dendam

193 15 2
                                    

Kalau tidak punya hati untuk
Menghargai, setidaknya punya
Otak untuk berfikir

~felicya marvellyn~


"dan yang terakhir lo harus...bunuh orang tua lo sendiri atau...." belum sempat jaendra menyelesaikan ucapnya tapi sudah dipotong oleh ailyn
"atau kita yang bunuh orang tua lo" ucap ailyn melanjutkan ucapan jaendra
"nggak gue nggak akan lakuin itu, dan kalian juga nggak boleh lakuin itu" tolak felicya
"ini perintah!" ucap sabiru
"GUE BILANG NGGAK YA NGGAK, KALIAN NGGAK ADA HAK BUAT NYURUH-NYURUH GUE, DAN KALIAN GAK ADA HAK BUAT NGEBUNUH ORANG TUA GUE, GUE HERAN SAMA KALIAN, KALIAN KENAPA JADI GINI HA?" tanya felicya
"heran kenapa sih hmmm? dari awal kita emang gini felicya marvellyn" jawab arra
"munafik KALIAN SEMUA MUNAFIK MANUSIA TIDAK PUNYA HATI, gue nyesel berteman sama kalian" ucap felicya menahan amarah
"yang nyuruh lo mau berteman sama kita siapa ha? kita dari awal nggak pernah suka sama Lo" jelas ziella
"munafik" ucap felicya lalu berlari pergi dari sana
"kejar" perintah zelvin

Felicya terus berlari tanpa tau arah, hingga dia sampai disebuah mesjid lalu ia masuk kedalam mesjid itu dan berdoa

"ya allah bantu aku melewati ini, bantu aku menyelamatkan orang tua ku ya allah, aku tidak tau kenapa mereka jadi seperti ini, tapi aku yakin ini bukan kemauan mereka karena saat aku menatap mata mereka, mereka seperti menyembunyikan sesuatu, ya allah bantu aku mencari kebenaran dibalik semua ini, ya allah ya rabbi" ucap felicya dalam doa nya

Felicya hendak berjalan keluar mesjid, tapi dia melihat sabiru yang sedang solat, lalu dia mengurungkan niatnya untuk pergi dan mendengarkan doa yang diucapkan sabiru

"ya allah maafkan lah hambamu ini, hamba terpaksa melakukan hal itu ya allah, hamba dan teman-teman hamba terpaksa ya allah, ya allah bantu felicya menemukan kebenarannya ya allah, amin" ucap sabiru dalam doanya, tanpa sadar ada seseorang sedang mendengarkan nya

"terpaksa? mereka terpaksa karenapa apa? gue harus bicara dengan sabiru" batin felicya

"biru" panggil felicya
"l-lo sejak kapan lo disini?" tanya sabiru
"itu nggak penting, sekarang jawab pertanyaan gue, siapa yang maksa kalian?" tanya felicya
"g-gue nggak bisa kasi tau lo" jawab sabiru
"kenapa nggak bisa? lo dibayar? lo diancem?" tanya felicya
"gue nggak bisa kasitau lo, tapi yang pasti orang yang ada dibalik ini semua ada kaitannya dengan masa lalu lo, itu aja yang bisa gue kasi tau, gue pergi dulu" ucap sabiru lalu pergi
"masa lalu? siapa?" ucap felicya bertanya-tanya didalam hatinya

Felicya berjalan keluar mesjid setelah mendapat jawaban dari sabiru ia pergi menuju rumahnya yang dalam keadaan sunyi

"ayah.... bunda ,aku janji aku akan menyelamatkan kalian" batin felicya

Tidak berselang lama tiba-tiba sebuah kertas berisikan batu mengenai kepala felicya dengan cukup keras

"apa ini?" ucap felicya membuka isi surat tersebut

Halo cantik, masih inget sama 3 masa lalu lo? Haha apakabar sayang, aku harap kau baik, sekarang aku minta kamu pergi ke gudang lama disebrang sekolah, dalam waktu 30 menit jika kamu tidak datang, maka orang tuamu tidak akan selamat.

"3 masa lalu? siapa?" heran felicya

Dalam waktu 28 menit felicya tiba di gudang lama itu, ia berlari mencari keberadaan orang tuanya, dan tiba-tiba ada surat melayang tepat ke arahnya

Kamu sampai jauh lebih cepat dari perkiraan, kamu tidak akan menemukan orang tuamu... Sekarang kamu lurus lah ada pintu berwarna merah, kamu masuk lalu akan ada kejutan untuk mu

"brengsek" batin felicya sudah emosi

Felicya berjalan menuju pintu berwarna merah, ia membuka pintu itu secara perlahan dan memperlihatkan orang tua dan sahabatnya lemas tak berdaya

"kalian" ucap felicya berjalan menuju mereka namun tangannya dihalangin oleh seseorang menggunakan topeng
"anda siapa? ada masalah apa anda dengan saya?" tanya felicya
"masalah kita banyak felicya marvellyn" ucap salah satu orang yang datang menggunakan topeng
"kalian ber tiga siapa hah? saya tidak kenal dengan kalian" ucap felicya

Secara perlahan 3 orang itu membuka toengnya dan memperlihatkan wajah mereka dengan jelas, lalu dengan mudah felicya mengenali mereka

"kinan claretta putri, stevani ayura bramasta, riko mahesa pratama, kalian kembali" batin felicya

"bagai mana sudah bisa mengenali kami? Felicya Marvellyn" ucap claretta menekan kata felicya marvellyn
"kalian mau apa?" tanya felicya
"kami tidak mau apa-apa felicya, kami hanya mau kamu bertekuk lutut dan mencium kaki kami" ucap claretta
"gue nggak mau" tolak felicya
"pilihannya cuma dua felicya, bertekuk lutut dan mencium kaki kami atau sahabat dan orangtua mu akan mati" jelas stevani
"kami beri waktu untuk mu berfikir selama 5 menit felicya" ucap claretta

Felicya melihat sahabat dan orangtua nya lemas tak berdaya membuat dia susah bernafas, tanpa disangka air matanya jatuh

"stttt jangan menangis sayang, aku tidak suka melihatnya" ucap riko mengusap air mata felicya
"lepas" ucap felicya melepaskan tangan riko dari pipinya
"ckckck kasihan sekali kamu sayang" ucap riko tertawa
"dalam hitungan 3 kalau lo belum mutusin juga, maka mereka akan mati sekarang" ucap stevani

Satu

Dua

Ti...

"gue setuju" ucap felicya
"hahaha bagus sekali" ucap claretta
"sekarang cepat cium kaki kami" tintah stevani

Felicya memejamkan matanya lalu perlahan mulai berlutut, stevani, clarreta, dan riko tertawa puas melihat itu

"cepat" ucap stevani

Dengan perlahan kepala felicya menyentuh kaki claretta, tapi sebelum itu terjadi riko menghentikan nya

"tunggu...." ucap riko membuat claretta dan stevani bingung
"ini kurang seru, bagaimana kalau kita buat lebih seru lagi" ucap riko tersenyum semirik
"maksud lo?" tanya stevani
"ya kita buat permainan ini lebih menarik" ucap riko
"bagaimana?" tanya claretta
"felicya sayang" ucap riko "bagaimana supaya lebih seru kau melayani ku hari ini" lanjut riko membuat felicya berdiri dan menatapnya dengan tajam
"gue nggak mau" ucap felicya
"yaudah kalau lo nggak mau, mereka akan mati" ucap stevani menunjuk sahabat dan orangtua nya
"lo harus mau felicya marvellyn, tidak ada cara lain lagi" ucap claretta

"gue nggak akan melakukan itu" ucap felicya lagi
"oke fine, lo akan melihat mereka semua mati" ancam riko
"mereka nggak akan mati, gue yang akan mati" ucap felicya mengambil pistol dan meletakannya di kepala

"lo gila" ucap stevani
"ini kan yang kalian mau? jadi biar kalian puas gue sendiri yang akan bunuh diri gue sendiri" ucap felicya menyalakan pistol
"menarik" ucap claretta
"kalau lo mati, siapa yang akan ngurus jasat mereka felicya" tanya stevani tersenyum smirik dan mulai mengarahkan pistol ke arah ailyn

"stevani, jangan lo ngelakuin itu" ucap felicya
"pilihannya ditangan lo felicya" jawab stevani menyalakan pistolnya dan...

Next?

Friendship And Love (temporarily stopped )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang