Setelah Refai ingin keluar dari tempat gang keci ini tiba-tiba ada runtuhan tembok dari atas yang ingin ketiban Refai dan dengan cepatnya Alan langsung mendorong Refai dari runtuhan tembok itu.
"Hah ada apa barusan!", ucap terkejut Refai
"Cih!!...mereka ternyata masih ada berada disini, keluar lo pengecut!! Jangan bersembunyi saja lo bangsat", ucap kesal Alan dan ketika dia berbicara seperti itu, dua orang anak Fourze langsung turun ke bawah, yang satu ke arah Refai, dan yang satu ke arah Alan.
"Berani-beraninya ya lo katain kita pengecut", ucap Zets top 1 dari anggota Fourze
"Hahaha...kayanya mereka ingin di bantai habis-habisan sama kita" ucap Zet top 2 dari anggota Fourze
"Gawat, gue harus bagaimana ini, masa gue harus lawan dia sendiri, mana gue sudah lupa lagi cara bertarung semenjak pindah sekolah", ucap batin Refai
"Tidak usah banyak bacot kalian" ucap Alan
"Wah...wah sok jagoan anak ini, ya sudah gue akan melawanmu sampai lo menunduk kepada gue", ucap Zets sambil menghajar Alan dan Zet akan menghajar Refai. Setelah beberapa menit kemudian kedua anak Fourze itu pun akhirnya kalah juga dan mereka berdua telah tergeletak dan tidak sadarkan diri, Refai yang sangat panik akhirnya berhasil juga melawan anak Fourze itu dan juga bantu sama Alan.
"Hah mampus lo pada. Oh ya btw nama lo Refai ya murid baru dari SMP Kebangsaan 213, kenalin gue Alan, gue salah satu dari anggota Sarixer juga dan jangan menyapa kalau bertemu sama gue, soalnya gue tidak telalu suka sama orang yang suka menyapa ke gue", ucap Alan sambil pergi meninggalkan Refai
"Haa...? dia dari anggota Sarixer juga, pantesan saja", ucap Refai yang seketika ke ingat sesuatu "Hmm...HEH!? gue lupa tanyakan ke dia soal anggota Fourze ketika tawuran sama Sarixer nanti, soalnya mereka bakal ada yang main kotor! Aduh...kenapa bisa lupa sih, bego banget gue, ya sudah dah besok saja gue bilanginnya"
. . .
Ke besok paginya di Sekolah SMP Kebangsaan 213, melihat Refai yang sedang berjalan ke sekolahnya. Ketika dia ingin masuk ke gerbang depan, tiba-tiba ada Maulana yang lagi memanggil Refai dari jarak jauh.
"Oi, Fai..."
"Hah Maulana!", ucap Refai sambil menoleh ke belakang "Heh, Apa kabar lo, Ul"
"Alhamdulillah, lo ngapain masuk lewat pintu gerbang belakang", tanya Maulana
"Lah memang kenapa", tanya balik Refai
"Soalnya pintu gerbang depan itu khusus anak-anak kelas 9, ya...di bisa juga bocah-bocah Skanny ", jawab Maulana
"Ohh...begitu, baru tahu gue", ucap Refai
"Ya sudah, mari ikut gue ke gerbang belakang", ucap Maulana dan Refai sambil jalan menuju ke pintu gerbang belakang.
"Ul, gue minta maaf atas kejadian ribut sama anggota Skanny waktu itu", ucap Refai yang meminta maaf gara-gara kejadian di tempat kantin kemarin "Gara-gara gue, lo jadi terlibat sama mereka"
"Hah sudah, tidak perlu minta maaf, ini memang sudah jadi tugas gue sebagai teman", ucap tersenyum Maulana
"Hahaha... iya terima kasih, Ul, sudah bantuin gue", ucap Refai
"Iya sama-sama", ucap tersenyum Maulana
"Woi kalian, apa yang sedang kalian bicarakan? Kayanya menarik", ucap Goni yang tiba-tiba datang dari belakang dan langsung mendorong mereka berdua secara perlahan.
"Tidak, bukan apa-apa, Gon cuma masalah kemarin doang", ucap Maulana
"Oh iya ya, gue belum bilangin sama mereka tentang masalah kemarin, hmm...apa gue bilagin saja ya sama mereka"
KAMU SEDANG MEMBACA
JAWARA SANTUY
ActionRefai, siswa yang paling bandel dan suka bikin pelanggaran di sekolah SMP 13 Negeri. Namun di terpaksa di keluarkan dari sekolah karna kasus yang membuat guru kecewa, terutama guru BK. Suatu hari, Refai mendapatkan sekolah barunya SMP Kebangsaan 213...