17. Pulang

196 13 1
                                    

Jihoon sedang memangku Yena. Ia menyuapi tiap sendok bubur ke mulut kecil Yena. Bagaimana dengan Hyunsuk? Hyunsuk sedang membersihkan rumah mereka karena ulah Yena pagi ini.

Yena penasaran dengan rumah Hoonsuk sampai akhirnya ia mengobrak-abrik segala yang dia lihat. Awalnya dia ingin marah, tapi Yena datang dan meminta maaf membuat mereka tidak tega. Jadilah Hyunsuk yang merapikan semuanya.

Setelah selesai membereskan kekacauan ini, ia menghampiri Jihoon dan Yena yang sedang duduk di pinggir kolam pribadi mereka.

"Yena, enak ga sayang?" Yena mengangguk lucu membuat Hyunsuk tertawa gemas.

"Sayang, nanti kita pulang ke rumah mama yuk? Lama tau kita ga pulang" usul Jihoon.

"Kamu bener juga, hari ini ga sibuk?" Jihoon menggeleng.

"Aku mau ambil cuti 3 hari, aku ke capek-an" Selama beberapa minggu ini Jihoon memang terlihat lebih sering lembur. Tujuannya adalah agar ia bisa berlibur dan istirahat dengan segera.

"Yaudah, habis ini kita ke rumah mama. Yena diajak?" Tanya Hyunsuk.

"Iya, dong. Masa Yena jaga rumah" jawab Jihoon.

"Papa kita mau ke rumah nenek??" Jihoon mengangguk "iya, nanti kita ke rumah nenek" Yena mengangguk angguk semangat.

Di rumah mama park

Sebuah mobil Avanza berhenti tepat di depan gerbang rumah keluarga park. Seorang pria keluar dari dalam mobil dan menekan bel yang tak jauh dari gerbang. Tak lama kemudian, seorang wanita datang membukakan gerbang untuk mereka.

"Jihoon?!" Jihoon mengangguk sambil tersenyum hangat.

Mama park dan Jihoon berpelukan erat. Mereka melepas rindu mereka. Hal itu tak luput dari pandangan Hyunsuk dan Yena. Hyunsuk tersenyum bahagia dan Yena kebingungan karena neneknya beda dengan nenek yang pernah ia temui sebelumnya.

"Ma, nenek beda" Ucap Yena pada Hyunsuk.

"Iya, ini nenek yang lain, sayang" Yena hanya mengangguk walau belum sepenuhnya paham.

"Kita keluar yuk?" Ajak Hyunsuk dibalas anggukan kecil Yena.

Saat baru saja menginjakkan kaki di tanah, mama park langsung menerjang dengan pelukan erat. Hyunsuk ikut membalas pelukan itu. Sedangkan, Yena tergencet.

Gwenchana...- Yena

Setelah selesai berpelukan, mama park mundur beberapa langkah. Dan mama park baru sadar jika Hyunsuk menggendong seorang anak perempuan membuatnya memekik senang.

"Anak siapa kamu??" Tanya mama park ke Yena. Yena yang statusnya masih anak kecil yang gatau apa apa, maka ia berkata jujur.

"Anak mama Karina" mama park sedikit tercekat kaget. Siapa Karina? Mama park menengok ke arah Jihoon dan menatapnya tajam.

"I-itu.." Jihoon gugup.

Htunsuk yang panik lalu berusaha menenangkan mama park dan menjelaskan semuanya dengan detail.

Setelah paham, mama park langsung mengajak mereka semua masuk. Masa iya ngobrol di luar rumah, mau gosong?

Di ruang tamu rupanya sudah banyak hidangan untuk mereka makan. Ada juga jelly yang merupakan makanan favorit Yena. Yena langsung turun dari gendongan Hyunsuk lalu berlari mendekati toples berisi puluhan jelly berbagai varian rasa. Mama park tertawa melihat tingkah Yena yang menggemaskan.

"Ma, udah makan?" Tanya Hyunsuk ke mama park, yang dibalas gelengan kecil.

"Yaudah" mama park terkejoet. Mantu durhaka, pikirnya.

"Hahaha, bercanda maa. Hyunsuk masakin sesuatu mau??" Ucap Hyunsuk.

"Iya. Mama bantu ya?" -mama park

"Gausah, ma. Hyunsuk bisa kok, beneran" kata Hyunsuk sambil mengangkat jari tengah dan telunjuknya. Klo jari tengah doang bisa bisa kena bogem.

Sekarang, Hyunsuk sudah ada di dapur untuk memasakkan sarapan mama park, Jihoon, dan juga Hyunsuk.

Di ruang tamu, Yena masih saja sibuk membuka lalu memakan jelly jelly itu. Di depannya sudah ada sekitar 15 bungkus jelly yang kosong.

"Ya tuhan... Yena, jangan banyak banyak, sayang" ucap Jihoon terkejut saat baru saja tiba di ruang tamu.

"Twapi enyak..." kata Yena dengan mulut penuh jelly rasa leci.

"Gabaik buat gigi, sayang. Udah ya?" Yena meletakkan jelly yang ada di tangannya lalu mengangguk.

"Papa, mau cuci tangan" Jihoon menuntun Yena menuju kamar mandi lalu cuci tangan disana, mereka sedikit bercanda membuat waktu yang mereka habiskan di kamar mandi lebih lama.

Setelah selesai mencuci tangannya, Yena dan Jihoon lalu menuju ke ruang makan untuk makan siang bersama. Suasananya sangat menenangkan dan hangat. Mereka layaknya keluarga cemara yang sedang bercanda tawa. Yena juga tertawa bahagia. Walau agak berbeda, tapi neneknya ini juga gaada buruknya.

Setelah selesai makan siang, Jihoon, Yena, Hyunsuk, dan mama park akan menonton tv bersama. Tapi baru beberapa menit, Yena sudah tertidur lelap disertai dengkuran halus. Hyunsuk pun membawanya ke kamar lalu kembali menyusul acara tv nya.

Hyunsuk duduk di samping Jihoon dan sofa di sebelahnya ada mama park yang masih asik menonton.

"Ma, nanti Hyunsuk mau ke rumah bunda (mama hyunsuk) bareng Jihoon sama Yena. Mama ikut?" Tanya Hyunsuk pada mama park.

"Ayo, deh. Mau berangkat kapan?" -mama park

"Rencananya sore nanti. Soalnya kita mau ke vila besok" Jawab Jihoon. Mama park mengangguk paham.







Sorenya, Hyunsuk, Yena, Jihoon, dan mama park sudah siap untuk berangkat menuju rumah mama choi atau bunda. Butuh waktu sekitar 15 menit saja untuk ke rumah mama choi. Mobil Jihoon dipenuhi ocehan dari Yena dan dibalas oleh Hyunsuk juga mama park. Mereka asik sendiri.

Setelah sekitar 15 menit perjalanan, akhirnya mereka sampai ke rumah mama choi. Hyunsuk mengetuk pintu rumah itu dengan lembut.

Tapi setelah berkali kali mengetuk pintu, masih saja tak ada jawaban. Mereka sudah berdiri disana sekitar hampir 5 menit dan mama choi tak kunjung keluar. Baik mama choi maupun papa choi keduanya sama sekali tak nampak.

"Dijawab ga ma?" Tanya Hyunsuk ke mama park yang sedang berusaha menelfon mama choi.

Tetiba suatu firasat buruk datang ke benak Hyunsuk. Melihat perubahan raut wajah sang istri, Jihoon pun mendekat dan berusaha menenangkannya. Seolah Jihoon tahu apa isi pikiran Hyunsuk.

Yena duduk di tangga sambil nonton cocoapple.

Setelah 15 menit disana, seorang tetangga mama choi datang menghampiri mereka.

"Nak Hyunsuk" Hyunsuk menoleh dengan wajah penuh harap. Berharap memberi tahu kabar mama dan papanya.

"Eh, bu Rina. Mama sama papanya ada ga bu?" Pertnyaan penuh sopan Hyunsuk membuat bu Rina menjadi gugup seketika.

"Mmm.. maaf nak Hyunsuk..." bu Rina menundukkan padangan. Beliau tidak tahu apa yang harus dikatakan agar bisa sesopan mungkin.

"K-kenapa bu?" Jantung Hyunsuk kini berdegup lebih kencang. Firasatnya seakan akan segera terjadi.

"Semalam, rumah mama sama papa nak Hyunsuk kemalingan. Karena waktu itu jam 2 malam jadi warga sudah pada tidur. Kita gatau kalo mama nak Hyunsuk teriak minta tolong. Paginya, kita liat mama nak Hyunsuk udah tergeletak di lantai dan darahnya berceceran. Maafin kita, nak Hyunsuk..." bu Rina menunduk penuh penyesalan.

"Ga... ga mungkin!! Mama pasti masih ada kan bu?!" Hyunsuk histeris. Air mata Hyunsuk mengucur deras. Jantungnya berhenti seketika saat tahu bagaimana kabar ibunya sekarang.

"Mama nak Hyunsuk ada di rumah sakit sekarang. Kita berdoa semoga beliau bisa sembuh, ya" bu Rina berusaha menenangkan Hyunsuk.

Tulang dan otot Hyunsuk serasa hilang, membuat dirinya jatuh tersungkur ke atas lantai. Pikirannya hanya terfokus pada ibunya yang masih terbaring lemah di rumah sakit sekarang.

"Ji, kita kesana ya?" Jihoon mengangguk.

Wedding [Hoonsuk] (END♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang