3. SI MENG

107 13 0
                                    

_______

+62 815 xxx xxx

|Sorry soal tdi gw Cepu ke guru
19.34

Awan mengerutkan keningnya setelah membaca layar ponsel yang menampilkan chat dari nomor yang tidak dikenal. Pemuda itu kemudian segera mengetikkan balasan dan memastikan siapa yang mengirimkan chat nya.

?|
19.34

|Gw Rian
19.34

Awan ber-oh lirih setelah membaca chat dari teman beda kelasnya itu. Jujur saja, Awan sangat merasa kesal siang tadi kenapa dirinya harus bertemu dengan pemuda tersebut.

Yoi kg pa2|
19.35

Saat ini pemuda itu memilih untuk bodo amat dengan masalah tadi. Mau tak mau ia harus jujur disaat diserbu pertanyaan dari sang ayah, dan kini pemuda itu tidak bisa berbohong lagi.

Untungnya ayahnya tidak mempermasalahkan akan hal itu, akan tetapi Awan diberi peringatan jika ia kembali mengulangi kesalahannya, maka mau tak mau harus mendapatkan amarah dan hukuman dari ayahnya.

"Awan, ada temenmu nih!"

Mendengar suara panggilan yang terdengar keras dari lantai bawah membuat lelaki itu lantas segera beranjak dari tempat tidurnya.

"Iya ma, sebentar!"

Untungnya infus yang semula menancap ditangannya telah habis, membuat pemuda itu menjadi bebas bergerak kesana kemari.

Dari atas anak tangga terlihat dibawah sana ada salah satu teman sekaligus tetangganya yang sudah duduk diatas sofa ruang keluarga.

Dia Naufal, pemuda yang tadi pagi menemukan kucing lalu mengadopsinya.

Awan berjalan menuju ketempat Naufal, ia melihat temannya itu tengah membawa sebuah plastik yang berisikan buah-buahan.

"Pal-pal, kalo mau main ya main aja kaga usah bawa-bawa kaya gituan segala. Yang ada gue ngerasa ngerepotin lu!" Ucap Awan dengan prasaan yang tidak enak.

Bukan sekali duakali Naufal memberikannya buah tangan disaat ia sakit, padahal menurut Awan, mereka sudah seperti keluarga, tidak sepantasnya dirinya malah merepotkan Naufal.

"Gapapa lah, kamu juga gak akan nolak kalo dikasih buah kan? Apalagi pisang."

Awan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Tau aja lu, pal, gue lagi laper."

Tanpa basa-basi terlebih dahulu, Awan langsung mengambil satu buah pisang yang terdapat didalam plastik tersebut, salah satu buah kesukaan Awan.

"Giliran makan pisang lahap bener kamu, Wan."

"Orang enak kok."

Naufal hanya menghela napas pelan sambil melihat sahabatnya yang tengah sibuk memakan pisang tersebut.

"Eh iya, tadi ada yang minta nomer kamu ke saya,"

"Rian kawn?" Tanya Awan yang masih dengan kegiatan awalnya, melahap pisang dimulutnya.

"Iya, udah chat kamu berati?"

Coming Will Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang