(Name) Dan Choso sudah berpacaran kurang lebih selama 2 Tahun. Sebenernya bisa saja mereka berdua melanjutkan ke tahap selanjutnya terlebih kedua pihak keluarga juga sudah memberi restu. Tapi Choso menghormati keputusan (Name) untuk menyelesaikan pendidikan kuliahnya terlebih dahulu. (Name) juga tahu seberapa protective nya Choso dengannya Maka nya (Name) juga jarang berinteraksi dengan lawan jenis. Tapi belakangan ini sifat protective Choso makin menjadi-jadi. Membuat (Name) pusing sendiri dengan kelakuannya. Seperti saat ini, (Name) sedang pusing untuk meminta izin Dari pacarnya ini agar ia bisa pergi ke tempat temannya untuk urusan kuliah.
"Choso-kun.... Onegai. Aku tidak akan lama. Lagi pula aku pergi ke sana untuk kerja kelompok. Ayolah....." Ucap (Name) dengan nada memohon. "Disana ada laki-laki kan?" Tuding Choso dengan pandangan tajam. "Ya ada.... Tapi kan mereka uda punya pacar jugaaaaa" ucap (Name) mulai frustasi. "Tidak." Geleng Choso muthlak. "Ayolah biarkan aku pergi. Ini demi nilaiku. Kalau aku ga bisa ngerjain ini bagaimana dengan skripsiku nanti? Kalau aku ga lulus-lulus gimana? Ga wisuda gimana? Choso mau kita ga nikah-nikah? Kalo mau ga papa." Ucap (Name) panjang lebar. Seketika Choso diam. ".... Maksimal jam 4 sore udah di rumah." Ucap Choso akhirnya walau dengan wajah cemberut. (Name) pun tersenyum kecil. Dalam hati ia lega karena berhasil membujuk pacarnya itu. "Okee~. Kalau begitu... Ittekimasu~." Ucap (Name) kemudian menyolong kecupan kecil di pipi Choso walau dia harus jinjit sih terus kabur keluar rumah tak lupa membawa tas selempang kecil miliknya yang berisi hp Dan dompet.
------
(Name) tiba di rumah milik (F/n). "Yo... Maaf telat." Ucap (Name) dengan tampang watados. "Sans. Palingan gegara cowo lu itu kan?" Tanya (F/n) sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Ia sudah terlalu biasa dengan alasan (Name) lagian dia cukup heran kenapa (Name) bisa betah pacaran dengan Choso yang super protective itu. Yah walau pacar dia yang sekarang juga protective sih. "Jadi... Siapa aja yang dateng?" Tanya (Name). "Siapa lagi? Yah kawanan kita itu lah. Dan.... Ya... Lu taulah siapa." Jawab (F/n) dengan wajah malas. "Oohh... Gojo sensei ya?" Tanya (Name) yang sepertinya paham dengan manusia yang di maksud sahabatnya itu. "Siapa lagi. Dia mana mau ketinggalan." Jawab (F/n) malas.
(Name) hanya terkekeh mendengarnya. "Setidaknya kita dapat bantuan dadakan soal materi bukan?" Ucapnya sambil mengerling jenaka. "Percayalah. Untuk pertama kalinya gua bilang sama elu jangan nanya soal materi ke dia. Ga bakalan paham. Penjelasannya cuma setengah-setengah doang. Cuma otak jenius yang paham sama apa yang dia jelasin. Yah.... Gua juga ga yakin orang jenius paham sama apa yang dia jelasin juga sih." Geleng (F/n) mencoba membuat (Name) percaya dengan ucapannya. (Name) hanya terkekeh mendengar keluhan sahabatnya itu. "Oh ayolah, bukankah kamu fansnya?" Goda (name) tanpa dosa. ".... Kutarik kembali kata-kataku soal itu. Ayo masuk." Ucap (F/n) dengan raut wajah datar. (Name) hanya terkekeh-kekeh sambil mengekori (F/n)
-----
Berakhir dengan kerja kelompok itu selesai pukul ½5 sore. (Name) langsung merapal dalam hati semoga Choso tidak mengamuk karena ia telat pulang ke rumah. ".... Apa mau Gojo yang nganterin pulang? Lagian Choso juga Tau kan kalo si albino gila ini cowok gua?" Tawar (F/n) yang paham akan ketakutan (Name). "Apa tak masalah?" Tanya (Name) khawatir. "Harusnya tidak. Selama otaknya ga konslet." Jawab (F/n) enteng. (Name) pun menghela nafas lelah.
"Mohon bantuannya.... Gojo-sensei." Ucap (Name) akhirnya. "Serahkan padaku! (F/n)-chan mau ikut?" Balas Gojo dengan nada riang. "Tidak. Aku mau membereskan kekacauan yang kau buat." Tolak (F/n) dengan nada ketus. Yang berakhir Gojo langsung pundung. (Name) hanya tersenyum maklum. Akhirnya Gojo pun mengantar (Name) ke rumahnya. Begitu tiba di rumah (Name) langsung merasakan hawa-hawa tidak mengenakan menguar Dari rumahnya. Setelah berterima kasih dengan Gojo, (Name) pun berjalan masuk ke rumah.
Cklek!
"Tadaima..." Ucap (Name) dengan nada pelan. "Hm. Okaeri." Jawab Choso dengan nada dingin Nan datar. (Name) langsung mematung di pintu begitu ia melihat Choso sudah menunggunya di sofa. "ehmm.. ano.... Aku bisa jelaskan kok..." (Name) memainkan hari jemarinya sambil menunjuk, merasa bersalah. "Jadi? Jelaskan sekarang." Ucap Choso dengan nada dingin. "Ehk... Itu.... Aku dan (F/n) berbincang sedikit lama jadi.... Tugas kami agak telat selesainya. Etto.... Mengenai pulang tadi-" belum selesai (Name) menjelaskan Choso sudah kembali memotongnya. "Laki-laki kan?" Tanya Choso datar. "Eh... Iya." Angguk (Name) jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen x Reader Oneshot (21++)
RandomIsinya oneshot kamu dengan husbu kamu di Jujutsu Kaisen Bocil di bawah 20 atau 18 tahun jauh" dosa di tanggung masing" kalo telanjur terjun yah😌 Author tidak bertanggung jawab kalo otak kalian tercemar wkwkwk Btw ini pertama kalinya aku bikin matur...