar menyambutnya dengan sambutan istimewa, beliau bahkan menggandeng tangan Presiden dan mengajaknya untuk berkeliling melihat suasana di Darul Musthofa. Melihat pemandangan itu, ada salah satu santri asal Amerika yang merasa sangat janggal dan bertanya-tanya:

"Bagaimana bisa Habib Umar yang terkenal dengan kewaliannya bisa menghormati Presiden sedemikian rupa? Bagaimana bisa beliau dekat dan bergandengan tangan dengan sosok yang terkenal dengan kedhzaliman dan kediktatorannya itu?"

Ia akhirnya mendatangi Habib Ali Al-Jufri untuk menanyakan hal itu. Tapi Habib Ali malah menjawab:

"Mengapa kau malah bertanya padaku? Tanyakan saja langsung kepada Habib Umar. "

Karena pertanyaan itu makin bergejolak di hatinya, ia akhirnya mendatangi Habib Umar untuk bertanya.

"Habib.. Bagaimana bisa Habib memuliakan Presiden seperti itu? Bukankah seharusnya seorang Ulama selalu menjauhi dan memusuhi penguasa?"

Habib Umar menjawab dengan dua patah kata, dua patah kata yang meruntuhkan perasaan suudzon santri tersebut selama ini:

" الرئيس مدعو "

"Presiden juga merupakan Objek dakwah kita"

(Dari jawaban Habib Umar kita bisa memahami, bahwa para ulama dan dai' tidak akan pernah tebang pilih dan pandang bulu dalam berdakwah dan menyebarkan kebaikan. Semuanya adalah sasaran dakwah dan kebaikan mereka, entah itu rakyat biasa atau pemimpin sekalipun. Jika bukan mereka yang mendakwahi Presiden dan menunjukkan kepadanya nilai-nilai keindahan Islam, maka siapa lagi? Jika para ulama menjauhi dan tidak merangkul para pemimpin dan penguasa, justru mereka akan semakin jauh dan tidak menyukai hal-hal yang berbau agama).
_____________________________________

Pada akhir tahun 70-an, Syaikh Bhuti mendapat undangan untuk mengisi ceramah dalam acara peringatan tahun baru Hijriah di hadapan Presiden Suriah kala itu Hafiz Al-Asad. Syaikh Bhuti tak serta merta menerimannya, beliau meminta izin dulu kepada Sang Ayah yang juga merupakan seorang wali besar, Syaikh Mulla Ramadhan Al-Buthi. Dan diluar perasangka beliau, ternyata Sang Ayah merestui dan memberikan izin. Beliau akhirnya memenuhi undangan khusus Presiden tersebut, dan pidato Syaikh Buthi kala itu sukses membuat Presiden terkesan.

Momen itulah yang akhirnya membuat Syaikh Buthi memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Hafiz Alasad. Presiden Hafiz begitu kagum dengan pemikiran-pemikiran Syaikh Buthi yang menurutnya sangat maju dan luas, sangat berbeda dengan pemikiran ulama-ulama lain yang hanya bisa mengkritik dan mencaci-maki pemerintahannya di atas podium dan mimbar-mimbar.

Kalam Ulama Rabbani; Mengungkap Sisi Dakwah & Kepribadiannya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang