17 | Pembantaian Di Malam Hari

54 43 101
                                    

"Ibu pasti sedih melihat aku yang sekarang dan pasti Ibu benar-benar marah melihat Refai menjadi anak berandalan", tanya Refai yang duduk bangku di sebelah Ibunya sambil melihat pemandangan yang sangat indah dan sunyi.

"Hahaha...tidak kok, kan Refai pernah bilang ke Ibu", ucap Ibunya Refai "Refai akan bergabung ke geng berandalan untuk memudahkan menemukan yang sudah membunuh Ibu"

"Tapi Ibu ingin Cuma satu doang. Kamu sekolah yang benar, jangan sering bolos, mama ingin melihat jagoan kecil mama sukses di suatu saat nanti", dan seketika itu Refai langsung terharu yang di katakan oleh Ibunya dan dia langsung memeluk Ibunya penuh kasih sayang.

"Refai janji, Refai akan belajar lebih giat lagi!", ucap Refai sambil menangis.

"Iya, Ibu akan terus mendukung Refai sampai sukses nanti tanpa Ibu", ucap tersenyum Ibunya Refai "Refai, Ibu ingin ngomong sesuatu ke Refai, yang membunuh Ibu tidak jauh dari geng yang Fai masuk-"

Ketika Ibunya Refai mau mengatakan hal itu tiba-tiba Refai langsung terbangun dari tempat tidurnya yang seketika langsung terkejut setelah Ibunya Refai mengatakal hal itu.

"Cuma mimpi", ucap Refai sambil bangun "Tadi yang dikatakan Ibu tidak salah kan? Kata Ibu dalang tidak jauh dari geng yang gue ikut, berati geng Sarixer?!"

"Ah, nanti saja dipikirnya. Hmm...kayanya gue malam ini tidak bisa tidur, sebaiknya gue menyeduh kopi saja sambil menonton TV", ucap Refai sambil jalan dan sambil membuat kopi.

Sementara itu di tempat pos ronda, melihat Jack yang sedang menyendiri di tempat sana sambil merokok di malam yang indah dan sambil pikirin masalah geng Sarixer yang sekarang lagi dalam bahaya dan di incar habis-habisan sama geng Skanny.

BOMM...!!

"Hah! Suara apaan itu", ucap terkejut Jack yang mendengar suara ledakan dari jarak jauh. Dengan penasarannya Jack langsung menghampiri suara ledakan itu dan setelah sudah sampai ternyata tempat ledakannya di tempat Bank, Jack sudah mencarinya tapi tidak ada siapa-siapa di tempat sana. Namun tiba-tiba...

"Angkat tangan, Jack", ucap Mubarok sambil memegang pistol di belakang Jack dan Jack juga terkejut ketika menoleh belakang ternyata Mubarok sambil pegang pistol.

"Apa ini, apa gue nggak salah lihat", ucap tersenyum Jack "Mubarok, wow semakin mengerikan saja kau ini, memegang pistol di hadapan gue"

"Hah, buat apa lo kesini", ucap Mubarok sambil tatapan serius

"Lo juga apain ada disini Mubarok", balas Jack kepada Mubarok dan seketika itu ada seseorang yang datang yang menghampiri mereka berdua dan Jack pun terkejut ketika melihat dua orang yang sedang menghadap kesini.

"Hahaha...bagus Mubarok, bagus. Akhirnya gue bertemu juga ketua Sarixer, hahaha...", ucap Adil dan Adly ketua dan wakil ketua geng Skanny generasi 2.

"Sekarang mari kita mulai bersenang-senang", ucap Adly "Hei kalian, cepat hajar ketua Sarixer ini!"

Ketika Adly menyuruh kepada pasukan geng Skanny generasi 2 untuk menghajar Jack, disitu para pasukannya mulai pada muncul dari tempat bersembunyi dan langsung lari menghajar Jack. Jack tangannya sudah siap-siap untuk melawan para pasukan Skanny dan Mubarok langsung lari menjauh dari Jack dan langsung menembak Jack dari jarak jauh, Jack yang melihatnya langsung menghindar dengan cepat dari tembakan Mubarok.

"Cih, hampir saja", ucap Jack yang langsung menghindar "Gue harus hati-hati dari serang Mubarok!"

"Hahaha...boleh juga dia menghindar dari tembakan gue", ucap tersenyum jahar Mubarok.

JAWARA SANTUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang