18. Publikasi Keluarga Ratthenzuko
Seorang gadis berjalan menaiki panggung dengan dress hitam dan corak ungu. Rambut pendeknya ditata begitu cantik dan anggun. Wajahnya dirias minimalis, tapi nampak anggun dan cantik. Ia berjalan sambil tersnyum menyapa semua orang yang hadir. Semua orang terdiam terpaku menatapnya, terutama saat melihat mata ungu dan merah milik gadis itu.
Ia kini berdiri tepat di antara dua laki-laki dewasa itu.
“Diena Ratthenzuko, gadis muda cantik, pintar, dan berambisi yang saya temukan di sebuah yayasan panti asuhan 2 tahun lalu.” Ucapan itu membuat semua orang terkejut.
“Ratthenzuko?” Ucap Pinkan singkat.
“Bagaimana bisa mereka satu keluarga?” Ucap Kenji tidak percaya.
“Iya, aneh juga bukankah Youra itu nama keluarga?” Ucap ibu Pinkan bertanya pada suaminya.
“Youra itu nama depan, Tuan Youra tidak suka dipanggil dengan nama Ratthenzuko karena merasa terlalu kaku. Nama lengkapnya adalah Youra Ratthenzuko.” Sahut sang suami dan membuat Pinkan dan Kenji semakin mematung.
“Seperti yang kalian semua ketahui, saya kehilangan istri saya 5 tahun lalu.” Tatapan semua orang kembali fokus pada Tuan Youra. “Saya yang terpuruk kala itu dibantu bangkit oleh Akasaka. Saya kembali melanjutkan hidup, sampai 2 tahun lalu saya bertemu gadis muda ini di sebuah persimpangan jalan. Lalu kami sering berpapasan untuk beberapa kali. Saya tertarik melihatnya dan memutuskan mencari tahu tentang gadis muda ini. Saya kemudian tahu dia tinggal di sebuah panti asuhan.” Jantung Pinkan rasanya terhenti saat mendengar kalimat itu.
“Diena mengalami kebutaan di mata kanan saat saya mengadopsinya. Setelah menimbang segala aspek termasuk hukum dan kesehatan, saya memutuskan mendonorkan mata saya pada Diena sebagai tanda kesungguhan saya. Mungkin terdengar ilegal, tapi salah satu peraturan menyebutkan saya bisa memberikan mata saya sebagai bentuk mengangkat seseorang untuk menjadi keluarga sekaligus penerus.” Kalimat itu seakan menjelaskan kenapa Diena memiliki 2 warna mata yang berbeda dan juga penutup mata kanan milik Tuan Youra.
“Bukankah dia Diena Naomi? Gadis di Panti Asuhan Scarlett Quenn?” Ucap ibu Pinkan.
“Gadis yang 2 tahun lalu menghilang itu?” Ucap ayah Pinkan.
Pinkan semakin katakutan. Firasatnya mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi tidak lama lagi. Kenji yang duduk di samping Pinkan tidak kalah ketakutan. Ia bahkan tidak berani menatap Diena yang berdiri di panggung di depan sana.
Lampu masih menyorot ke panggung di depan sana, sebuah tayangan menyala pada layar besar di panggung itu, tepat di belakang Diena, Youra, dan Rudolf. Tayangan itu menampakkan sebuah kejadian yang memilukan. Sebuah rekaman dimana menampilkan penindasan demi penindasan yang dilakukan Pinkan dan temannya pada Diena. Semua orang terbelalak melihat tayangan itu.
Semua mata tertuju pada Pinkan untuk saat ini. Video demi video ditayangkan tanpa sensor di layar di depan sana. Sampai video yang muncul adalah kejadian yang terjadi di gudang sekolah, kejadian dimana Pinkan menodongkan pistol pada Diena. Kini, baik Pinkan maupun Kenji menjadi bahan tontonan semua orang.
“Bersamaan dengan video-video ini, saya Youra Ratthenzuko akan menghentikan hubungan bisnis dengan setiap keluarga yang bersangkutan dan telah disetujui oleh Rudolf Akasaka selaku petinggi dan pemilik perusahaan Akasaka. Saya juga akan membawa masalah ini ke jalur hukum demi membela hak putri saya yang sudah tertunda selama kurang lebih 2 tahun. Sekian dari saya, Youra Ratthenzuko, saya undur diri.” Ucapan itu mengakhiri apa yang ingin disampaikan oleh Tuan Youra.
Malam itu, Pinkan dipermalukan habis-habisan. Semua orang membicarakannya dan semua mata tertuju padanya. Dia bingung darimana video-video itu muncul? Padahal 2 tahun lalu, dia sudah pastikan bahwa tidak ada lagi video yang tersisa. Tapi, apa yang baru saja dia saksikan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny Of Eyes (Selesai)
FantasíaKala dunia menentukan kasta berdasarkan warna mata, sungguh menyedihkan kehidupan Diena. Takdir buruk seakan sengaja digariskan pada Diena hanya karena warna matanya. Cerita Pendek Selesai