1. Main

4.8K 48 3
                                    

"Indra Ibu berangkat dulu ya, selama ibu di luar negeri jadi TKW kamu jangan nakal nakal, jaga rumah kita ya Ndra, Ibu percaya kok kamu bisa ngerjain pekerjaan rumah"
"Iya bu, Indra janji, ibu juga hati hati ya di sana"

Udah 3 Bulan sejak ibu berangkat jadi TKW lagi, pekerjaan yang dulunya sudah ibu tinggalkan ketika aku lahir namun kini dia harus kembali lagi karena bapakku pergi ninggalin kami karena tergoda oleh janda kaya.

Sekarang aku tinggal sendiri di rumah, untuk tetap melanjutkan sekolahku yang tahun ini sudah memasuki kelas 11 di SMA Swasta. Karena hal ini juga ibu terpaksa kembali jadi TKW, sebab sekolah di Swasta banyak sekali biaya yang perlu dikeluarkan.

Sebenarnya ketika bapak masih tinggal sama kami, hidup kami sejahtera, karena bapak sendiri kerja di salah satu tambang di luar pulau. Namun karena godaan janda selama bapak kerja di sana, akhirnya dia meninggalkan kami. Tapi yasudah lah, hidup ibu juga jadi bebas dari kerasnya bapak padanya.

Sekolahku juga sudah 2,5 bulan berjalan, dan aku baru saja selesai ujian tengah semester. Untuk merayakan hal ini, aku bersama dengan 3 teman baikku akan main di rumahku. Kami sering main di rumahku, karena pertama dirumahku lebih bebas dan kedua mereka bilang biar aku tidak kesepian di rumah.

"Indra... gua udah nyampe nih sama yang lain" Panggil Rian sambil mengetok pintu.
"Sebentar..." jawabku.

Akhirnya Rian, Dwi dan Intan sampai, tadinya kami mau pulang bareng dari sekolah namun mereka mau mampir dulu di minimarket dan rumah Dwi yang kebetulan dekat dan searah jalannya ke rumahku.

"Nih aku beliin kamu Mie Instan Ramen yang kamu omongin dari kemaren" ucap intan sambil memberikan mie intan.
"wah makasih banget ya intan, sayangku hehehe"

Aku dan intan memang sudah berpacaran sejak semester kedua kemarin, dan karena hubungan kami ini aku juga jadi kenal dan dekat dengan Dwi yang mana teman baik intan. Sedangkan Rian adalah teman sebangku di kelasku, jadi dia ikut aja karena kebetulan aku adalah teman pertama dia di sekolah.

"Eh gua juga mau masak mie dong Ndra" saut Dwi.
"yaudah nih, tapi lu yang masak ya" jawabku sambil memberikan plastik isi mie.
"ihh yaudah deh, kalian mau juga?" tanya Dwi pada intan dan Rian.
"boleh, tapi gua mie yang biasa aja ya Dwi" jawab intan.
"kalau aku samain aja sama kamu ya Dwi" jawab Rian sambil senyum senyum.
"ih apasih muka lu gitu amat" saut Dwi yang jijik melihat muka Rian yang sok imut :v
"kok gitu sih kamu Dwi, yaudah sini aku bantuin kamu masak deh" timpal Rian.
"ngga nggak usah Rian"
"gapapa Dwi, ayo kita masak, aku udah lapar banget nih pengen makan masakan kamu" ucap Rian sambil mengikuti Dwi ke dapur.

Akhirnya mereka masak berdua di dapur, aku perhatikan sepertinya Rian suka juga sama Dwi, namun Dwi seakan jual mahal pada Rian padahal dirinya juga menyimpan perasaan pada Rian diam diam.

Ketika mereka masak mie di dapur, aku dan intan mengobrol di ruang tengah sambil menonton tv. Selama pacaran kami belum pernah berciuman sama sekali, karena aku ingin menjaga intan sepenuhnya, jadi kami hanya sebatas pegangan tangan saja.

Beberapa menit kemudian Rian dan Dwi akhirnya selesai masak mie, dan membawa empat mangkuk yang ditaro diatas meja, dengan satu mangkuk yang terlihat lebih sedikit mie nya.

"ini mie siapa yang sedikit banget?" tanya intan
"itu gara gara Dwi, masa mie gua diambil sama dia tuh, jadi tinggal dikit kan mie gua" jawab Rian
"yah Ian, baru mie yang diambil, gimana nanti kalau Dwi ambil hati lu hahaha" sautku
"Nah kalau itu gapapa, rela gua" jawab Rian
"Apaan sih Ndra, aneh banget kalian berdua" timpal Dwi dengan wajah yang sedikit cemberut sambil mengaduk mie punyanya yang ditambah mie Rian.

Setelah itu kami menikmati mie sambil membicarakan perihal ujian kami dan hal hal menarik selama ujian.

"eh bosen nih abis makan, yang ada ngantuk kalau cuma ngobrol aja, mending kita main aja yuk" usul Rian
"main apa?" tanya Dwi
"gua adanya Uno nih, mau?" jawabku
"bosen tapi ah kalau cuman main uno biasa" saut Dwi
"aku ada ide, kita bagi dua tim aja, tim cowo dan tim cewe, jadi setiap orang yang kalah harus ganti baju sama lawan jenis nya, dan di tim mana yang bajunya udah gaada maka tim itu yg kalah" usul intan

"jadi misalnya gini, tim cewe itu aku dan Dwi, tim cowo Indra sama Rian, kalau Indra kalah berarti dia harus pake baju cewek dan harus berperilaku ala cewe, begitu pula kalau seandainya aku kalah berarti kebalikannya, dan seandainya indra dan rian kalah berarti kalian harus jadi cewe dan tim cewe menang" lanjut intan
"menarik juga Tan, terus gimana caranya kalau kita udah kalah sebelum mau balik pake pakaian tim kita sebelumnya?" saut Dwi
"Kalau yang sebelumnya kalah dan mau balik lagi, dia harus menang atau bisa juga misalnya tim lawan kalah dua kali berturut-turut dia bisa balik lagi, jadi misalnya indra di game pertama kalah terus di game kedua dan ketiga Dwi kalah, indra bisa balik lagi pake pakaian tim cowo" jawab intan

Rian yang mendengar penjelasan Intan nampak bengong, mungkin karena efek kekenyangan jadi gini.

"ngerti ga Ian?" tanyaku
"hah?" jawabnya
"lah lu mah wkwkwk"

"Ohiya baju buat yg kalah pake yang siapa?" tanya Dwi
"Ndra baju ibu kamu boleh dipinjem ga? cukup daster sama kerudung aja, sama baju bola kamu juga" tanya intan
"bentar ya aku ambilin dulu" jawabku
"aku bantuin aja ya" jawab intan sambil ikuti aku ke kamar ibu

"daster ibu ada di lemari yg tengah, kalau kerudungnya dibawahnya ya, kamu pilih aja aku mau ambil baju bolaku" ucapku
"oke"

Setelah semua perlengkapan siap, kami memulai permaianan uno nya. Di game pertama kami sangat berhati-hati supaya ga kalah, namun di game pertama ini Dwi yang kalah, akhirnya dia harus ganti baju dengan baju bola. Dwi memakai celana pendek dan baju bola, dan kerudungnya ia lepas. Dwi dan intan memang sering tidak memakai kerudung bila diluar sekolah, jadi Aku dan Rian sudah terbiasa melihat mereka tanpa kerudung.

Kami lanjut di game kedua, kali ini Dwi berhasil menang dan Aku yang kalah, jadi Dwi kembali pake seragam sekolah dan kerudungnya, serta aku ganti baju dengan daster serta kerudung.
Ini pertama kalinya aku pake pakaian cewe, untuk daster aku merasa plong di dalam, terasa angin yang masuk ke sela sela kaki. Lanjut pake kerudung, intan sengaja memilih kerudung pashmina biar bisa gampang dipake. Saat ku pakai sangat tidak rapih, rambutku berantakan dan keluar-keluar dari kerudung hingga intan membantu merapihkannya.

"ih kamu mah jadi cewe ga rapih gini" ucap intan
"ya maap, ini kan pertama kalinya buatku hehe"
"yaudah, nanti kamu harus perhatiin sendiri ya, inget jadi cewe harus rapih, oke udah beres"

Dwi dan Rian sempat tertawa melihatku pakai kerudung, dan aku sendiri juga tertawa ketika melihat ke cermin, aneh soalnya, namun jika diperhatikan baik baik aku tampak cocok juga pake kerudung, apalagi aku merasa seperti terlindungi gitu kepalaku,...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dwi dan Rian sempat tertawa melihatku pakai kerudung, dan aku sendiri juga tertawa ketika melihat ke cermin, aneh soalnya, namun jika diperhatikan baik baik aku tampak cocok juga pake kerudung, apalagi aku merasa seperti terlindungi gitu kepalaku, dan bahan kerudungnya juga halus.

Kami pun melanjutkan permainannya, dan aku tampak kurang fokus di game ketiga ini karena merasakan sensasi berbeda dari daster dan kerudung ini. Untungnya di game ketiga kali ini Dwi kembali kalah, dan Rian yang memenangkan.

Bersambung
Jangan Lupa Vote dan Kasih komentarnya ya😘
.
Buat kalian yang mau support dan apresiasi cerita-cerita yg udah aku buat bisa langsung ke saweriaku aja ya, mulai dari 2rb aja kok. Yuk berikan saweran kalian 😁

https://saweria.co/KyriaAug26

co/KyriaAug26

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cowok BerkerudungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang