6

1.3K 91 8
                                    


PART 6

Baik Renjun maupun Jaehyun sama-sama pribadi yang suka menyelesaikan masalah dengan berkomunikasi secara langsung. Tidak melalui sambungan telefon, tetapi harus empat mata untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Berkat pisahnya mereka karena jadwal luar negeri Renjun, membuat mereka harus menunda permasalahan mereka. Konser unit Renjun sedang padat-padatnya, dan esok hari adalah jadwal ia flight untuk pulang ke Korea.

Di depan meja sebuah tab yang menampilkan orang tua Renjun, obrolan seputar pekerjaan Renjun menjadi topik utama.

"Kau yakin tidak ingin pulang ke rumah dulu?" Ini Mama Huang yang masih sedikit tidak terima dengan keputusan Renjun.

"Iya ma, habis ini aku hanya ada waktu seminggu lalu akan langsung ke Manila. Saat Encore saja nanti mama yang menyusulku ya." Renjun memberikan pengertian untuk orang tua nya. Jadwalnya cukup sibuk dan ia perlu jeda untuk istirahat. Ia juga rindu dengan orang tua nya, sepupu-sepupunya yang cerewet dan semua anggota keluarganya yg lain. Tapi jika ia harus ke China dulu ia tidak yakin fisiknya akan baik-baik saja.

"Yasudah tidak apa-apa, tapi Ren, kamu masih berhubungan dengan Jaehyun?"

Renjun terdiam mendengar pertanyaan papanya. Selama ini keluarganya tidak ada yang membahas hubungan nya dengan Jaehyun setelah selama setahun lebih mendiamkannya. Dan apa ini, mereka akan membahasnya sekarang?

"Ya Pa." Renjun harap-harap cemas melihat ekspresi kedua orang tua nya yang susah ditebak.

"Mau sampai kapan kau berhubungan dengannya? Apa kau tidak ingin menikah, membangun rumah tangga, lalu memiliki keturunan, Renjun?"

"Ma, jangan khawatirkan aku. Aku di sini masih mengejar karirku, belum ada niatan untuk menikah."

"Renjun dengarkan Papa, kamu tidak akan selamanya muda, kau pikir Jaehyun mau denganmu karena apa? Karena kamu sekarang masih muda, masih menarik. Lalu saat kau tua bagaimana? Apa ada jaminan dia akan setia denganmu? Apa ada jaminan dia tidak akan suka orang lain, bahkan perempuan lain?"

Hening, jantung Renjun serasa berhenti di detik itu juga. Perkataan Ayahnya sangat menampar dirinya keras-keras.

Ia memang bisa menjamin untuk saat ini Jaehyun masih mencintainya, masih menginginkannya, tetapi kedepannya bagaimana?

Si lelaki kelahiran Maret itu menunduk, lidahnya kelu untuk menjawab pertanyaan Ayahnya. Ayahnya sangat berpikir panjang, ia memikirkan segalanya agar kedepannya baik-baik saja. Dan Renjun menyadari, ia seperti kecolongan.

"Aku.. tidak tahu Papa.." suaranya melirih. Ia menatap wajah kedua orang tuanya dengan sendu.

"Ren dengarkan Papa, kami sangat sangat menyayangimu. Kami mengasihimu, kami mengijinkanmu merantau di negeri orang dengan doa dan harapan baik kami. Pekerjaanmu bukanlah hal yang mudah, sangat beresiko. Kamu juga pasti membutuhkan seseorang untuk kau jadikan tempat bersandar saat kamu lelah dan terpuruk. Maafkan kami yang tidak bisa dekat dengan kamu, hingga kamu mencari pelampiasan di orang lain, Ren. Tapi.. apa kamu yakin dengan pilihanmu?"

Untuk saat ini, saat ini saja Renjun masih percaya diri jika hubungannya dengan Jaehyun akan berjalan lancar. Restu member dan perushaan sudah di dapatkan. Teman-temannya juga teman Jaehyun juga sudah tidak masalah, tetapi bagaimana kedepannya?

"Sayang, sudah tengah malam, sebaiknya kamu istirahat, besok flight ke Korea kan? Dan sebaiknya kalian berdua obrolkan, pikirkan baik-baik keputusan kalian. Mama dan Papa sayang kamu, kami tutup ya, selamat beristirahat Renjun, bye.."

Sambungan video call terputus, tetapi Renjun masih menatap layar ipadnya dengan galau.

Ia memikirkan kalimat orang tuanya, memikirkan kehidupannya kedepan, memikirkan hubungannya dengan Jaehyun. Ia memikirkan segalanya hingga otaknya terasa panas karena semuanya campur aduk.

Tangannya menyambar botol mineral untuk ia tenggak, berlama-lama memikirkan segala hal membuatnya lelah sendiri. Ia memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya.

.

.

Dua hari sudah terlewati untuk Renjun dan unitnya tiba di Korea Selatan setelah menyelesaikan tour di Amerika. Mereka diberi waktu 5 hari untuk beristirahat total karena selanjutnya mereka akan melanjutkan konser di wilayah Asia.

Selama dua hari, Renjun hanya menghabiskan waktunya di dalam dorm, karena sungguh ia sangat sangat kelelahan. Jadi bermalas malasan di kasur adalah hal yang ia nikati saat ini.

Kekasihnya, Jaehyun, ia sama sekali belum bertemu. Jaehyun masih ada jadwal dan belum sempat menemuinya. Padahal Renjun ingin sekali menjewer telinga si tiang itu, tetapi apalah daya belum bisa terwujud.

Sedang santainya ia menikmati tontonan mukbang di tiktok, ia dikagetkan dengan pintu kamarnya yang terbuka dan berdiri seseorang yang tadi ia fikirkan, Jaehyun.

"Astaga hyung, kok gk bilang-bilang kalau datang?"

"Hehe, suprise.."

Renjun menggeleng melihat cengiran khas seorang Jung Jaehyun, tubuh bongsornya langsung melompat kekasur dan memeluk Renjun erat-erat hingga sang empu risih.

"Hyung! Sesak tau, ya ampun,"

Tangan besar Jaehyun membelit badan sikecil, sebelah kakinya juga ia gunakan untuk mehanan pergerakan kaki Renjun agar tidak bergerak gerak.

"Hyung! Aku belum mandi!"

"Gk papa, masih wangi."

"Haduhhh, kenapa sih hyung,"

"Hyung kangen tau, lama sekali tidak lihat dirimu,"

Kecupan kecupan mendarat di leher dan bahu Renjun yang terekspos cuma-cuma karena ia sedang mengenakan 'kaos kutang' putihnya. Setelah puas area leher dan bahu, giliran wajah Renjun yang jadi lembab karena air liur Jaehyun.

"Sumpah hyung, basah semua badanku karena liurmu!"

"Hehe, gk papa, wangi kok abis sikat gigi,"

Kedua bibir yang lama tidak bersua akhirnya bertemu juga, Jaehyun melepas lilitannya lalu menindih tubuh Renjun. Menjilat, menggigit dan mengeksplore seluruh rongga mulut Renjun lembut.

Tangannya diam-diam merayap ke paha mulus kekasihnya yang hanya pasrah menerima segala afeksi dari Jaehyun. Hingga bermenit-menit terlewati, dan baru berhenti setelah dering ponsel Renjun mengintrupsi keduanya.

Renjun mendorong pelan tubuh Jaehyun ke samping, mengambil handphone dan mengangkat panggilan yang ternyata dari Haechan, ia mengajak Renjun makan hotpot bersama.

"Tidak kuijinkan, pergi saja kau sendiri!" Bukan Renjun, tapi Jaehyun yang langsung merebut paksa handphone Renjun, dan setelah mengatakan hal tersebut ia langsung mematikan sambungan telefonnya. Sudah dipastikan Haechan misuh-misuh di sebrang sana.

"Hari ini aku mau quality time, jadi tidak boleh ada yang mengganggu, oke..."

Renjun sih terima terima aja, toh ia juga merindukan si bongsor ini. Jadi ia tidak protes saat hp nya di matikan dan dilempar ke kolong kasur. Biarlah.

.

.

.

TBC

sangat OOC ya Gaes, karakter Jae ini gue banget anjir. Pokoknya gak suka ada hp di antara kita kalau lagi berduaaaaaaa wkwk.

Ini konfliknya gk berat berat amat, aku pengen Jae sama Jun bahagia bersama meski hanya di dunia oren. Kupastikan happy end!!

BACKSTREET - JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang