perasaan dan rahasia

180 17 4
                                    

Pada akhirnya waktu mampu
Membiasakan segalanya

~Felicya Marvellyn~

/kantin

"holllaaaaa" teriak arra
"prik lo dateng-dateng teriak" ucap ziella
"dihh sok lo, dasar monyet" ucap arra
"dihh apaan lo gorila" sahut ziella
"busettt nama binatang dipakek" ucap hazel

"ehh ya gue mau ngomong" ucap felicya
"apa?" ucap mereka serempak
"itu polisi mau nyelidikin lagi khasus kakak gue" jawab felicya
"ya allah apalagi ini" batin jaendra
"k-kenapa diselidikin lagi? kan udah 3 tahun" ucap sabiru
"emang kenapa?" heran felicya
"n-nggapapa semoga pelakunya cepet ketemu" ucap sabiru, felicya pun mengangguk
"walau sebenarnya pelakunya ada didepan lo" batin sabiru

"angkasa, jeandra, sabiru" ikut gue bentar ucap zelvin lalu pergi

/roftop

"jaen sebaiknya lo jujur, sebelum dia tau dari orang lain" ucap zelvin
"lo gila?!" bukan jaendra yang menjawab tapi angkasa
"lalu gimana? kalian mau dia tau dari kepolisian kalau kita pelakunya?" tanya zelvin "ya mungkin dia nggak bakal memaafkan kita, tapi setidaknya kita udah jujur" lanjut zelvin "coba deh kalian fikir, kalau seandainya dia tau dari kepolisian? kalau kita penyebab kakaknya meninggal gimana perasaan dia?" ucap zelvin lagi "saran gue kita jujur, tapi kalau kalian nggak mau yaudah gue nggak bisa apa-apa tapi kalau sampe dia menjauh itu bukan salah gue!" final zelvin

"aghhhhh, kenapa jadi gini tuhannn" keluh jaendra "gue nggak siap untuk ini" lanjutnya
"gue tau ini sulit, tapi apa salahnya mencoba, lagi pula apa yang dibilang zelvin ada benarnya" ucap sabiru
"gue setuju ada baiknya kita sendiri yang jujur, sebelum semuanya terlambat" ucap angkasa
"oke ayo kita coba" ucap jaendra lalu pergi, kembali kekantin

"habis dari mana?" tanya ailyn
"roftop" jawab zelvin
"ngapain? kok muka kalian kayak lagi nyembunyiin sesuatu?" tanya ailyn lagi
"maaf lyn aku nggak bisa kasi tau kamu, aku nggak mau kamu jadi jauh sama aku kalau tau aku pembunuh" batin zelvin
"nggak, biasa aja tadi kita habis ngobrol" jawab zelvin dan ailyn hanya ber oh-ria

"oiii bengong-bengong waee ini napa bahh? kesambet?" ucap ziella
"kesambet tuyul" jawab angkasa asal
"buset tuyul mana tuh?" ucap ziella
"tuyul yang biasanya makan bakso" ucap angkasa menyindir ziella
"tai lo asu" ucap ziella

"cya gue mau ngomong sesuatu sama lo" ucap jaendra
"ngomong aja" sahut felicya
"mungkin setelah ngomong ini, hubungan gue dan lo nggak akan kaya sekarang lagi" jelas jaendra
"maksud lo?" tanya felicya bingung
"gue.... gue" ucap jaendra terhenti
"ya lo kenapa?" tanya felicya
"apa harus sekarang tuhan, gue nggak siap kehilangan felicya" batin jaendra
"gue suka dan cinta sama lo" ucap jaendra dengan lantang membuat semua yang ada disana kaget
"bodoh" batin zelvin
"gila ini akan buruk" batin angkasa
"sialan kenapa jadi gini" batin sabiru
"h-hah? lo ngomong apa barusan?" tanya felicya
"iya gue cinta sama lo, mungkin ini bukan saat yang tepat buat ngungkapin perasaan gue, tapi gue nggak mau lo dimiliki orang lain!" jelas jaendra
"tapi lo tau ka... gue cuma nganggep lo sahabat ngga lebih!" jujur felicya

Deg

Jantung jaendra berdetak dengan kencang,waktu seakan berhenti membuat suasana yang tadinya ramai menjadi sunyi

"nggapapa urusan lo suka atau ngga nggak sama gue itu hak lo, tapi yang pasti gue suka sama lo, sampai kapan pun" jelas jaendra
"sorry ka.. gue ngga bisa" ucap felicya lalu berlari pergi dari sana

Friendship And Love (temporarily stopped )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang