Chapter 4

13 4 0
                                    

Mereka semua terkejut ketika Jay tiba tiba berteriak membentak

"Ck, ngeselin bet anjir" ujar Aurel sembari melipat kedua tangannya dan menatap Jake juga Jay kesal

"Maafin dia ya, dia emang kek gitu sifatnya" ujar Dewi sembari sedikit menepuk pundak Aurel dengan senyuman tidak enak pada mereka

"Ngapain minta maaf sih, kan emang dia yang mulai ini juga curut satu make nyuruh nyuruh diem" ujar Aurel sembari menatap Dewi kesal sembari menunjuk muka Jake yang membuat Jake langsung menampol tangan nya agar menjauh dari wajah nya

"Adohh...hurt anjir"
"Please don't touch touch me ya!!" ujar Aurel sembari mengelus tangan nya yang di tampol cukup kuat oleh Jake

"Bisa tidak kalian tidak membuat keributan"

"Kalian selalu berdebat dan bertingkah senaknya!"

"Ingat!! Kalian sedang tidak berada di rumah kalian, karena apabila kalian membuat masalah kalian tidak akan bisa bersembunyi di belakang ibu kalian" ujar Jay dengan serius pada keduanya perasaan dongkol terus ada di dalam dirinya

Mendengar itu Aurel terkekeh dan tersenyum remeh
"You must be Mama's boy, that's why you're talking like that" ejeknya sembari menyipitkan matanya serta menatap Jay dengan curiga

Jake terkejut, telapak tangan nya menutup wajah miliknya menutupi wajah syok karena secara tiba tiba Aurel berbicara bahasa inggris dengan benar.

"What!!! Hei jaga ucapan mu ya , aku bukan anak mama ya!!!" ujar jay dengan bahasa inggris serta sangat marah bahkan sampai menarik kerah baju Aurel yang tertutupi oleh hijab milik nya membuat semua terkejut

"What?....you mau hit me" ujar Aurel dengan seringai menatang pada Jay.

Dewi menatap jengah sahabat nya yang seperti tukang bikin onar
"Rell.. udah cukup.." bisiknya pelan mencoba menghentikan perkelahian Aurel dan Jay

"APAAAA?!!!!!!"

Dewi yang dibentak lantas terdiam dan menatap terkejut Aurel

"Kok lu malah ngamuk ke gue sih sialan??!! kalo mau marah ya ke dia lah ngapa ke gue?!" balas nya tak terima, matanya mulai berkaca kaca

Dewi memiliki kebiasaan menangis saat marah, jadi ketika ia marah ia juga pasti menangis juga.

Melihat mata teman nya yang sudah berkaca kaca Aurel segera mendorong Jay agar melepaskan cengkraman dan memilih untuk duduk di samping Dewi

"Maaf gua terlalu emosi" ujar Aurel sembari mengelus dan menepuk pelan kepala Dewi mencoba menenangkan nya namun dibalas tatapan tajam oleh sahabat nya itu

"Ini kalian makanlah, kami hanya punya sandwich ini" ujar Heeseung yang datang dari dapur sembari meletakkan sepiring sandwich pada masing masing mereka

"Thank you, and sorry merepotkan anda" ujar Aurel sembari menatap Heeseung dengan senyum terimakasih padanya

Tapi tetap saja wajah nya terlihat menyebalkan.

"Tak masalah, dan kalian tidak merepotkan kok.. mungkin hanya sedikit" ujar Heeseung menggunakan bahasa korea tangan nya menepuk pelan kedua kepala bocah itu kemudian tersenyum aneh

"Ha?" ujar keduanya sambil memasang wajah cengo

"Lu paham?"

"Kaga"

"Bego! sia sia gue tanya lu!" Aurel menoyor kepala temanya kesal.

"Dih?! yawdach si wir"Dewi memalingkan wajah nya dan fokus untuk makan saja

𝐓𝐡𝐞 𝐒𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭 𝐃𝐨𝐨𝐫 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐄𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang