Satu jam kemudian setelah itu.
“Tidak apa-apa, tidak apa-apa.”
Mengatakan bahwa aku akan mengambil layang-layang adik perempuanku Chloe, aku telah memanjat pohon dan terjatuh.
Meskipun ayah dan ibu tiriku sangat khawatir, mempertanyakan apakah kami harus pergi ke rumah sakit,
“Aku akan mencari udara segar.”
Aku membersihkan diri, berpura-pura baik-baik saja, dan meninggalkan rumah.
Berjalan di dekat tanah kosong, pikiranku dipenuhi pertanyaan.
'Apakah aku benar-benar... kembali ke usia tujuh belas tahun?'
Mungkin aku baru saja menjadi gila.
Jadi, aku salah mengira halusinasiku adalah kenyataan…
Setelah merenung sebentar, aku mencubit wajahku.
"Aduh."
Fakta bahwa aku bisa mencubit wajahku…
Aku menatap kosong pada jari-jariku yang bergerak bebas sesuka hati.
Dan bukan hanya jari saya, tapi lengan dan kaki saya, yang terasa lebih kuat dari sebelumnya.
Sambil mengangkat kepala, aku melihat diriku yang berusia tujuh belas tahun terpantul di jendela tetangga.
Dan yang lebih penting lagi, tubuhku, yang sepertinya tidak menunjukkan satupun tanda-tanda kesehatan yang buruk.
“…”
Untuk sesaat, aku menggigit bibirku, menahan luapan emosi.
Rasanya masih seperti saya bisa mencium bau antiseptik dari kamar rumah sakit tempat saya terbaring di tempat tidur selama lebih dari setahun.
“Hoo.”
Beban yang sangat besar menekan saya pada saat kematian.
Rasa sakitnya sekarang terasa sama jelasnya dengan dulu. Aku memejamkan mata sejenak dan membukanya kembali.
'Kupikir aku sedang sekarat, apakah keajaiban benar-benar terjadi?'
Betapa terkejutnya aku melihat wajah ayahku yang sudah lama meninggal.
“…”
Menekan emosiku yang meluap-luap, aku mulai berjalan lagi.
Awalnya perlahan, tapi kemudian saya menambah kecepatan.
Aku tidak menoleh ke belakang, aku hanya berlari.
“Hah, hah…”
Berapa lama saya berlari?
Berkat udara segar yang memenuhi paru-paruku, rasanya otakku yang teroksigenasi bekerja dengan cepat.
Menganalisis situasinya, otakku mencapai kesimpulan sederhana.
'Aku harus mencegah terulangnya masa depan itu.'
Meskipun keluarga saya memiliki riwayat aneurisma, namun dengan pemantauan yang cermat, hal ini dapat dicegah.
Tidak merokok, tidak minum alkohol, berolahraga.
Mengikuti ketiga prinsip ini secara konsisten untuk memastikan saya tidak terjebak dalam penjara fisik di usia pertengahan tiga puluhan, dan,
“…Ayah juga.”
Bayangan ayahku, yang ragu-ragu dengan canggung saat melihatku, dan ibu tiriku, yang sangat senang dengan perubahan kecilku, muncul di benakku.
