Tetangga - Ryomen Sukuna

3.9K 98 0
                                    

(Name) (Lastname) memilih untuk tinggal jauh dari keluarganya. Ia memutuskan untuk tinggal di salah satu apartement sambil bekerja. Sejujurnya ia cukup senang tinggal di sana. Hanya saja, belakangan ini ia memiliki tetangga baru yang menurutnya cukup menyebalkan. Bagaimana tidak? Setiap malam ia harus mendengarkan tetangganya itu menyetel film porno dengan suara keras. Itu mengganggu pendengarannya. Beruntungnya ketika libur tetangganya itu jarang berada di kamarnya. (Name) cukup bebas untuk tidur siang.

Sebenarnya tak terlalu ia permasalahkan juga kalau setiap malam telinganya di sumpal earphone. Masalah kali ini adalah, malam itu ia harus mengerjakan tugas dari atasannya. Karena terlalu banyak ia memutuskan untuk mengerjakan sebagian di rumahnya, dan... IA LUPA SOAL TETANGGANYA!! Jadilah, sekarang kepalanya berkedut-kedut kesal. Dengan kesal ia bangkit dari kursinya. Ia memutuskan untuk sedikit menjernihkan kepalanya dengan keluar dari kamar sebentar untuk ke konbini membeli beberapa kaleng minuman untuk stok malam ini.

Begitu keluar kamar, ia dibuat kaget dengan kehadiran tetangganya tengah merokok di luar juga. "Eh?" (Name) sempat terbengong melihat penampilan tetangganya yang hanya menggunakan celana tanpa atasan. "Oh, kau yang tinggal di sebelahku rupanya. Hampir kukira tidak ada orang karena selalu sunyi." ucap tetangganya itu. (Name) tak jadi memuji body aduhay tetangganya, ia kembali kesal dengan ucapan tadi. "Permisi." ucapnya ketus sambil melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda tadi. "Mau kemana malam-malam begini?" tanya Sukuna bingung. 'Yang pasti ga jual diri!' tadinya (Name) mau bilang begitu tapi mengingat itu tetangga baru jadi ia masih punya sedikit sopan santun. "Konbini, om." jawabnya sambil tersenyum tipis. "Oh... Hati-hati. Di sini banyak laki-laki hidung belang." jawab Sukuna santai. (Name) hanya mengangguk singkat sebelum melanjutkan langkahnya yang tertunda.

Begitu sampai di bawah ia langsung spot jantung. "Anjir. Mukanya kece. Pantesan aja banyak cewek kurang belaian ke sini cuma buat dia doang. Tapi, sikapnya aishhh.... Pen gua pinting lehernya."! Dumel (Name) sambil berjalan ke arah konbini. Ia membeli beberapa minuman kalengan seperti kopi dan soda untuk menemani lembur mendadaknya. Juga beberapa makanan ringan. Usai membayar ia pun kembali ke apartement. Lagi-lagi ia berpapasan dengan tetangganya. "Eh, bertemu lagi. Mau kembali ke kamar??" tanya Sukuna sok kenal sok dekat. "Hehehe.. Iya om." jawab (Name) sopan walau dalam hati ia sudah misuh-misuh kesal. "Ya sudah ayo. Saya juga mau kembali." ajak Sukuna yang rasanya ingin (Name) tolak tapi ia juga mau cepat-cepat melanjutkan pekerjaannya. Akhirnya ia pun mengangguk. Mereka berdua menaiki lift yang sama. Sialnya, di tengah jalan, lift tiba-tiba mati.

Drakk!!

Blep!!

"Akh! Aw!!" ucap (Name) spontan karena kaget. Sontak dia langsung jatuh terduduk karena perhentian mendadak itu. Lalu muncul suara dari speaker yang memberitahukan bahwa terjadi konsleting pada aliran listrik. Mendengarnya membuat (Name) seketika misuh-misuh kesal. "Kamu tak apa?" tanya suara lelaki di sebelahnya. Ia lupa kalau ia sedang berada dalam 1 lift dengan tetangganya itu. "Ah... Ha'i. Aku baik-baik saja." ucap (Name) sambil kembali bangkit dari posisinya. Tapi karena keadaan di dalam lift gelap membuatnya kesulitan untuk melihat. Ia pun mencoba merangkak dengan hati-hati karena hp nya tak sengaja terlempar tadi.

(Name) langsung sumringah begitu menemukan ponselnya. Ia langsung menyalakan senter ponselnya. Ia langsung membatu terdiam begitu melihat tonjolan penis Sukuna yang tengah tertidur di depan wajahnya persis. Nafasnya langsung tercekat di tenggorokan. "Ma-ma-maaf!!" ucapnya cepat-cepat menjaga jarak. Ia melotot kaget melihat benda itu justru malah mengeras. Ia langsung mencoba mencari cara untuk kabur begitu Sukuna mendekat. Tapi, karena lift itu ruang pergerakannya cukup kecil, membuatnya mudah di tangkap oleh Sukuna.

Grep!

"Akhh!" (Name) langsung berteriak kaget karena Sukuna menariknya. "Hei, nona. Kalau kamu sadar, tadi kamu sempat menyenggolnya lho." bisik suara baritone di belakangnya. (Name) langsung menegang begitu merasakan tangan seseorang tengah menggerayangi tubuhnya. Ia langsung berdoa dalam hati semoga lift nya cepat menyala.

Jujutsu Kaisen x Reader Oneshot (21++) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang