"Haizal sakit. ayah mau kamu pulang"
"Haizal sakit? Sakit apa yah?!" Haikal yang awalnya antusias mendapat telepon dari ayah menjadi murung saat mendengar ucapan ayah
Haikal rindu ayah dan keluarganya tapi mereka hanya akan menelepon nya saat membutuhkan sesuatu, jujur dia tidak mengerti mengapa ayah dan ibu begitu pilih kasih. Ayah yang sayang pada adik bungsunya dan ibu yang sayang pada adik pertama nya..
Sejak kecil usia 4 tahun Haikal memang tidak tinggal dengan keluarganya dia tinggal dengan kakek dan nenek sebab ayah ibu harus pergi ke luar negeri untuk mengurus pekerjaan ayah, kedua adiknya di ajak dan hanya dia yang di tinggal.
saat ia berusia 7 tahun nenek meninggal, Haikal kecil tidak tahu mengapa banyak orang datang mengunjungi rumah mereka dan menangisi nenek yang tertidur,
"Kakek kenapa nenek tidur lama sekali? Haikal laper mau makan sup buatan nenek.." tanya Haikal kecil dengan polos kepada sang kakek
Kakek menatap sendu Haikal berusaha kuat agar tidak menangis di hadapan sang cucu kesayangan
"Haikal sayang nenek?"
Haikal mengangguk semangat dia menatap nenek yang kini tertidur dengan kain kafan yang melekat di tubuhnya, wajahnya pucat sekali dan itu membuat Haikal kecil khawatir 'apa nenek sakit?' tanya Haikal kecil dalam hati
"Kalau sayang kamu doain nenek ya? Biar nenek tenang di sana.." kakek mengelus Surai Haikal dengan perasaan campur aduk
Haikal mengangguk sembari kebingungan 'maksud kakek itu apa?'
Haikal mengecup kening nenek dan memeluknya, berharap nenek cepat terbangun dan menghiburnya
Orang orang yang melihat menangis merasa kasihan dengan Haikal kecil yang tidak tau apa apa
di usianya yang ke 12 tahun Haikal kembali kehilangan orang tersayang kakek setelah meninggalnya kakek di saat itu lah Haikal mengerti makna kehilangan yang sesungguhnya, ia mengerti nenek dan kakek tidak akan pernah terbangun dari tidurnya mereka meninggalkan nya dengan rasa sedih yang amat di hati
"Kakek haikal berangkat ya assalamualaikum!" Haikal mencium tangan kakek
"Waalaikumsallam, haikal jangan nakal ya di sekolah yang pinter belajar nya. Haikal.. ingat satu hal ini jangan pernah lalai sholat yang sabar kalau menghadapi masalah kakek nggak minta apa apa kakek cuma mau kamu bahagia.. kakek sayang kamu"
Kakek memeluk haikal membuat Haikal sedikit kebingungan dengan perkataan kakek dan juga tubuh sang kakek yang terasa sangat dingin
"Haikal juga sayang kakek! Kakek jangan kelamaan di luar rumah ya badan kakek dingin banget kakek tidur aja nggak usah ke ladang. Haikal berangkat ya kakek!" Haikal pergi setelah mencium pipi kakek
Kakek tersenyum sendu.
"Assalamualaikum! Kakek haikal pulang.." Haikal meletakkan tasnya di sofa ruang tamu sembari melihat kesana kemari
Kakek kemana?
Haikal mencari kakek di kamar bisa ia lihat kakek yang tertidur pulas.
"Kakek? Kakek haikal pulang." Haikal mengguncang tubuh kakek namun tak ada tanda tanda kakek akan bangun
"Kakek.. ayo makan temani haikal" lagi lagi kakek tidak bergeming
Haikal terkejut saat tak sengaja menyentuh tangan kakek, dingin Sangat dingin. Haikal pun keluar dari rumah untuk meminta tolong kepada tetangga yang lumayan dekat dengannya