21 | Penculikan Refai

55 45 107
                                    

Ketika di sekolahan SMP Kebangsaan 213, melihat Refai dan Dani yang sedang membicarakan tentang masalah tawuran besar-besaran yang akan diadakan lusa besok, dan Refai juga berharap geng Sarixer menang dalam tawuran ini.

"Situasi ini semakin memburuk, gue berharap nanti ketika kita tawuran tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan", ucap Dani

"Ya mudah-mudahan saja", jawab Refai

"Nanti sebelum kita tawuran, malamnya terakhir sebelum tawuran kita diadakan kumpulan antara Sarixer, Skanny generasi 5 dan SG-2 untuk mempersiapkan tawuran besok"

"Berati kita di bantu oleh kedua geng itu", tanya Refai dengan jawaban anggukan Dani "Gue masih bingung Dan sama si Faiq, gue tidak menyangka ternyata dia diam-diam jadi guru di sekolahan SMP 13 Negri"

"Ya...gue juga sama sih terkejut dengan Faiq, ternyata dia menyamar jadi guru selama 5 tahun", ucap Dani

"Ya begitu lah, untungnya gue sudah keluar, kalau gue masih di sekolahan lama, gue tidak akan tahu dengan gue nanti". Ucap Refai dan tidak lama kemudian bel masuk sudah berbunyi dan Refai sama Dani langsung masuk kelas masing-masing untuk melanjutkan pelajaran berikutnya.

Ketika pulang sekolah, melihat Refai yang sedang jalan menuju ke kosannya, setelah di pertengahan jalan seketika Refai kaya ingin ke makam Ibunya soalnya sudah beberapa hari ini juga di tidak ke makam Ibunya dan juga dia ingin cerita ke Ibunya tentang masalah tawuran besar-besar yang akan diadakan lusa nanti.

"Hmm...ke makam Ibu dulu kali, ya. Sudah lama juga gue tidak menengok makam Ibu setelah beberapa hari", ucap Refai sambil menyeberang jalan menuju ke tempat makam dan tanpa di sadari ada suara motor dengan kecepatan penuh yang lagi menuju ke Refai.

"MATI KAU REFAI!!"

"Hah!?"

BUAKSSS...!!!

. . .

Di malam hari, tepatnya di tempat bangunan yang masih belum jadi. Melihat Refai kedua tangannya yang sedang di ikat di belakang dan dibawakan sama kedua orang yang menabrak Refai tadi sore. Di dalam gedung tersebut juga banyak sekali orang-orang yang sedang menunggu mereka berdua.

"Ayo cepat jalannya! Akanku bunuh kalau melambat sedikit saja!", ucap Dinto dan Prahmana yang menabrak Refai tadi.

"Jadi dia orangnya", ucap Iwan ketua geng Skanny generasi 9 "Hahaha...lihat, dia terluka parah oleh bajingan kecil ini"

"Si-siapa orang itu", ucap lemas dan pelan Refai yang tidak mengenali Iwan dan secara kasar, Dinto langsung mendorong Refai sehingga terjadi di hadapan Iwan.

"Hmm...hei Dinto, apa lo tidak salah orang", ucap Iwan yang melihat wujud Refai kaya berbeda dari pada sebelumnya "Tidak mungkin anak yang bernama Refai seperti ini menjadi wakil divisi anggota bagian pusat"

"Benar ini orangnya Iwan, tapi terserah lo pengen percaya atau tidak yang pasti dia orangnya yang telah kita membunuh Ibunya", jawab Dinto

"Apa yang dia katakan, membunuh?! Apa jangan-jangan!", ucap terkejut Refai yang mendengar percakapan mereka.

"Hah, jujur saja Refai. Dulunya kami adalah bagian dari geng Sarixer dan dulunya juga kami mantan wakil divisi anggota Sarixer bagian Utara", ucap Iwan kepada Refai di hadapannya.

"A-apa kalian dulunya wakil anggota Sarixer!", tanya pelan Refai sambil terheran-heran.

"Hahaha...iya kami dulunya wakil anggota Sarixer", jawab Iwan "Tapi itu dulu, sekarang kami sudah keluar dari geng itu dan kami membuat geng baru yang bernama Skanny generasi 9!!"

JAWARA SANTUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang