🙅AlHa-10🙆

3.9K 591 49
                                    

VOTE! VOTE! YANG ENGGAK SEMOGA DIDATANGIN TUYUL🙏

AKU UDAH UP 5x, apa masih kurang!? Kurang ajar namanya kalau masih kurang.

VOTE! 200 vote dan 70 komen! PENUHIN!

🙆Halkaf kesal, Hilda cemburu🙅

Hari ke 3 Alan menjadi tutor Leilin, tak ada perubahan sama sekali, tetap aja Leilin ini bodoh.

Alan menghela napas kesal, tapi setidaknya di kertas soal yang Alan kasih, ada benar 5 soal dari 50 soal.

Anggukan Alan berikan, Leilin yang duduk disebrang meja perpustakaan asik mengunyah permen karet.

"Gimana? Bener kan jawaban gue?" tanya Leilin.

Alan mencibir tanpa suara dan memberikan 5 jarinya pada Leilin.

"Heh, cuma bener 5?" tanya Leilin.

Alan mengangguk "Yah, lumayan lah." bangga Leilin.

Alan segera menjitak dahi Leilin kesal dan memberikan kertas soal pada Leilin, kertas soal Matematika.

"Kalau ini mah gue bisa." Leilin segera menarik pulpennya dan mengerjakan soal yang Alan berikan.

Alan sendiri sibuk menulis untuk soal lainnya, keadaan perpustakaan selalu sepi saat mereka datang untuk belajar, mungkin memang suruhan Buk Gyna untuk ngosongin perpustakaan, mungkin aja.

Keduanya tak menyadari tatapan kesal dan cemburu dari Hilda, Halkaf dan Yumna, ketiganya dilarang masuk sama penjaga perpustakaan yang merupakan bodyguard suruhan Gyna.

Nyamar jadi penjaga perpustakaan.

"Enak banget sekarang si tuli bisa deketan sama Leilin terus, kita jadi dilupain," keluh Halkaf terlalu mendramatisir.

Yumna mendelik "Siapa suruh temen lo tolol," cibirnya.

Membuat Halkaf tak terima "Diem lo cewek jadi-jadian, cewek kok tepos," cibir Halkaf.

Mereka jadi adu debat, sementara Hilda menatap Alan dingin penuh cemburu.

"Sialan, kesel banget gue." kedua tangannya terkepal kuat dan melengos kesal.

Alan dan Leilin sekarang masih fokus mengerjakan soal, tak lama setelahnya Leilin memberikan soal matematika tadi pada Alan.

Mata sayu Alan melotot lebar, jawabannya benar semua, dia menatap Leilin yang kembali mengunyah permen karetnya tenang.

"Jawabannya bener kan?" tanyanya pada Alan.

Alan terdiam kaku "Kenapa? Kok pucet?" tanya Leilin dengan senyum mengejeknya.

Alan menatap Leilin dan menggeleng kuat, dia menggebrak meja dan menunjuk ke arah Leilin.

"KAMU PINTER KAN!? TAPI KENAPA PURA-PURA BODOH!" gerakan tangannya begitu cepat.

Leilin menaikin alisnya "Enggak ngerti bahasa isyarat lo," cetusnya.

Alan meremat rambutnya kuat, Leilin ini pura-pura bodoh pastinya! Biar Alan stress dan nyerah ngajarin Leilin.

Leilin terkekeh pelan, dia menopangkan dagunya dengan tangannya, melihat Alan yang mencak-mencak terlihat lucu dimatanya.

Tatapan mata Leilin menyayu dan terkekeh lagi "Lucunya, kaya kucing lagi tantrum," kikiknya pelan.

Alan sendiri menatapnya sinis seketila dan melempar kotak pensilnya ke wajah Leilin sampai gadis itu jatuh kejengkang ke belakang.

Alan tertawa kuat melihat Leilin jatuh, merasa menang dia bisa buat Leilin jatuh.

Aneh, keduanya sangat aneh.

🙆Bersambung🙅

Deaf Boy meet Bad Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang