Kekacauan Dimulai

277 40 1
                                    


"Xiaoyi, jaga Lanhua baik-baik," pinta Li Lianhua.

Xiaoyi mengangguk. Kemudian mereka berempat berpisah jalan. Hari itu, Di Feisheng menemani Li Lianhua untuk pergi ke klinik apung. Sementara Lanhua dan Xiaoyi akan pergi ke tempat Wei Qi untuk melihat keadaannya.

***

Di Feisheng mengamati sekeliling danau. Semuanya tampak normal, pasar yang tak jauh dari sana juga masih ramai. Lalu dia menatap Li Lianhua yang tampak tenang sambil meneguk teh hangat dari gelas mungilnya. Saat pria besar itu duduk, Li Lianhua menuang segelas teh untuknya. Mengisyaratkan kalau semuanya akan baik-baik saja, sesuai atau tidak sesuai dengan rencana. Setelah meneguk habis isi gelasnya, Di Feisheng menghilang dari balik hutan bambu di sebrang danau.

Tak lama kemudian, seseorang benar-benar datang dan dengan tertatih orang itu naik ke perahu Li Lianhua. "Selamat datang," sambutnya.

Pria itu langsung menunjukkan telapak tangannya yang menghitam. Li Lianhua tanpa ragu menyentuhnya, kemudian menusukkan jarum akupuntur ke salah satu ujung jarinya. Tiba-tiba saja pria itu terkekeh, "Apa kau pikir aku akan mati hanya karena memakan belut beracun?"

"Di hari berapa kau sadar kalau belut yang kau makan itu beracun? Wei Qi sudah memasak menu belut selama selama seminggu untukmu. Apa dia sudah menendang perutmu setelah tahu kalau kau pembunuh neneknya? Meskipun kau sudah memukulnya menggunakan tapak beracunmu, racun di telapak tanganmu ini sudah terlalu lemah untuk melukai seseorang. Bahkan sebentar lagi kau perlu mengamputasi telapak tanganmu karena setidaknya kau sudah mengonsumsi belut beracun itu selama tiga hari berturut-turut sebelum kau menyadari kalau rasanya berbeda."

Li Lianhua menjentikkan jarinya dan seketika kantung wewangian di pinggang pria itu terbakar. Dia segera menghindar sejauh mungkin sebelum racun dari serpihan dupa wuxin itu terhirup olehnya.

"Rencanamu tak lantas memperlambat rencanaku, Li Xiangyi. Apa kau kira putrimu akan aman?"

Tanpa disangka pria itu melompat dan terbang ke arah Li Lianhua pergi. Mereka bertarung sengit di atas danau sehingga terjadi ledakan-ledakan kecil saat keduanya mengeluarkan jurus masing-masing.

Di Feisheng dengan cepat keluar dari tempat persembunyiannya untuk membantu Li Lianhua. Dia menyabetkan pedangnya ke arah pria itu. Bukan desingan pedang antar pedang yang terdengar. Melainkan dentingan pedang beradu dengan sarung tangan besi yang pria itu kenakan sebagai penutup tapak beracunnya. Li Lianhua dan Di Feisheng hampir saja menang, ketika cakram besi kecil beterbangan menyibukkan keduanya. Saat perhatian mereka teralihkan, seseorang membawa si tapak beracun pergi..

"Kau tidak apa-apa?" tanya Li Lianhua.

"Hanya luka gores dan tak beracun. Selebihnya tidak apa-apa. Kau sendiri?" balas Di Feisheng.

"Tidak apa-apa. Sebaiknya kita cari Lanhua sekarang. Tapi biarkan aku mengobatimu dulu," ujar Li Lianhua kemudian.

"Tabib, tabib!!!!! Tolong!" teriak seseorang saat Li Lianhua akan masuk ke dalam ruang obat.

"Ada apa?" tanya Di Feisheng masih memegangi lengannya yang luka..

"Para warga keracunan! Kini mereka muntah-muntah dan diare!" balas pemuda itu.

"Aku akan segera kesana," balas Li Lianhua.

***

Xiaoyi memegangi lengan Lanhua yang agak terhuyung. Dia terlalu banyak duduk, jongkok dan berdiri selama mengobati orang-orang Balai Baichuan.

Saat mereka pergi ke tempat Wei Qi, pemuda itu tidak terluka sedikit pun. Hanya saja kedua matanya bengkak karena terlalu banyak menangis. Tadinya mereka berniat untuk pergi ke sekte tanpa nama, tapi mereka bertemu dengan Guan Ming di tengah jalan. Katanya terjadi keracunan massal di Balai Baichuan. Alhasil mereka berempat sama-sama pergi ke sana untuk menengok keadaan.

Keluarga Li LianhuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang