🙆AlHa-14🙅

3.5K 562 96
                                    

Yeaaay komen penuh walau vote enggak😘

Sider babiq ini sangat menyebalkan😘

200 vote dan 50 komen, salah satu penuh aku up terooosss!

🙅Perdebatan kecil🙆

Alan asik minum susu pisang yang Leilin beli, enggak cuma 1 susu, Leilin beli 2 dus susu pisang untuk Alan sebagai permintaan maaf.

Leilin sendiri lagi mengerjakan kertas soal yang Alan berikan, ada 7 kertas soal dengan 50 soal.

Matematika, biologi, kimia, Sastra Inggris, Ilmu Sosial dan yang terakhir adalah Fisika.

Perpustakaan sangat tenang, hanya ada suara ketikan kalkulator yang Leilin buat untuk menghitung hasil dari soal-soal di Matematika.

Alan sudah menghabiskan 6 susu pisang di salah satu dus, satu dus isinya 15 susu pisang.

Kalau anteng gini kan Leilin keliatan kaya orang bener. Batin Alan.

Dia meraih buku catatan kecil yang Leilin beri untuknya, lalu menuliskan sesuatu.

"Rumusnya sama kaya yang aku ajarkan kemarin." tulis Alan lalu menunjukannya pada Leilin.

Leilin melirik tulisan tersebut lalu mengangguk "Iya, gue tau," nada suara Leilin agak ketus.

Alan mengerutkan dahinya dan menuliskan sesuatu lagi "Kok ketus?" tulisnya agak kesal.

Leilin menghela napas pelan, ternyata Alan ini sensitif juga.

"Enggak ketus, astaga." Leilin mengusap kepala Alan lembut.

Alan mengerucutkan bibirnya dan meminum susu pisangnya lagi.

Lalu menggerakan tanganya menggunakan bahasa isyarat "Jangan ketus-ketus, alat bantu dengarnya jadi dengung." komplain Alan.

Leilin memiringkan kepalanya "Kan udah gue bilang jangan pakai bahasa isyarat."

Alan melipat tanganya didada dan melengos "Hmph." alis Leilin naik sebelah.

Tapi dia tak menanggapi rengutan Alan dan melanjutkan soal-soal yang Alan berikan.

Beberapa menit berlalu, Alan mulai bosan, dia meniup poni di dahinya, bermain-main sedikit lalu tercetus ide sesuatu.

Alan membuka catatan kecilnya lalu mulai menggambar sesuatu disana.

Leilin sendiri masih mengerjakan soal dan juga mengunyah permen karetnya, penjaga perpustakaan tersenyum haru saat melihat Nona muda nya begitu anteng.

"Akhirnya hari ini datang," haru penjaga perpustakaan sambil menyeka sedikit air mata di sudut matanya.

"A..u..k..a.." Leilin terdiam dan segera mendongak menatap Alan.

"Lo bilang apa?" tanya Leilin serius.

Alan memiringkan kepalanya dan masih menatap Leilin.

Alan menggerakan bibirnya lagi "A..u..ka.." ujarnya agak tak jelas.

Leilin terdiam "Lo manggil nama tengah gue.." gumam Leilin.

Alan mengangguk lalu memberikan buku catatannya pada Leilin, disana terlihat gambar-gambar orang yang sedang menggerakan tangan seolah mengucapkan kata-kata.

Itu bahasa isyarat "Oh.." Leilin menarik buku catatan itu dan menatapnya lama.

"A..u..k..a.." ucap Alan lagi lalu menggerakan tangannya untuk bahasa isyarat.

"Aku, bakal manggil kamu, Haruka, atau Haru, itu lebih mudah daripada Leilin." arti dari gerakan tangan Alan.

Leilin agak tak paham "Lo bakal manggil gue Haruka?" tanya nya.

Alan mengangguk cepat "A..u..ka.." dia terkikik pelan.

Leilin diam, lalu menunduk pelan "Njir, manis banget senyumnya," gumam Leilin lirih.

Pipinya panas "A..u..ka.." panggil Alan lagi sambil menunjuk kertas soal milik Leilin.

"Oh iya, bentar lagi gue kerjain." Leilin segera mengisi kembali soal-soal pemberian Alan dengan jantung yang mulai naik ritme tanpa bisa dicegah.

Alan sendiri masih terkikik dan terus mengeja nama tengah Leilin, lucu, kaya bayi baru belajar ngomong.

Penjaga perpustakaan segera melapor pada Gyna atas apa yang dia saksikan hari ini.

Buk Gyna
Buk, Nona Leilin merona saat bicara sama Den Alan.

Gyna melihat pesan itu dan mengulas seringai tipis "Bagus," gumamnya puas.

Gyna meletakan kembali ponselnya ke meja dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Ini perubahan yang Gyna harapkan, dan, akan semakin menyenangkan untuk kedepannya.

Dameswara dengan segela tragedinya.

🙅Bersambung🙆

Deaf Boy meet Bad Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang