(Name), Salah satu mahasiswi di Universitas Jujutsu yang dipilih jadi Asisten Dosen. Kalau dibilang pinter ya ga pinter amat. Kalau dibilang rajin yah banyak malasnya. Jadi dia sedikit bingung kenapa dosennya ini malah milih dia yang notabene adalah mahasiswi biasa-biasa saja buat jadi asdos. Mana dosennya Cogan Dan banyak fans lagi kan ya (Name) ekstra stress. Yah ... Dia terhitung Salah satu mahasiswi yang ngefans sama ni dosen juga sih. Tapi ga berani terang-terangan. Jadi asdos TU super sibuk buat (Name) apalagi dia baru tahu juga kalo dosennya ini malasnya juga 11/12 sama dia. Jadilah berasa kek kerjaan dia ni 2x lipat.
"Gojo-sensei.... Setidaknya tolong bawa map milik anda sendiri." Ucap (Name) yang tangannya sudah penuh dengan berkas-berkas. "Heee.... Padahal bawaanku juga banyak lho. (Name)-chan. (Name)-chan tidak kasihan denganku?" Balas Gojo sambil cemberut. ".... Siapa suruh sensei jajan sebanyak itu. Dan lagi... Aku hanya Asisten yang membantu sensei dalam Hal penyampaian materi. Bukan Asisten pribadi yang mengurus semuanya termasuk jadi... Babu dadakan." Ucap (Name) dengan suara berbisik di akhir. "Termasuk apa? Suaramu terlalu kecil (Name)-chan." Tanya Gojo memastikan. "Iie. Nandemonai desu." Jawab (Name) cepat. "Maa... Pokoknya tolong bawa kan itu sampai ke ruanganku oke. Arigato~" ucap Gojo tanpa hati.
Ingin sekali (Name) menghajar dosen albinonya ini. 'Aku bingung kenapa aku bisa ngefans dengan tiang albino berjalan ini.' batin (Name) tak habis pikir. Begitu masuk ke dalam ruang kerja Gojo, (Name) langsung menaruh map yang harus di periksa oleh Gojo di atas meja. "Kalau begitu saya permisi dulu pak." Pamit (Name) undur diri. "Ah... (Name)-chan." Panggil Gojo tepat di saat (Name) ingin membuka knop pintu. "Ha'i? Apa ada yang perlu saya bantu lagi?" Tanya (Name) menarik kembali tangannya. "Iie iie. Hanya memberitahu. Saat jam istirahat tolong segera kemari. Bawakan juga yang 'biasa'." Ucap Gojo dengan senyuman. "Oh... Baik." Angguk (Name) kemudian keluar Dari dalam ruangan. (Name) pun berjalan di koridor dengan langkah tenang walau batinnya sedikit tidak baik. 'kenapa firasatku tidak bagus ya?' batinnya bertanya-tanya.
Sesuai dengan ucapan Gojo, (Name) langsung kembali menuju ke ruang kerja pemuda albino itu dengan sebuah kotak Paket yang entah kenapa selalu datang 2 hari sekali Dan ga Tau apa isinya. 'sebenarnya albino ini seberapa kaya sih?! Perasaan pakett terus dah. Mana Paket yang Kali ini lebih berat lagi.' batin (Name) kesal. Ia pun mengetuk pintu ruang kerja Gojo dengan sedikit kesulitan. Setelah mendengar gumaman 'masuk' barulah (Name) membuka pintu. "Sensei. Ini mau ditaruh dimana?" Tanya (Name) yang masih memegang kotak dengan kedua tangan.
"Ah... Taruh saja di meja. Arigato naa" jawab Gojo yang sepertinya tengah sibuk memeriksa sesuatu. (Name) pun menaruh Paket tersebut sesuai instruksi. "Kalau begitu, saya permisi dulu." Pamitnya kemudian. "(Name)-chan." Panggil Gojo sebelum (Name) sempat angkat kaki. "Ha'i?" Sahut (Name) sambil mengernyit bingung. Jarang sekali guru albino itu memanggil namanya dengan nada serius. "Bisa tolong tunggu sebentar di sofa?" Tanya Gojo yang mau tak mau (Name) turutin. Ia pun duduk di sofa yang super empuk itu dengan tenang sambil menunggu sang dosen selesai dengan urusannya. (Name) tipe orang yang bisa di suruh menunggu berapa lama pun itu. Jadi bisa dibilang ia cukup terbiasa di suruh nungguin Si dosen albino ini. Lagi pula palingan Si Gojo dah beres 15 menit lagi. (Name) hanya menatap Gojo dengan raut wajah datar di saat pria itu meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku. Tanda dia sudah selesai dengan urusannya.
"Sensei." Panggil (Name) akhirnya. "Oh..(Name) aku lupa hehehe." Sahut Gojo dengan cengiran khasnya yang sudah terlalu 'biasa' untuk (Name). "Jadi..... Apa ada yang perlu saya bantu?" Tanya (Name) pengen cepet-cepet keluar Dari ruangan. Sejenak Gojo terlihat sedang berfikir tapi kemudian ia mengangguk-angguk antusias. "Kemarilah (Name)" ucapnya sembari memberi kode tangan. (Name) menghela nafas lelah kemudian bangkit berjalan ke arah dosennya itu. Ia pun berdiri di samping Gojo. "Apa yang perlu saya bantu, Sensei?" Tanya (Name) setelahnya. "Hm... Nee (Name)-chan. Duduklah di sini." Ucap Gojo dengan nada santai sambil menepuk-nepuk pahanya. Sejenak (Name) terbengong. "Ehem.... Anoo.... Sensei. Sepertinya... Saya tidak sopan jika melakukan itu." Jawab (Name) sesopan mungkin tak lupa sambil tersenyum canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen x Reader Oneshot (21++)
DiversosIsinya oneshot kamu dengan husbu kamu di Jujutsu Kaisen Bocil di bawah 20 atau 18 tahun jauh" dosa di tanggung masing" kalo telanjur terjun yah😌 Author tidak bertanggung jawab kalo otak kalian tercemar wkwkwk Btw ini pertama kalinya aku bikin matur...