3

1.9K 83 0
                                    

"Sebuah kehormatan untuk kalian semua yang sudah hadir kemari. Saya sangat tersanjung dengan antusiasme kalian semua disini. Sebelumnya apa masih banyak yang belum tahu mengenai saya? Saya adalah Lancaster, mungkin banyak orang yang masih belum tahu rupa saya, karena saya jarang sekali memunculkan diri ke publik." ujar Lancaster.

"Buka topengnya!" pekik salah satu wanita disusul dengan wanita lainnya. "Buka! Buka! Buka!!"

"Buka topengnya dong!!"

Sahut-sahutan banyak orang saling bertimbalan dari berbagai sisi. Mereka serentak mendukung Lancaster untuk membuka topengnya, terkumpul dalam satu suara penuh. Lancaster berkata.

"Saya berjanji akan melepas topeng saya ini jika kalian semua berhasil melewati berbagai tahapnya hingga masuk ke proses paling akhir yaitu Final." ujar Lancaster.

"Yaahh..." serentak mereka kecewa dengan jawabannya itu. Bagaimana tidak, mereka kesana jauh-jauh tidak lain adalah untuk melihat wajahnya, melihat bagaimana rupanya, tapi malah dapat jawaban yang demikian.

Apalagi banyak tahap yang mesti dilewati oleh mereka. Tentu membuat sebagian dari mereka merasa kecewa.

"Saya harap kalian semua mengerti. Saya tidak akan membuka topeng sebelum kalian mencapai tahap final." ujar Lancaster.

Mereka semua dibuat diam, meski ada juga sebagian yang merasa tidak terima dan memilih mengatakan ke teman-temannya tentang ketidakterimaan mereka.

Lain hal dengan Shiren yang terlihat antusias ketika melihat kue yang begitu besar ada didepan sana, menjulang tinggi.

"I-ini kue ulang tahun? Kok gede banget, motongnya gimanaaaa....Di kota teh aneh-aneh ya, kue bisa segede rumah... Aku belum pernah lihat kue segede ini... Foto ah..." ujar Shiren langsung sibuk memfoto dirinya sendiri dengan foto itu, namun tiba-tiba saja seseorang yang merasa risih dengannya langsung mendorong Shiren hingga kuenya rubuh dan kini bersiap jatuh menimpanya.

Dalam hitungan ketiga kue itu langsung jatuh menimpanya, membuat dirinya langsung menjadi pusat perhatian orang-orang. Ketika seluruh tubuh dan wajahnya dipenuhi oleh cream kue.

"Kuenya enak ya tapi gak gini juga kali nyicipinnya.... Aaaa..." Shiren menjerit dalam hati. Mukanya cemong dengan cream. Banyak orang justru menertawainya dan merekamnya untuk dijadikan konten bahkan tidak ada satupun orang yang menolongnya, tapi ada seseorang yang mulai melangkah maju ke arahnya. Menawarkan sapu tangan, wanita cantik itu tidak lain adalah Karen, seorang anak menteri yang cukup lama menjabat di kursi jabatannya. Shiren menerima sapu tangannya dan mengusap wajahnya yang dipenuhi oleh cream kue.

"M-makasih..." ujar Shiren. Setidaknya hanya dia yang benar-benar memiliki empati menurutnya.

Dibanding mereka yang menertawakan. Ia bahkan kini menawarkan tangannya pada Shiren mencoba membantunya bangkit. "Kamu perlu ke kamar mandi, apa perlu kuantar? Kamu membawa baju ganti?" tanya Karen.

"Aku bawa... "

"Mau kuantar?" tanya Karen, Shiren mengangguk. Mereka pun pergi ke kamar mandi saat itu.

Meninggalkan pandangan serius Lancaster disana. Seakan tak rela pandangan matanya harus terlepas darinya, sekalipun ia benar-benar akan bertemu dengannya lagi setelah ini.

Beberapa saat kemudian di kamar mandi. Karen mulai memperkenalkan dirinya pada Shiren. "Perkenalkan namaku Karen, kamu siapa?" tanya Karen, mengajaknya bersalaman.

"Ah, ya... Aku Shiren." ucap Shiren menyalami tangannya. "Kamu berasal dari mana?" tanya Karen.

"Ah, aku dari Bogor. Kamu darimana?"

Kandidat Istri Sang Pewaris (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang