Petunjuk Lain

288 44 14
                                    


Pagi itu, Lanhua mengunyah makanannya dengan penuh semangat. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. "Ayah, kata Paman Fang dan Ayah Di, dulu masakanmu sangat tidak enak. Kenapa sekarang bisa enak sekali?"

Di Feisheng terbahak, kemudian Li Lianhu menyuapinya dengan paha ayam agar diam. "Orang yang terkena racun bicha lama kelamaan akan mulai kehilangan lima indera perasanya. Lidah ayah saat itu sepertinya sudah mati rasa, jadi tidak bisa merasakan dengan benar. Makanya tiap kali ada kesempatan Paman Fang akan memasak di Menara Teratai dan Ayah Di mu ini akan datang untuk menumpang makan, kalau tidak berkelahi dengannya."

"Ayah, bagaimana dengan kakak yang di peti mati itu?" tanya Lanhua kemudian.

"Seharusnya hari ini kakak perempuannya datang, karena teknik pernapasan terbalik ini hanya bisa bertahan tiga hari saja," jawab Li Lianhua mengusap tepi bibir Lanhua yang belepotan.

"Nona Lanhua, Tuan Besar dan Tuan Muda Fang datang," ujar kepala pelayan.

"Benarkah? Biar aku yang menyambutnya. Ayah Li, Ayah Di. Aku sudah selesai makan," balas Lanhua buru-buru keluar, membuat kedua orang tuanya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

***
Lanhua berhenti berlari, kemudian berusaha untuk berjalan dengan tenang. Dari kejauhan, anak dan ayah itu bagai pinang dibelah dua, begitu mirip. Gadis itu terdiam begitu melihat sesuatu dalam gendongan Xiaoyi. Dia tak bisa menahan diri lagi dan kembali berlari. "Pelan-pelan, nanti kau jatuh," tegur Xiaoyi.

"Kan ada kau yang menangkapku. Hehe," kata Lanhua sambil menyentuh bola bulu dalam pelukan Xiaoyi.

Fang Xiaobao berdehem, melihat telinga putranya yang berubah merah.

"Untukmu. Kau pasti merindukan Hulijing kan? Kemaren aku menemukannya saat ikut ayah ke pelelangan gelap untuk menyelidiki kasus. Hanya saja satu telinganya cacat. Kalau kau tidak suka, akan,"

"Suka, tentu saja suka. Apa pun yang kau berikan padaku aku menyukainya. Aiyo, sayangku," sela Lanhua mengambil alih anak anjing dari pelukan Xiaoyi.

Xiaoyi tersenyum melihat Lanhua menciumi anak anjing yang dia bawa. Beberapa tahun lalu, anjing kesayangan keluarga Li Lianhua meninggal karena usianya sudah tua dan itu cukup membuat Lanhua cukup kesepian. Kebetulan kemarin dia menemukan anak anjing ini di dekat restoran dekat pelelangan barang-barang gelap. Karena cukup lucu, dia membawanya pulang. Setelah dimandikan, anak anjing itu ternyata lebih lucu daripada yang dia lihat sebelumnya.

"Aku akan menamainya Yue Yi," ujar Lanhua mengangkat anak anjing itu tinggi-tinggi.

"Yue Yi? Bukankah itu artinya bersedia?" tanya Xiaoyi.

"Benar juga. Aku hanya mengambil namamu dan namaku tanpa memikirkan artinya. Tapi, bukankah itu bagus? Aku bersedia menerimamu menjadi keluargaku," balas Lanhua kembali menciumi anak anjing dalam pelukannya.

"Kau terus saja menciumi anak anjing itu. Lama-lama dia akan mati sesak napas," balas Xiaoyi.

Lanhua terkekeh, kemudian tiba-tiba saja dia menarik dagu Xiaoyi, mendekatkan bibirnya pada wajah pemuda itu dan mengecupnya kuat-kuat, bahkan menggigitnya.

"Dasar anak muda," ujarnya langsung meninggalkan mereka berdua untuk menemui Li Lianhua.

***

Li Lianhua, Fang Xiaobao dan Di Feisheng sudah berdiri mengitari peti mati itu. Tak perlu menunggu lama, Li Lianhua pun segera menusukkan beberapa jarum akupuntur ke titik-titik tertentu di tubuh pemuda itu.

Beberapa menit kemudian, "Jie, kenapa kau lama sekali? Aku benar-benar hampir mati. Eh."

"Siapa di antara kalian kakak perempuannya?" tanya Fang Xiaobao, sementara Li Lianhua dan Di Feisheng tertawa menatap satu sama lain.

Keluarga Li LianhuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang