⚠️Mengandung unsur pelecehan
•••
"Bang Rian!"
Mendengar ada suara seseorang yang memanggil namanya membuat pemuda yang baru saja ingin memasuki kelas itu segera menoleh ke sumber suara. Disana terlihat seorang lelaki lebih tepatnya adik kelasnya yang akan segera mengikuti sebuah perlombaan.
"Kertas data-datanya boleh minta lagi ga, bang? Kemaren yang bang Rian kasih malah kecuci karena gua taro dalem saku, hehe" ucap pemuda itu sambil tertawa dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Bisa-bisanya. Yaudah nanti gue ambilin lagi di ruang guru."
"Okee bang, makasih!"
Pemuda yang bernama Calio atau sering dipanggil dengan sebutan 'io' itu kemudian segera beranjak pergi menuju ke kelasnya sendiri.
Namun pandangan Rian kini tertuju pada seorang pemuda yang kemarin sempat mendapat konsekuensi dari guru. Iya, dia adalah Awan, terlihat pemuda itu tengah mengemut permen dan berjalan santai.
Entah mengapa rasanya Rian ingin akrab saja dengan pemuda itu. Pemuda itu tidak tahu hal apa yang sudah mendorongnya. Atau mungkin karena Awan adalah tetangga Naufal? Ah entahlah, Rian tidak tahu.
"Ehh ketos! Ada apa? Tumben ngeliatin gue? Naksir yaa,"
Celetuk Awan tiba-tiba membuat Rian bergidik ngeri. Sejak kapan pemuda itu menyadari akan hal yang sedari tadi Rian lakukan?
"Enak aja, gua masih lurus," bantah Rian.
"Belok atuh pak ketos, kelasnya kan disitu,"
Rian berdecak kesal. Pemuda itu memilih untuk segera pergi dari tempat ini daripada meladeni Awan yang mungkin tiada habisnya.
Baru saja rasanya kemarin ia berkomunikasi dengan pemuda itu, namun hari ini rasanya seperti sudah dekat saja mereka berdua layaknya sahabat.
"Rian!! Minta jawaban PR nya dong!" Ucap seorang perempuan yang sekelas dengannya.
"Ambil aja. Lain kali kalo ada PR tu ya dikerjain bukan cuma liat punya temennya doang!" Jawab Rian sambil memperingati perempuan tersebut.
"Santai sih, Yan, kaya sama siapa aja."
Rian tidak menggubris ucapan tersebut. Ia memilih untuk menghampiri teman sekelasnya yang kemarin pulang bersamanya. Iya, dia adalah Naufal si pecinta kucing.
"Tempat apaan itu, pal?"
Naufal yang mendengar suara Rian sontak menoleh, "hari ini saya bawa kue di sekolahan tapi dititipin ke ibu kantin. Kata ibu saya biar buat nambah-nambah penghasilan, syukur-syukur laris."
Rian hanya mengangguk mengerti. Bel sekolah kini terdengar berbunyi memanggil para siswa-siswi untuk masuk kedalam kelas mereka karena jam pelajaran akan segera terlaksanakan.
_____
Didalam kelas yang sangat amat mengundang hawa kantuk. Kedua mata Awan hanya tertuju pada seorang guru wanita yang tengah mengajar didalam kelas. Namun jujur saja, pemuda itu sama sekali tidak meresap pelajaran karena memang hawanya benar-benar membosankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coming Will Go
Ficção AdolescenteTentang mereka, empat sahabat dengan suka duka nya masing-masing. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan bukan? Begitupun dengan persahabatan mereka, bertemu tanpa sengaja dan terpisahkan oleh keadaan. Sebuah persahabatan yang saling menguatkan satu...