"Heh, kecil. Sedang apa kau di sini?" tanya Li Fei yang baru saja kembali dari barak."Shifu dan Shizhang menitipkanku di sini. Lalu Nyonya Ying Su menyuruhku untuk membantunya bersih-bersih di gudang. Paman baru pulang?" tanya Shi Wu.
Dia langsung bangkit dari tempat kerjanya, mengelap tangannya dengan baju, dan menuangkan teh untuk Li Fei.
"Ya ampun, kau sopan sekali. Terima kasih," ujar Li Fei duduk di samping Shi Wu sambil meminum teh.
Shi Wu tersenyum, lalu kembali ke depan kotak yang baru saja dia akan bersihkan. Li Fei mengernyitkan dahi saat bocah itu mengeluarkan senjata aneh dari dalamnya.
"Eh, kenapa kau malah main senjata? Bahaya tahu. Sini, kemarikan," pinta Li Fei.
Shi Wu memegangi benda itu dengan kedua tangannya, kemudian dia berusaha membaca ukirannya.
"Paman, apa ini dibaca Di Lanhua?" tanya Shi Wu kemudian.
Li Fei mengamati benda itu dan meraba ukirannya. "Ya, Di Lanhua. Ini cambuk? Tapi kenapa terbuat dari besi? Siapa itu Di Lanhua?"
Brak!!!!
"Paman!" teriak Shi Wu berpelukan dengan Li Fei.
Li Fei terperangah saat mendapati lantai gudang hancur begitu dia mengibaskan senjata itu.
Kemudian dia menurunkan Shi Wu dan memeriksa kotak itu lebih lanjut. Di sana ada baju dan sepatu wanita yang sudah usang, serta gelang benang merah seperti yang dijual di depan kuil dewa jodoh. Dia menemukan buku catatan kecil yang sebagian tulisannya sudah luntur.
Di bagian paling belakang terdapat tulisan berwarna merah. Bukan ditulis dengan darah, melainkan tinta sinabar.
"Aku Di Lanhua. Ayahku Di Feisheng dan Li Lianhua," Shi Wu yang sudah berjongkok di samping Li Fei membacanya dengan lancar.
"Xiao Lanhua? Hah? Tidak mungkin?" Li Fei yang terkejut tanpa sadar menyenggol Shi Wu hingga terjungkal.
"Li Fei?" panggil Ibunya dari depan pintu.
"Bu? Di mana pemilik cambuk besi ini?" tanya Li Fei.
"Dia ada di Aula Bunga. Dia baik-baik saja," balas Ying Su sambil meletakkan semangkuk mie di meja.
"Ibu, aku tahu betul siapa saja anggota Aula Bunga dan aku tahu semua asal usul mereka. Aku belum-"
"Tidak semuanya," Ying Su memotong perkataan putranya.
Li Fei terdiam dan dia menyadari sesuatu. "Aku tidak tahu dari mana Haitang berasal dan aku tidak pernah melihatnya di kota ini. Apa dia Di Lanhua?"
Ying Su menatapnya tanpa bicara, seakan membenarkan.
"Bukankah kau bilang dia hanya gadis hilang ingatan yang kau temukan di pinggir sungai? Apa dia benar-benar hilang ingatan? Atau kau mencuci otaknya menggunakan Kupu-kupu Pengendali Jiwa sehingga dia bersedia jadi pembunuh bayaran di Aula Bunga? Katakan padaku, ibu!!!" Li Fei hampir saja tidak bisa mengendalikan emosinya.
"Bukan begitu, Li Fei, LI FEI!" panggil Ying Su berusaha menarik tangan Li Fei.
***
Xiao San memasuki kamar tempat Lanhua beristirahat dan dia hampir menebas gadis itu menggunakan kapak kembarnya.
"Siapa dia?!" ujarnya dengan marah.
Entah kenapa, sesaat setelah memuntahkan darah wajah Lanhua kembali seperti semula.
"Dia ini Haitang. Dia sudah lama keracunan sehingga membuat wajahnya berubah menjadi orang lain. Ini wajah aslinya, namanya Lanhua," jelas Xiaoyi.
"Kau ini siapanya?" tanya Xiao San. Sedari tadi memang Xiaoyi tidak melepas penutup wajahnya dan Wei Qi juga masih memakai topengnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Li Lianhua
FantasíaSekuel dari book Li Lianhua sebelumnya. Bercerita tentang kehidupan baru beserta keluarga barunya setelah dia terbebas dari racun bicha. Hmm, kira-kira ada kisah seru apa lagi ya? Jangan lupa pantau terus chapternya.