Semenjak mengetahui Inggat pindah di sebuah kampus, Keesin tidak terima dengan keputusan Inggat, dan tidak diam begitu saja. Sekitar pukul tiga sore Keesin Stay di depan gedung akhwat. Keberadaannya di sana tentu saja mencari keberadaan Inggat. Akan tetapi sejak keberadaannya di sana, sejak itulah pula ia harus beradu mulut dengan pak security yang sedang berjaga di sana. Bagaimana tidak, Keesin sangat ngebet ingin menerobos masuk ke dalam area Ma'had. Akan tetapi tentu saja ia tidak diizinkan karena sekarang bukanlah hari Jum'at yang di mana tamu dengan mudahnya dibiarkan masuk ke area kampus.
Sama halnya dengan disiplinnya setiap mahasiswa dan mahasiswi untuk keluar kampus karena ada aturan yang harus ditaati begitu pula dengan orang luar yang ingin masuk ke area kampus maka tentu saja ada aturan yang harus ditaati.
Karena hari itu adalah hari Kamis, jadi penghuni asrama dengan bebasnya bisa keluar tanpa minta izin. Embun berniat keluar untuk membeli iftor buka puasa tanpa sengaja melihat keberadaan Keesin. Ia kemudian menghampirinya sambil tersenyum lebar kearah cewek yang sangat dia kenalnya itu.
Embun dan Keesin berteman sudah cukup lama, mereka sangat dekat saat mereka masih duduk di bangku putih abu-abu dulu. Dan baru berpisah setelah keduanya berstatus sebagai mahasiswi.
Keesin yang melihat kedatangan Embun kepadanya tak membalas senyuman Embun. Ia bahkan memasang muka keheranan dengan keberadaan sahabatnya di kampus itu. Ia seakan-akan tidak percaya kalau Embun bakal memilih Ma'had untuk melanjutkan pendidikannya. Karena ia sangat mengetahui sifat asli Embun saat masih sekolah dulu.
"Embun kok kamu ada di sini, ngapain?"
Embun masih setia dengan senyum lebarnya.
"Seharusnya saya yang tanya Key, kamu ngapain kok ada di depan kampus saya? Oh iya, kamu lanjut di mana?"
Kampus saya? Itu artinya Embun..., gumam Keesin dalam hati.
Kemudian Keesin memperhatikan penampilan sahabatnya yang berubah drastis dari sebelumnya. Dia fokus pada jilbab yang dikenakan Embun yang begitu panjang. Dan dia mengira kalau orang yang disukai Inggat adalah Embun. Keesin mulai menampakkan muka judesnya kepada Embun bahkan ia tidak sudi membalas senyum manis Embun yang dilemparkan kepadanya.
"Saya ada di sini sekarang karena kamu"
"Maa Syaa ALLAAH, saya juga rindu sama kamu Key, tapi mau gimana lagi kita_"
"Rindu? Siapa juga yang rindu sama kamu" potong Keesin.
Mendengar jawaban Keesin, senyum Embun perlahan menghilang, ia tidak menyangka kalau Keesin akan melontarkan perkataan seperti itu, ia juga bingung lantas ada apa, kenapa Keesin ke Ma'had untuk mencari dirinya.
"Terus maksud kamu apa?"
"Saya ke sini tuh, mau bilang sama kamu untuk jauhin Inggat! Karena saya tidak suka dan Inggat itu milik saya"
"Maksud kamu apa sih, Key? Kita baru ketemu loh. Saya gak ngerti"
Keesin mengecih kemudian kembali menatap Embun dengan tajam.
"Jangan pura-pura yah, kamu. Saya itu tau Inggat pindah ke sini karena kamu, kan? Karena dia suka sama kamu"
Embun terperangah mendengar perkataan Keesin.
"Gak, Key kamu salah paham, saya sama Inggat gak ada hubungan apa-apa," jelas Embun.
Keesin membuang muka, ia bahkan sudah muak dengan muka Embun, ia tidak menyangka kalau sahabat dekatnya dulu berani menikamnya dari belakang.
"Sudahlah, Bun. Saya gak nyangka kalau kamu itu bisa munafik juga, yah. Kita ini sahabatan loh," tuduh Keesin.
"Astagfirullah, Key. Kamu kenapa sih, saya itu sudah bilang, saya sama Inggat tidak ada hubungan apa-apa." Dengan suara yang mulai meninggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelengkap Imanku
Teen FictionDeraa adalah gadis bercadar dan cantik yang di sukai oleh Inggat, seorang cowok yang ganteng dan kaya. Inggat yang memiliki sifat yang nakal memberanikan diri menembak Deraa. "Munggit saya mau berterus terang sama kamu, apa yang saya rasakan saat i...