08

45 11 2
                                    

HEMPASAN angin kencang masuk dengan menyelinap melalui jendela yang terbuka. Hari ini terasa lebih dingin dari sebelumnya, dengan langit yang semakin gelap dan rintikan gerimis mulai membasahi jalanan serta bangunan. Kilatan petir membelah langit hingga suara petir terdengar begitu menggelegar. Pepohonan yang menjulang tinggi terguyur oleh derasnya air hujan, membasahi perkotaan dengan seketika. Kerajaan Gadechev terguyur oleh derasnya hujan pada sore hari ini, memperlihatkan langit yang kian menggelap tanpa memunculkan sinar matahari.

Hujan itu berangsur-angsur semakin deras, dengkingan kilatan petir yang membelah langit sangat membuat telinga terasa sakit.  Tampaknya sore ini hingga malam akan ditemani oleh hujan yang tak henti-hentinya berhenti. Semua orang berada di kediamannya masing-masing, hanya beberapa orang saja yang keluar demi kepentingan. Victor duduk di atas sofa dengan dengan tubuh yang cukup kelelahan. Buku yang selalu ia pegang ditaruh di atas wajahnya sebagai penutup wajah. Napasnya perlahan-lahan tampak teratur, menandakan bahwa dirinya sudah memasuki alam mimpi.

Victor memiliki akses bebas untuk keluar masuk kerajaan Gadechev, bahkan memiliki ruangan khusus dirinya. Fasilitas mewah serta dapat memenuhi kebutuhan seharinya sudah disediakan, bagaikan seseorang yang menjadi bagian dari Raja dan memiliki tahta yang setara. Walau nyatanya memang hampir semacam itu.

"Victor!"

Panggilan tersebut membuat Victor tersadar dari tidurnya. Dengan raut wajah yang kesal serta alis yang berkerut dan geraman yang keluar dari mulutnya, karena lagi-lagi waktunya diganggu. Victor hanya diam dan menunggu seseorang yang memanggilnya segera masuk ke ruangannya. Beberapa hari belakangan ini Victor dihajar oleh beberapa tugas yang perlu ia selesaikan dan yang ia butuhkan hanyalah istirahat seharian tanpa mendengar suara teriakan dari teman menyebalkannya yang begitu nyaring.

Pintu terbuka, hingga batang hidung seseorang muncul di pandangan Victor. Pria dengan setelan pakaian yang rapih dengan surai cokelat gelap dan netra cokelat gelap.

"Aku sangat lelah. Tolong hargai waktu luang ku, Arthur." Victor menatapnya dengan kesal sembari menyodorkan buku yang sebelumnya ia taruh di atas wajahnya kepada Arthur.

Arthur Leighton, seorang pria dengan ilmu kedokteran yang cukup hebat. Berbagai penyakit selalu dapat ia tangani dengan baik dan obat yang ia buat selalu ampuh. Tangannya bagaikan air yang dapat menyesuaikan diri di berbagai wadah—sangat lihai. Bagi Victor, Arthur adalah teman yang menyebalkan tetapi selalu berada di sisinya. Namun, untuk kali ini Victor benar-benar ingin menghajar wajah Arthur hingga tak lagi berbentuk. Lantaran dirinya hanya tidur selama tiga jam dalam beberapa hari.

Arthur menerima buku yang Victor berikan dan mulai membaca buku milik Victor, hingga pupil nya mengecil di saaat ia membaca tulisan yang Victor tulis. "Astaga, kau benar-benar kejam jika kau akan melakukan ini." Arthur mengembalikan buku Victor dan duduk di atas meja. Kini Arthur sibuk melihat-lihat beberapa kertas yang berserakan di atas meja kerja Victor dan membacanya satu-persatu. Hanya ingin melihat pekerjaan yang sedang Victor lakukan.

"Apakah ini perintah dari Raja?"

"Ya. Setelah kau memberitahu mengenai racun berbahaya, kurasa hal yang telah aku tulis disini akan membuat kita semakin menang. Aku belum tahu pasti tentang kapan aku akan memulai ini, karena aku masih kurang yakin." Victor menegakkan tubuhnya dan kembali menatap buku miliknya dengan frustasi, tampak ingin menyerah.

Arthur seketika berhenti melihat-lihat kertas berserakan di atas meja kerja Victor, ia menatap kearah Victor. "Itu sudah bagus dan kemungkinan besar akan sangat ampuh. Namun, berikan aku waktu untuk membuat obat penawar untuk itu."

"Untuk?"

"Hanya berjaga-jaga. Jika bangsa kita sendiri yang mendapat timbal balik bagaimana? Setidaknya kita harus mempunyai obat penawar tersebut."

𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐡𝐫𝐨𝐧𝐢𝐜𝐥𝐞𝐬 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬 (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang