6.

3 0 0
                                    

6. Tuan Besar Ratthenzuko

Sebuah ruang makan besar yang sudah dipenuhi begitu banyak jenis makanan dan minuman. Ruang makan itu nampak kosong hanya dengan seorang laki-laki tegap dengan penutup mata kanan berwarna hitam yang tengah menyantap makanannya dengan dua orang pelayan yang berdiri tidak jauh di belakang kursi laki-laki itu.

“Dimana Diena?” Tanya laki-laki itu.

“Sedang dipanggilkan, Tuan.” Sahut seorang pelayan.

Tidak lama, terdengar beberapa langkah kaki yang memasuki ruangan makan besar itu. Diena berjalan memasuki ruangan itu diikuti oleh seorang pelayan. Diena nampak hanya mengenakan piyama berwarna hitam dan tidak lupa jubah merahnya. Diena duduk di salah satu kursi dan seorang pelayan yang berdiri tepat di belakang kursi Diena.

“Maaf saya terlambat.” Ucap Diena.

“Apa kau sudah menyelesaikan latihanmu?” Tanya laki-laki itu pada Diena.

Diena hanya melirik ke arah laki-laki itu, “Sudah.” Ucap Diena singkat.

“Finn, tolong persiapkan dia untuk kembali ke tugasnya!” Perintah laki-laki itu pada pelayan yang berdiri di belakang Diena.

“Baik, Tuan.” Sahut Tuan Finn.

“Die…” Panggil laki-laki itu pada Diena, “Bagaimana sekolahmu?” Tanya laki-laki itu pada Diena.

“Baik, aku bertemu Akasaka di sana, dan…” Ucap Diena terputus, “Beberapa teman lama.” Ucap Diena.

“Aku dengar dari Finn kau mencari tahu tentang kejadian dua tahun lalu.” Ucap laki-laki itu.

“Iya, aku hanya penasaran sedikit.” Diena diam sesaat dan menoleh ke arah laki-laki itu. “Tapi, tidak perlu diceritakan, aku bisa mencari tahunya sendiri. Seni dari permainan detektif adalah memecahkan setiap teka-teki, kan?” Sahut Diena sambil menyunggingkan senyum pada laki-laki itu.

Laki-laki itu hanya menatap Diena lalu tidak lama ia mengambil serbet yang berada di atas meja dan membersihkan mulutnya. Laki-laki itu berdiri dari posisinya dan berjalan ke arah pintu keluar dari ruang makan itu diikuti dua orang pelayan yang sedari tadi berdiri di belakang kursinya. Diena hanya menatap kepergian laki-laki itu sampai ketiga orang itu sudah tidak nampak lagi di pandangan Diena. Ruangan makan besar itu kembali kosong dan bahkan lebih kosong dari sebelumnya.

Destiny Of Eyes (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang