Bab 19. Selalu salah

46.7K 2.2K 209
                                    

S E L A M A T  M E M B A C A

Jangan lupa follow wattpad drhyu_

Ig: drhyu02

.
.
.

Gavan datang dikejutkan dengan Damian yang ada dipangkuan Alena tidak sadarkan diri.

Kedua nya sama-sama basah kuyup.

"Van tolong hikss" tangis semakin pecah ketika Gavan sudah berada dihadapan nya.

Alena tidak tau apa yang harus ia lakukan.

Gavan sendiri yang sudah terlanjur panik segera membantu Alena membawa Damian menuju mobil yang terparkir dihalaman rumah.

Berniat membawa saudara tirinya itu ke rumah sakit terdekat karena darah Damian yang terus mengalir.

Namun disamping rasa panik nya, jujur Gavan juga bertanya-tanya.

Ada apa sebenarnya dengan Damian?

Kenapa Alena bisa ada di rumah nya?

Apa kedua nya tadi sempat bertengkar?

Tapi Alena bukan perempuan seperti itu.

***

Gavan dan Alena kini berada di depan ruang Damian diperiksa dengan Alena yang masih saja menangis.

Gavan berulang kali menenangkan Alena, namun gadis itu masih saja tidak berhenti meneteskan air mata.

Hanya jaket yang sudah Gavan berikan untuk menutupi tubuh Alena yang basah saja yang gadis itu peluk erat-erat.

Sekhawatir itu kah Alena dengan Damian?

Apakah saudara tirinya itu sudah mengantikan posisi dirinya di hati Alena?

Sontak kejadian ini membuat Gavan kembali mengingat masa-masa kebersamaan nya dengan Alena.

Flashback...

"Kan kemarin udah dibilangin kalau hujan neduh dulu. Bandel banget malah di trabas" gerutu Alena sambil menempelkan kompres kain.

Merapikan rambut Gavan yang tampak sedikit berantakan.

"Tapi aku pengen cepet-cepet pulang by, pengen peluk kamu" Gavan menarik tubuh Alena agar mendekat, menduselkan hidung mancung nya pada leher Alena.

Menghirup wangi keringat Alena yang entah kenapa sangat candu untuk Gavan.

"Lagian kan ada mobil, kenapa harus pake motor? sekarang malah sakit kan, kamu jadi ga bisa sekolah" walaupun terkesan galak tapi Gavan suka Alena yang seperti ini.

Amukan Alena terdengar seperti dogeng yang membuat mata Gavan memberat.

"Udah deh, aku mau ke sekolah. Kamu istirahat aja di rumah. Kalau butuh apa-apa panggil aja mama" Alena bergerak gelisah melepaskan rengkuhan Gavan.

"By jangan gerak, udah gini aja" bukan nya melepaskan, Gavan malah mengeratkan pelukan.

Gavan sama sekali tidak perlu obat.

Gavalen (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang