🙆AlHa-18🙅

3.8K 599 77
                                    

YEAY KOMEN PENUH WALAU VOTE TETAP KAYA BABIQ😘

Sider babiq tetap gak mau vote, sialan memang😘

200 vote dan 50 komen, PENUHIN! Ntar kalau salah satu penuh aku tetap update.

🙅Alan nangis🙆

Ini adalah hal yang tak pernah Alan lakukan selama 17 tahun dia hidup, apa itu? Buntutin orang.

Ya, benar, Alan buntutin Leilin sampai ke SMA Pemersatu Bangsa, dia bahkan bersembunyi dibalik pohon sambil menonton tawuran yang Leilin lakukan saat ini.

Tatapan mata Alan terlihat jelas kalau dia khawatir.

"Uh.." Alan meringis pelan saat melihat Halkaf menghantam salah satu murid Pemersatu Bangsa menggunakan balok kayu.

Kaki Alan bergetar pelan, dia hanya kuat di otak, fisik Alan ini sangat lemah, makanya dia lebih suka ngomel atau nendang tulang kering Leilin kalau marah.

Leilin mana sih, dia gak papa kan? Ih mereka tawurannya ngeri banget. Batin Alan cemas.

Hilda sendiri tampak tertawa seperti orang gila saat menendang salah satu murid perempuan Pemersatu Bangsa yang juga ikut tawuran.

Alan semakin takut, dia menggigit bibirnya pelan, alat bantu dengarnya sudah berdengung karena suara teriakan dan makian dari orang-orang tawuran itu.

Ketakutan Alan semakin menjadi saat seseorang menepuk bahu Alan.

Tap.

Alan segera berbalik dengan panik, mata sayunya seketika melotot saat melihat seorang Siswa dari Pemersatu Bangsa berdiri dan memegang sebuah  celurit.

"Oh, lo anak Cendana juga nih?" sinis murid bernama Rekal itu.

Alan mundur dan menggeleng ribut.

"Bohong, itu ada tanda sekolah Cendana di seragam lo." Rekal mencengkram tangan putih kurus Alan kemudian menggeretnya ke lapangan tempat orang masih tawuran.

Alan sudah menangis ketakutan, dia melihat sekeliling dan berusaha untuk mencari keberadaan Leilin.

"Ini anak Cendana nih," ujar Rekal seraya mendorong Alan sampai tersungkur ke tanah.

Brugh!

"Ukh.." Alan menangis merasakan sakit di lututnya.

Hilda dan Halkaf melotot kaget, heran kenapa Alan bisa ada disini.

"Kok dia bisa ada disini?" tanga Halkaf heran.

Hilda juga tak tau, Rekal sendiri mengambil sebuah pemukul besi dan berjalan kearah Alan yang menangis  ketakutan.

"Karena ini curut keliatan lemah, gampang banget buat dilumpuhin."

Rekal segera memukul tubuh Alan dengan pemukul besi.

BUGH!

BUGH!

"A..a..uka.." tangisnya semakin kencan saat rasa sakit mulai memenuhin tubuh kurusnya.

Deaf Boy meet Bad Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang