pengemis 🤷

673 69 4
                                    

“kaya kaya plus ganteng begini
malah diajakin cosplay
jadi pengemis..”

***












Drrt'

Jivan yang lagi melamun di kamarnya menoleh, menatap ponselnya yang bergetar dan di sana tertera name 'polisi erk'

“halo?”

   “...”

“ya, saya segera pergi ke sana”

 
   “...”

Tut

Jivan menghela nafas, jivan menuruni tangga menuju ruang tamu di mana di sana 6 mem 7bh tengah berkumpul.

“mau ke mana ji?” tanya bian

“mau keluar bentar bang” jawab jivan seadanya, Jero yang tadinya sibuk main game langsung mematikan hp nya dan beranjak di ikuti oleh yang lainnya.

Jivan yang melihat menaikkan alis, “kalian mau pergi juga?”

Mahen menyentuh pundak jivan, ia tersenyum, “jangan di sembunyiin, kita tau kok”

Jivan menatap mereka,

“kita tau ji, kita mau nemenin lo.” ujar bian

Jivan tersenyum lalu mengangguk, akhirnya mereka berangkat bersama menuju ke suatu tempat

***

25 menit setelahnya mereka sampai di sebuah kantor polisi.

Saat memasuki ruangan khusus mereka di sambut oleh polisi bernama jordan, member bisa melihat jelas bagaimana jivan dengan serius berbincang bersama polisi tersebut.

Setelah selesai berbincang mereka di persilahkan untuk berbicara dengan Sean,

Member menatap sebuah ruangan khusus kedap suara yang mana di dalamnya terdapat jivan yang sedang duduk bersama Sean papanya , ya hanya di batasi sebuah meja saja

Bukan hanya member yang menyaksikan ada 2 polisi juga yang ikut memantau interaksi antar pelaku pembunuhan dengan anaknya

2 polisi yang tak lain Erik dan Jordan menatap fokus ke arah kaca yang menampilkan 2 manusia di dalamnya dan tak lupa sebuah alat yang mereka pasang di dalam ruang tersebut agar mereka mudah mendengarkan percakapan antara pelaku dan sang anak.

“jadi kenapa anda ingin bertemu dengan saya” jivan berujar dengan datar ,

Sean menatap anak nya, memperhatikan mata jivan yang menatapnya datar Sean tau di dalam tatapan itu terdapat emosi syarat kebencian yang amat di dalamnya.

Sean tersenyum getir, “papa cuma mau minta maaf”

Jivan tertawa, menertawakan papa nya yang begitu egois, menertawakan nasibnya yang begitu menyedihkan.

“Maaf? Maaf anda bilang?, Mengapa saya harus memaafkan anda?”

Tawa jivan berubah memperlihatkan jivan yang menatap papanya tajam

7 Barudak HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang