Permintaan Wei Qi

287 45 1
                                    


"Apa kalian tidak bisa pelan sedikit?" keluh Lanhua sambil membawa kotak medis kayu berukiran teratai milik Li Lianhua di bahunya.

Sementara kedua ayahnya berjalan berdampingan tepat di depannya.

Li Lianhua terkekeh, kemudian mundur ke samping Lanhua dan melingkarkan tangan putrinya pada lengannya. "Ayah di sini."

"Ayahmu yang satunya juga di sini," ujar Di Feisheng segera mundur ke sisi lain Lanhua.

Gadis itu tersenyum, rasanya seperti kembali ke beberapa tahun lalu. Di mana kedua ayahnya memegangi kedua tangannya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

Di Feisheng mengantar keduanya ke klinik apung yang sudah seminggu tidak mereka buka. Lanhua menyuruh keduanya untuk mundur, sementara dia memasang penutup wajah sutranya, lalu menendang pintu klinik. Dia segera meminta maaf saat mendengar omelan Li Lianhua yang bilang kalau tendangannya itu bisa merusak bangunan. Lanhua memasuki perahu itu sambil menggenggam erat-erat senjata baru yang dihadiahkan oleh Nenek He (ibu Fang Xiaobao kalau kalian lupa) kepadanya.

Lima menit kemudian dia keluar sambil berteriak kalau semuanya baik-baik saja. Li Liahua tersenyum dari balik mili dan mengangguk pada Di Feisheng. Kemudian pria besar itu menghilang dalam sekejap.

Tak lama kemudian, para pasien berdatangan. Lanhua yang berjaga di depan melayani mereka dengan ramah. Jika hanya sekedar penyakit ringan, dia akan segera memeriksanya dan merespkan obat beserta cara penanganan yang baik akan penyakit tersebut. Sedangkan ayahnya akan menangani penyakit para orang-orang kaya yang tidak tahu diri.

Dia segera mengambil kipasnya begitu melihat Wei Qi datang dari kejauhan. "Wei Qi!" panggilnya dengan riang. Lanhua sengaja meninggikan suaranya agar Li Lianhua dapat bersiap.

Wei Qi hanya tersenyum, lalu memegangi lengan wanita tua di sampingnya dan membantunya terus berjalan. Lanhua tersenyum, lalu mengulurkan tangan untuk membantu nenek tersebut naik ke atas perahu.

"Apakah ini?" tanya sang nenek.

"Ini nona Yue Mi, nek," jawab Wei Qi.

Seketika nenek Wei Qi memegangi kedua lengan Lanhua, membelai wajahnya dan menatap gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tiba-tiba saja matanya berkaca-kaca dan dia mulai terisak. "Yue Mi sudah besar, syukurlah, syukurlah kau selamat. Orang-orang jahat itu berusaha menjadikanmu senjata biologis untuk menguasai dunia, makanya mereka membunuh orang tuamu, keluargamu, bahkan membakar desa tempat mereka tinggal."

Lanhua mengrenyitkan dahi. "Senjata biologis? Bukankah darahku menawar segala jenis racun nek?"

Wei Qi dan Lanhua menuntun sang nenek untuk duduk. "Apa kau pernah melihat tulisan di punggungmu? Katanya itu adalah petunjuk untuk menjadikanmu senjata berbahaya," tanya wanita tua itu lagi.

Lanhua menggeleng. "Ayah bilang sebagian tulisannya sudah tidak jelas karena luka bakar yang aku derita nek. Oiya, siapa yang sakit?"

"Wei"

"Nenek, akhir-akhir ini tubuhnya semakin lemah dan sering batuk. Bahkan kemarin dia sempat batuk darah. Makanya aku membawanya kesini. Nona Yue Mi tolong sembuhkan nenekku."

"Ya ampun nek, biarkan aku periksa nadimu terlebih dulu," ujar Lanhua. Dia membawa pergelangan tangan yang hampir tanpa kerutan itu ke pangkuannya, dengan alis berkerut dia memeriksa nadi dan pergerakan darahnya.

"Tampaknya ini bukan penyakit ringan, biar ayah saja yang memeriksanya. Ayaaaaaaaaah, tolong bantu aku!" teriak Lanhua.

Tak lama kemudian Li Lianhua keluar, dia masih memakai milinya dan segera duduk di bangku Lanhua tadi.

Keluarga Li LianhuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang