Chapter 03

185 22 2
                                    


Kring!!!



Suara bel berbunyi saat Taehyung membuka pintu kafe dan masuk ke dalamnya.

"Taehyung-ah, di sini!!"

Taehyung tersenyum ke arah pria yang melambaikan tangan ke arahnya. Dia pun mendekat ke arahnya lalu duduk di kursi tepat di depannya.

"Aku sudah memesan minuman untukmu. Strawberry milkshake kesukaanmu."

Taehyung tampak berbinar melihat minuman dengan rasa strawberry itu. Dia sangat lelah hari ini. Sepertinya minuman dingin ini bisa membuatnya sedikit lebih tenang.

Taehyung mendekatkan minuman itu ke arahnya dan langsung menyeruputnya. "Terima kasih, Jim."

"Kau seperti dengan siapa saja, Taehyung-ah."

Park Jimin.

Pria itu adalah sahabat Taehyung sejak mereka sama-sama berada di sekolah menengah pertama dan juga menengah atas. Pria Park yang lebih tua dua bulan dari Taehyung itu benar-benar memperlakukan Taehyung tidak hanya sebagai sahabat, tapi juga sebagai adik. Sebisa mungkin dia menjadi tempat pertama saat Taehyung butuh bantuan.

Mereka selalu bersama sejak dulu. Dan justru kebersamaan mereka itulah yang menjadi sesuatu yang mengherankan bagi keduanya saat Taehyung terus menerus takut pada malam hari. Taehyung selalu merasa ada yang dia lupakan, tapi Jimin sendiri juga tidak tahu apa yang sebenarnya sahabatnya itu lupakan. Dia merasa tidak ada yang dia lewatkan dari Taehyung. Lalu bagaimana bisa Taehyung melupakan sesuatu yang dia tidak tahu?

Enam tahun yang lalu, sejak Taehyung bangun setelah kecelakaan, tidak ada yang aneh dengan kondisinya. Dia tidak mengalami amnesia apapun itu. Taehyung tidak melupakan apapun. Dia mengingat namanya, mengingat tanggal lahirnya, mengingat orang tuanya dan mengingat Jimin. Tapi kenapa ketakutannya pada malam hari membuatnya seperti sudah melupakan sesuatu? Sesuatu yang membuatnya menangis tanpa alasan.

Hingga akhirnya untuk pertama kalinya Jimin melihat Taehyung hampir pingsan saat pemuda cantik itu berada di luar rumah saat malam hari. Jimin panik melihat sahabatnya itu tiba-tiba menangis dan mengatakan dadanya sesak.

Empat tahun yang lalu, Jimin harus meninggalkan Taehyung saat dia pergi ke Seoul karena dia mendapatkan pekerjaan di sana. Lalu dua tahun kemudian Taehyung menyusulnya meskipun saat itu dia belum mendapatkan pekerjaan. Dia hanya ingin berada di tempat yang sama dengan Jimin.

Pada awalnya orang tuanya melarang Taehyung untuk pergi. Mereka tidak ingin Taehyung lepas dari pengawasan mereka. Karena pada saat itu Taehyung masih menjalani pengobatan akibat rasa takutnya pada malam hari. Hingga akhirnya Taehyung bisa meyakinkan orang tuanya kalau dia akan baik-baik saja. Ada Jimin yang akan menjaganya, itu yang dia katakan.

Setelah berada di Seoul, Taehyung melanjutkan pengobatannya dengan psikolog di rumah sakit Seoul University. Dokter pertamanya menyarankannya konsultasi dengan dokter yang kini sudah dua tahun menjadi tempatnya konsultasi.

"Bagaimana harimu, Tae? Menyenangkan?" tanya Jimin setelah meminum kopinya.

"Tidak ada yang menyenangkan sejak kemarin, Jim. Aku pikir Sajangnim adalah orang yang menyenangkan seperti yang aku bayangkan. Ternyata aku salah, dia malah sebaliknya. Dia galak sekali. Menyebalkan juga. Aku tidak suka!" keluh Taehyung.

"Kau juga mengatakan hal yang sama dua tahun yang lalu, Taehyung-ah. Saat kau pertama kali masuk ke dalam perusahaan itu dan bertemu dengan orang yang bertanggung jawab mengurus sementara perusahaan itu. Katamu dia juga galak dan menyebalkan. Tapi itu hanya kesan pertamamu, kan? Setelah itu kau bilang dia sangat menyenangkan. Kau malah sedih saat dia mengatakan dia akan pindah kerja."

NIGHT AND MEMORIES [KOOKV & JINV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang