Vote nya woy!
Gerem bat gua***
"Sepi ya?, gak ada jivan" ucap Ciko yang lainnya mengangguk, mereka sekarang lagi nongkrong di markas
karna jivan lagi ada urusan keluarga dia harus balik ke kediaman orangtuanya dan izin gak sekolah sampai urusan nya kelar , dan ini udah ke 3 harinya jivan gak ada
"Ciee kangen sama jivan yaa" mahen menggoda Ciko, Ciko mendengus menatap sinis mahen , mahen mah ketawa aja
"Iya tuh, pasti kangen ribut sama jivan kan biasanya mereka berdua rebutan nonton tv , yang satu mau nonton kartun yang satu maunya Drakor " Haikal menambahkan
Yang lain ngakak, "jangan ikut ikutan deh bang, gue gampar nih" Ciko dengan lucunya menaikkan tangannya seolah akan memukul Haikal.
"Ampun bang.." ngomong nya sih minta ampun tapi mukanya ituloh nyebelin banget si Haikal. "Aduh sakit woy!" Haikal meringis merasa kepala belakang nya berdenyut akibat di tepok Ciko
"Makanya jangan nyebelin" Ciko puas banget rasanya , Ciko memasang wajah mengejek
"Eh tapi iya sih, gue kangen berat nih Ama jivan mana dia gak ngabarin dari kemarin" cemberut Jero
"Lah iya yak , dari kemarin juga gak ngabarin" Haikal mengecek hp nya berniat memastikan apakah ada pesan dari jivan atau tidak.
"Udah biarin siapa tau emang lagi sibuk jadi gak sempet ngabarin" kata bian
Mereka semua mengangguk, masuk akal juga, duhh mereka kayanya kangen berat sama si maknae Titan.
***
Di kediaman jivan family
Jivan terduduk diam di pojok ruangan kamarnya, ia menatap kosong hp nya
Di luar sana terdengar jelas orang tuanya tengah bertengkar hebat, ia sama sekali tidak berniat melerai karna semua itu akan percuma
"Kamu selalu manjain anak itu, bahkan kamu mengabaikan anak kita pa!darah daging kamu!!"
"Aku tau tapi anak itu juga anak aku, jivan udah besar sedangkan Kio masih kecil"
Iya jivan itu anak broken home, orang tuanya selalu bertengkar, papanya berselingkuh dengan sahabat ibunya mereka bahkan sampai memiliki seorang anak laki-laki yang kini berusia 8 tahun namanya Kio.
Kio lahir saat itu jivan masih berusia 10 tahun, sejak saat itulah papa nya berubah papanya mulai tidak memperdulikan dirinya bahkan sering membentak dirinya , mengatakan dirinya sudah besar , manja , ini itu lah
Bagaimana perasaan jivan kecil saat itu?? Tentu saja sakit hati, papa nya mengatakan seolah olah jivan telah memiliki seorang adik , jivan sama sekali tidak mau mengakuinya
Jivan tau dia tidak membenci Kio karna Kio tidak tau apa apa, tapi jivan begitu membenci papa nya beserta Rania wanita yang dulunya adalah sahabat ibunya
Saat jivan berusia 15 tahun ia melihat ibunya menggores lengannya sendiri menggunakan cutter tepat di nadi sambil menangis, jivan begitu panik ia berusaha menenangkan ibunya. Jivan melihat dengan jelas bagaimana darah ibunya mengalir deras melalui lengannya
Beruntung saat itu ibunya dengan cepat di larikan ke rumah sakit.
Jivan kira ibunya sudah tenang, nyatanya ibunya setiap malam mengonsumsi obat tidur dosis tinggi.