18. Jenguk

224 14 0
                                    

Hyunsuk dan Jihoon kini sudah ada di rumah sakit tempat mama choi dirawat. Mama park mengurus Yena di rumah. Yena rewel dan mama park ga keberatan buat ngurus Yena.

Disana Hyunsuk nampak duduk dengan tangis yang tak kunjung reda. Ia pastikan setelah ini ia akan membalas dendam pada orang yang telah berani melukai ibunya.

Jihoon berlutut di lantai sambil mengelus tangan Hyunsuk agar ia sedikit reda. Reda tangisnya dan juga marahnya. Tangan Hyunsuk tak berhenti untuk mencubit lengannya sendiri dengan keras karena marah. Jihoon berusaha menghentikan itu agar nantinya tak terluka.

"Sayang, jangan dicubit gini ya? Cubit aku" kata Jihoon.

Hyunsuk beralih mencubit tangan Jihoon, kan Jihoon yang meminta. Muka Jihoon terlihat menahan sakit, sakit coy aselli.

Sakit bet, TOLONG!! -Jihoon

Beberapa menit kemudian dokter keluar. Hyunsuk langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri dokter dengan tergesa gesa. Jihoon bernafas lega walau tangannya memerah semua.

"Gimana kondisinya?" Ucap Hyunsuk dengan mata yang sembab.

"Ibu anda masih dalam kondisi koma. Kondisinya sedikit membaik dari sebelumnya" mendengar jawaban dokter, Hyunsuk tak bisa berbuat apa apa selain menunduk lemah. Jihoon pun menjadi ikut sedih mendengarnya.

"Saya akan berusaha yang terbaik" ucap dokter itu dengan senyum di wajahnya. Hyunsuk ikut tersenyum sambil mengangguk lesu. Dokter itu pamit pergi.

Kini Hyunsuk dan Jihoon sudah berdiri di samping ranjang mama choi. Kondisi yang memprihatinkan. Berbagai luka di sekujur tubuh ibundanya membuat Hyunsuk semakin emosi.

"Suk, jangan marah disini ya?" Hyunsuk menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia mengangguk untuk menjawab Jihoon sebelumnya.

"Ji, kita harus cari siapa yang bikin bunda luka begini" ucap Hyunsuk dengan nada pasti.

"Tapi, Yena?" Kata Jihoon dengan nada ragu.

"Kita bisa ajak Yena atau kita tinggal di rumah?" Jawab Hyunsuk asal.

"Kamu mau rumah berantakan lagi?" -Jihoon

"Enggak sih.." Ucapnya memelan.

"Pokoknya urusan Yena belakangan. Aku harus cari siapa yang bikin mama begini" sambung Hyunsuk.

"Okay, aku ikut" setelah meyakinkan diri, akhirnya Jihoon ikut serta dalam pencarian Hyunsuk.




Malamnya, Jihoon dan Hyunsuk ada di rumah mama choi. Sebenarnya ada police line disitu, tapi peduli apa. Masih ada pintu belakang, jadi mereka lewat situ. Kondisinya gelap dan ada sedikit bau anyir darah. Bulu kuduk Jihoon tiba tiba berdiri tegap dan kakinya bergetar. Dia takut.

Hyunsuk masih berjalan santai menuju ruang tamu, tempatnya ibunya distusuk. Sesampainya disana, Hyunsuk mendapatkan sebuah pisau dapur yang berlumuran darah. Hyunsuk tau ini pisau dapur rumahnya, pisau ini kesayangan mama choi.

"Ga mungkin mama bunuh diri" Ucapan Hyunsuk disetujui oleh Jihoon.

Selanjutnya mereka ke ruangan lain. Mereka ke kamar mama choi dan papa choi. Di kamar itu ada banyak serpihan kaca dan darah. Vas berjatuhan dan uang yang ada di brankas hilang.

"Kenapa maling ini bisa tau sandinya?" Ucap Hyunsuk heran. Di brankas itu sudah kosong, tidak ada apa apa.

"Mungkin, bunda dipaksa buat kasi tau sandinya?" Ucap Jihoon ragu.

Hyunsuk mengangguk angguk "Mungkin".

Setelah beberapa jam disana untuk menyelidiki, sekarang mereka memutuskan untuk pulang. Ini sudah terlalu malam, kasian mama park kalo harus jaga Yera semalam ini.






Wedding [Hoonsuk] (END♡)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang