Part 18

974 49 1
                                    

     Jeonghan sudah menunggu kepulangan anak anaknya dia sedang bersandar di pintu mobilnya sambil memainkan ponselnya disana banyak pasang mata yang menatap kearah Jeonghan ada yang iri ada yang ingin seperti Jeonghan tampan dan cantik menjadi satu

"KAU YANG SALAH KENAPA AKU" teriak seorang anak perempuan didepan pintu kelas

"ENAK SAJA SAUDARA KU TUH NGGAK SALAH KAU YANG SALAH AERI" teriak seorang anak laki laki yang Jeonghan tahu suara siapa itu dia langsung memasukan ponselnya kedalam saku celananya dan berlari menghampiri anak anak yang sedang bertengkar disana

"JISEOK"

"AERI"

Dua ibu ibu memisahkan anak mereka masing masing Seungho sudah menangis dipelukan Chan dan Wonmin untuk menenangkan saudara mereka Jiseok dan anak perempuan itu justru bertengkar Haocan dan Jiyoung mereka malah menonton saja karena keduanya tidak suka keributan disana

"Aeri gwanchana" ucap ibunya yang terlihat khawatir dengan aeri putrinya

"Seungho dorong aku eomma" ucap Aeri menangis dan ibunya murka dia ingin menampar Seungho tapi ditahan oleh Jeonghan

"Jangan sekali kali kau menampar ku" ketus Jeonghan lalu melepaskan tangan ibu Aeri dengan kasar dan Jeonghan berjongkok didepan Jiseok dan Seungho "apa benar Seungho mendorong Aeri" lanjut Jeonghan

"Aniyo eomma Han Seungho tidak mendorong Aeri" ucap Seungho matanya berkaca kaca disana

"Ih dia bohong eomma" ucap Aeri menangis

"Pantas saja mereka kan tidak punya appa tidak ada didikan dari kedua orang tuanya" ketus ibu Aeri dan membuat Jeonghan mengepalkan tangannya disana menahan amarahnya

"Walau mereka semua lahir tanpa seorang ayah tapi kami eommanya bisa mendidik mereka seperti seorang ayah mendidik anaknya dan ajarkan putri mu untuk tidak memfitnah orang lain tanpa bukti paham dan ku peringatkan jangan pernah putri mu mencari masalah dengan putra putra ku paham" ucap Jeonghan lalu meminta mereka berenam untuk segera pulang dan meninggalkan Aeri beserta ibunya yang ketakutan akan ancaman Jeonghan.

Didalam mobil Jeonghan menarik nafasnya lalu menghembuskan nafasnya menenangkan hatinya yang telah dikuasi oleh amarah tadi

"Eomma jangan bilang eomma kwannya aku takut kalau eomma Kwan akan marah sama Seungho kan Seungho nggak salah" ucap Seungho menangis dan Wonmin menenangkan seungho si cengeng itu

"Aniyo sayang eomma tidak akan bicara dengan eomma Kwan kok oh iya satu lagi jika aeri mencari masalah dengan kalian tolong kalian laporkan ke guru kalian oke jangan seperti tadi Jiseok" ucap Jeonghan menatap Jiseok yang menundukkan kepalanya

"Nee eomma"

Lalu Jeonghan menyalakan mesin mobilnya dan pulang kerumahnya dia harap setelah ini anak anak tidak menanyakan soal appanya lagi jika menanyakan soal itu maka mereka berenam akan pusing untuk menjawab pertanyaan dari putra mereka karena sudah lama ini mereka menyembunyikan soal appa anak anak.

****
   Mingyu sedang fokus dengan komputernya karena banyak file yang harus dia kerjakan menjadi karyawan biasa tidak enak lebih baik menjadi CEO itu adalah keinginan dari Mingyu tapi appanya malah memberi dirinya sebagai karyawan biasa kan kesal jadinya.

Vernon sedang menghitung hasil penghasilan toko kuenya selama ini dia tinggal di Indonesia, junhui dan Soonyoung mereka sedang membaca sebuah buku yang entahlah buku apa toh pekerjaan mereka juga tidak sibuk sibuk amatkan dan Seungcheol sedang menatap semua saudara saudara nya dia sebagai dokter gigi karena hari ini tidak ada praktek jadi dia santai di rumah

"Seokmin kau sedang apa?" Tanya seungcheol menatap Seokmin karena sejak tadi saudaranya itu sibuk dengan berbagai kertas di atas meja

"Ini aku sedang mengecek hasil gambar milik anak didik ku di sekolah" jawab Seokmin matanya tetap fokus kepada kertas putih dia mengambil satu kertas putih yang digambar oleh Jiseok dan perasaannya entah kenapa ada yang aneh didalam hatinya seperti ada sesuatu yang mengganjal didalam hatinya

Enam Pangeran DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang