"Tujuan sebenarnya dari buku adalah untuk menjebak pikiran agar melakukan pemikirannya sendiri,"_Rafandra.
****
Basecamp, di mana ruangan yang cukup luas yang penuh kebisingan karena terdapat orang-orang di dalamnya yang sedang bermain bilyard, ada yang bermain catur, dan ada yang bermain kartu domino. Berbeda dengan kedelapan laki-laki dengan seragam yang berantakan sedang duduk di sofa pojokan, sedang bertukar argumen.
"Ndra? Kenapa kita gak buat geng kita ada nama kaya geng lain-lain di luar sana?" tanya Darpa menatap Rafandra serius.
Rafandra menatap datar ke arah Darpa dan bersuara. "Maksud lo?"
"Maksud gue, anggota geng motor banyak ni yang gabung sama kita, dan setiap aksi di lapangan kita selalu turun buat bantu kekacauan dari geng-geng yang gak ada gunah, salah satunya geng Omorfos dan Retro Riders. Gue ngomong gini juga biar kita gak di ejek sama geng lain, gue muak sama perkataan mereka, Lo kan punya koneksi dimana-mana, Lo punya kekuasaan dan Lo sangat cerdik, jadi gue rasa kita harus punya nama dan Lo pantas pimpin barisan kita," ucap Darpa panjang lebar.
"Apa yang di bilang sama Darpa benar banget, Ndra. Kita harus punya nama buat tunjukkan ke mereka bahwa kita bukan perkumpulan tikus yang hanya sembunyi di lobang, kita harus buat mereka segan sama kita," ucap Bambam.
Rafandra menatap mereka berdua dengan tajam. Mereka yang melihat itu hanya menelan ludah, sedangkan yang lain hanya diam menyimak tanpa ingin menambah, mereka menatap Rafandra dan menunggu respon cowok tersebut.
"Tujuan sebenarnya dari buku adalah untuk menjebak pikiran agar melakukan pemikirannya sendiri," ucap Rafandra tegas membuat mereka menatapnya dengan pikiran yang tidak menentu berusaha mengartikan ucapannya.
"Setiap aksi ada reaksi dan gue gak mau aksi kita mendapatkan reaksi buruk dari orang-orang terhadap kita, sekalipun niat kita dalam perkumpulan itu bukan untuk merusak, Gue gak butuh nama buat di akui, gue gak minat buat mencari reaksi di kalangan perkumpulan geng, gue gak peduli pemikiran mereka, gue gak mau membuang waktu dan merugikan diri gue dan Lo semu dalam hal yang gak ada tujuannya dan hanya akan merugikan kita, jika suatu hari nanti di antara kita terlibat sama geng lain dan menimbulkan tawuran sehingga hal yang tidak diinginkan terjadi," tegas Rafandra lagi.
Mereka yang sedang bermain mengalihkan atensi mereka meninggalkan permainan mereka ketika mendengar perkataan Rafandra dan merapat ikut bergabung untuk mendengar apa yang di katakan cowok itu sehingga membuat mereka semua terbungkam dengan pikiran masing-masing, mencerna setiap kata yang keluar dari mulut cowok itu dan tak lama membuat mereka mengangguk paham apa yang dimaksud cowok itu ada baiknya.
"Ingat dua kata yang kita buat dalam lingkaran kita," tekan Rafandra. "Pertama!"
"TIDAK ADA, BATASAN DALAM SOLIDARITAS LINGKARAN KITA."
"Kedua."
"TIDAK ADA PERPECAHAN DALAM LINGKARAN KITA."
Mereka semua bersorak mengucapkan dua kata yang menjadi kalimat paling sakral di dalam komunitas mereka.
"Gue gak mau karna masalah kita gak punya nama kita terpecah dan kita menjadi berselisih," ucap Rafandra berenti sebentar. "Kita gak perlu nama untuk dunia mengenal kita, tanpa nama dunia sudah mengenal kita dan gue rasa itu sudah cukup."
"Kita adalah satu."
"Gue setuju sama Rafandra, Lo semua gak mau kan kita kaya Omorfos dan Retro Riders dimana, dua tahun yang lalu ada penusukan yang mengakibatkan beberapa anggota Retro Riders meninggal, akibat tawuran itu dan nama mereka di sebut, pelaku penusukan di cari dan mereka menjadi pecah, gue mau kita netral aja seperti biasa gak usa beraksi untuk mendapatkan reaksi, gue gak mau kita pecah," ucap Liam.
![](https://img.wattpad.com/cover/348393591-288-k618571.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CLEOSANA (END)
Teen Fiction"Apa gue masi bisa berharap? Semesta Dunia bukan hanya tentang gue, tapi ini berlebihan! gue kapan!?" Cleosana dan Lukanya.