[1] Rafael Struick

2.6K 88 11
                                    

Hari itu merupakan hari pertama Kanaya bertemu dengan seseorang yang baru saja muncul dalam sebuah gambar bergerak di layar ponselnya. Sebuah video pendek yang seperti perubahan takdir, menampilkan seorang lelaki dengan pakaian bola yang melesat di atas lapangan bola yang begitu luas. Dengan langkah yang lincah, dia berlari di antara kerumunan, seakan mengundang mata yang melirik untuk terpaku pada pesonanya yang tak tertahankan.

Sebenarnya, detik-detik yang tak terhitung telah berlalu dalam penelitian untuk menilai seberapa tampan sosok itu. Namun, takdir telah memanggil Kanaya untuk segera berlalu. "Halo," katanya dengan lembut, "Aku diminta Kak Gabriel buat jemput kamu."

Tidak ada jawaban. Kanaya hanya dihadapkan pada raut wajah yang penuh dengan tanda tanya dan keraguan. Seolah-olah setiap kata yang terucap dari bibir Kanaya adalah seperti bahasa alien yang sulit dipahami. Saat Kanaya memandang ekspresi bingung sang bintang, dia juga merasa heran sejenak, hingga akhirnya menyadari bahwa kesalahannya ada pada dirinya sendiri.

Di bawah rintik hujan yang merayap perlahan, Kanaya menyalahkan dirinya sendiri dengan sehalus helaan nafas, lalu dengan lembut berkata, "Oops, my bad! My name is Kanaya, and Gabriel sent me to come get you here." Kanaya tersenyum, sepenuh hati memperkenalkan dirinya kepada orang asing yang belum pernah ditemuinya sebelumnya.

"Pleasure meeting you, Kanaya. Feel free to call me Rafael, no doubt about it and thanks for picking me up. Sorry, I'm still not great at Indonesian. So, can you assist me with this?" Itulah namanya, Rafael.

Rafael, sosok seperti bintang yang menarik perhatian remaja-remaja Indonesia dengan pesonanya yang begitu eksotis. Ia dilahirkan di Leidschendam, Belanda, pada tanggal 27 Maret 2003, dan dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia U-20 pada tahun 2022. Proses naturalisasinya berjalan lancar, dan pada tanggal 20 Februari 2023, Rafael pun resmi menjadi warga negara Indonesia. Sungguh luar biasa, bukan?

"Sure," jawab Kanaya dengan cekatan, lalu segera meraih barang bawaan Rafael, sang tamu yang telah datang. "Come with me, we need to hurry before the rain gets heavier." Inilah saat di mana nasib mereka dijalin dalam benang halus takdir, di bawah hujan yang membasahi bumi, dan Kanaya tidak lagi merasa sendirian.

Suatu hari di minggu pertama November, hujan perlahan turun dari langit, membuka lembaran pertama kisah mereka. Bagai lembaran buku yang beranjak mengisi dirinya sendiri, pertemuan yang indah itu menghiasi dunia dengan warna-warna yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.

Cinta? Ayolah itu pasti cinta, kan? Jangan kalian berpura-pura, kalian jelas merasakannya, sebuah kisah cinta yang tak terhindarkan. Mungkin, kisah mereka yang mengalir ke dalam genggaman tangan ini akan menari sesuai aliran naluriku, terpahat oleh tekadku, dan mencapai akhirnya seperti takdir yang semestinya.

Kemungkinan besar, ia akan menyelinap jauh dari bayangan ekspektasi, mungkin juga tak selaras dengan keinginanku. Namun, aku berjanji akan berusaha menjadikan cerita mereka lebih indah dan menghadirkan kenikmatan atas keajaiban jatuh cinta.

Choose your path, "She fell first, but he never fell," or "He fell first, and he fell harder."

Oleh karena itu, izinkan aku menghadirkan sebuah kisah, 'The Overlooked Chapters' yang menjadikan Rafael Struick sebagai bintang utama. With love and commitment, aku persembahkan cerita ini, meluangkan waktu berhargaku yang telah terisi padat, semata-mata untuk mengisi jiwa kalian dengan kebahagiaan dan keinginanku untuk berbagi cerita hidup melalui kata-kata.

The Overlooked ChaptersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang