01

283 32 0
                                    

BULAN telah mencapai titik tertinggi. Bumi disinari dengan cahaya rembulan dan jutaan bintang yang menyelimutinya. Indahnya langit di malam hari mampu dikalahkan dengan betapa hancurnya kondisi saat ini. Rumah para penduduk hancur lebur dalam hitungan detik. Berbagai ledakan serta suara senapan api terdengar begitu menggelar. Debu-debu berterbangan hingga jalanan tak begitu tampak. Langit yang dimulai dari pagi hingga malam, belum selesai petempuran mengenaskan pada hari itu. 

Umat manusia benar-benar seperti di ambang kiamat yang datang. Bukan, bukan umat manusia, hanya umat rakyat Avaloria yang diberi kiamat lebih dulu dibandingkan oleh umat manusia lainnya.

Bagaikan kiamat kecil yang telah menghancurkan bumi secara perlahan. Ledakan yang diterima bangsa Avaloria tampak seperti gunung yang meletus. Senapan api mengincar apa yang mereka ingin taklukan. Ratusan peluru melesat bagaikan ribuan panah untuk menembus saraf otak dan membunuh incaran. Ratusan atau bahkan ribuan panah menusuk pada tubuh seseorang yang tak bersalah. Kebarakan terjadi di berbagai tempat, tak menyisakan zona aman dibeberapa tempat.

Kiamat Moonhaven dan Avaloria 31 Agustus 1850.

Moonhaven beserta Raja Philip yang memimpin peperangan. Avaloria di jajah begitu saja dengan berbagai ledakan serta senapan yang Moonhaven berikan. Langit pada hari itu tampak bersinar terang dengan cahaya matahari yang begitu terik. Ribuan debu berterbangan menutupi langit biru di siang hari. Kobaran api menemani medan perang, serta ratusan korban jiwa yang mati di tanah dengan darah segar yang mengalir. Mereka hanyalah manusia biasa yang tak memiliki dosa dengan bangsa Moonhaven.

Avaloria yang dipimpin oleh Raja Alaric dan membawa sepuluh prajurit terhebat milik bangsa mereka yang di kenal sebagai Starfield, serta membawa ribuan pasukan yang rela mempertaruhkan nyawa mereka demi membalas peperangan. Dendam antara kedua bangsa itu tidak pernah usai dan sulit diselesaikan. Beralasan mencuri kekuasaan serta mengambil daerah kewilayahan dan kedua dari mereka selalu maju dalam medan perang. Tak ada yang mengalah dan takkan pernah mengalah. Bertahun-tahun yang lalu berbagai peperangan atau pemberontakan yang selalu terjadi dikedua bangsa ini.

Alfred Lech Euphanice, salah satu dari Starfield. Tak dapat di pungkiri mengenai kekuatannya yang cukup hebat bagaikan ninja. Hidup di bawah naungan Raja dan menyerahkan nyawa serta keberaniannya demi bangsa dan anak semata wayangnya. Vivienne Chey Euphanice.

Euphanice pada dasarnya memiliki ikatan dengan kerajaan Visigoth setelah menyadari bahwa Raja sebelumnya-- sebelum Raja Alaric--memiliki ikatan darah dengan keluarga Euphanice. Peran keluarganya cukup penting didalam bangsa, dalam medan perang maupun konflik atau perseteruan di dalam bangsa. Euphanice selalu muncul disamping Raja, menjadi bagian dari kerajaan yang perlu di amankan.

Namun disaat 30 Agustus 1850, Alfred Lech Euphanice dinyatakan mati di belakang Kerajaan. Sehari sebelum Moonhaven datang menyerang Avaloria.

Ketiadaan sosok Alfred bagaikan mimpi buruk Avaloria. Selama medan perang, semua terasa kurang stabil, Avaloria benar-benar membutuhkan sosok Alfred sebagai prajurit yang siap menaruhkan nyawanya selama medan perang. Namun kematiannya justru di selimuti berbagai misteri yang belum terjawab. Seorang tokoh yang kuat mati dengan misterius. Benar-benar membuat Avaloria dilanda kebingungan.

Para penduduk Avaloria di evakuasi ke pengungsian di suatu pemukiman terpencil demi meminimalisir korban jiwa. Vivienne termasuk dari para penduduk yang dikirim ke pengungsian tanpa tahu ayahnya telah mati dengan misterius hingga peperangan tidak stabil. Para penduduk berlari dengan kencang, seperti sedang maraton sambil membawa keluarganya masing-masing. Mereka harus dengan cepat mendapat tempatnya masing-masing sebelum kehabisan tempat. Kondisinya kacau, beberapa orang bertengkar akibat keluarganya mati atau berlomba-lomba mendapat tempat.

Selama perang berjalan, kondisi sekitar benar-benar menyedihkan. 

Peperangan tidak dinyatakan siapa yang menang maupun kalah. Namun justru Moonhaven kehilangan Raja mereka yaitu Raja Philip, sedangkan Avaloria kehilangan beberapa kekuasaannya dan wilayahnya yang hancur. Bagaikan sebuah gempa besar terjadi di Avaloria dan jutaan asteroid menyapu daratan yang menghantam di wilayah Avaloria. Tanah hancur bagaikan terjadi sebuah longsor besar hingga terlihat seperti tak tampak lagi.

Ketika kondisi telah stabil, ketika semuanya sudah aman dari marabahaya, Avaloria dengan segera membangun kuasa mereka kembali. Ingin menunjukkan pada Moonhaven bahwa Avaloria tak semudah ditaklukkan seperti menjentikkan jari. Daratan yang semula bagaikan terjadi longsor dan jutaan asteroid yang menghantam tanah kini perlahan-lahan mereka perbaiki. Masih terdapat beberapa daerah yang aman dan tidak begitu hancur. Semua harus di bangun ulang demi bangsa. Karena Raja Alaric tahu, jika Euphanice masih hidup. 

Maka di malam pertama Vivienne menyadari kematian ayahnya, malam itu terasa jauh begitu dingin dengan rintikan hujan yang membasahi perkotaan. Rumah-rumah serta tumbuhan atau hewan diguyur oleh hujan yang berlangsung semalaman tanpa berhenti dengan kilatan petir yang membelah langit. Dirinya tidak menangis. Namun dengan kehadiran rintikan hujan seperti mewakili air matanya yang tak bisa dikeluarkan. Kilatan petir seperti mewakili hatinya yang terkoyak. Vivienne benci hujan.

Sejak hari itu, Vivienne mengabdikan dirinya untuk bangsa nya. Membalaskan dendam ayahnya yang tak sempat terbalaskan. Menjatuhkan bangsa Moonhaven yang menjadi mimpi buruknya selama beberapa hari ini. Di bawah naungan sang Raja, Vivienne akan hidup di kehidupan yang berbeda dari sebelumnya. Ia tak lagi hidup sebagai gadis yang mengejar cita-citanya dan bermain bersama teman. Namun Vivienne hidup untuk mengejar tujuannya. 

Tatapannya bagaikan mayat hidup tanpa tujuan hidup. Setelah ibunya mati saat melahirkan dirinya, kini ayahnya mati dengan misterius tanpa kejelasan yang pasti.

Tiga tahun setelah Vivienne mengetahui kematian sang Ayah, ia bertekad untuk mulai berlatih di usia yang masih menginjak sepuluh tahun. Pada awalnya, Raja Alaric tidak menyetujui keinginan Vivienne untuk menjadi prajurit karena umurnya masih menginjak sepuluh tahun. Namun Vivienne adalah Euphanice terakhir dan harapan satu-satunya.

Perjuangan nya menjadi prajurit terhebat sangat panjang. Hari dimana ia harus berlatih setiap jam tanpa istirahat. Mendorong dirinya untuk terus berlatih walau fisik nya tidak begitu hebat dalam bertarung. Berbagai kasus dan permasalahan dapat Vivienne selesaikan dalam hitungan jam. Pangkat nya terus naik hingga ia menjadi seperti ayahnya pada umur tujuh belas tahun.

Prajurit perempuan terhebat, dan masuk dalam kategori sepuluh prajurit terhebat. Starfield.

Perjalanannya menjadi prajurit tidak lah gampang. Cukup banyak rintangan yang Vivienne hadapi. Ditambah dengan kehadiran seorang lelaki dengan surai coklat gelap serta netra bagaikan ombak lautan. Zelio menjadi teman pertama Vivienne dalam perjalanan panjangnya menjadi Starfield. Pria dengan umur dua puluh sembilan tahun yang senang muncul secara tiba-tiba bagaikan hantu. Entah Zelio terlahir sebagai ninja yang pandai akan menghilang sekejap dan muncul secara tiba-tiba. Namun Zelio benar-benar pria misterius dengan ratusan senyumannya.

Zelio termasuk dalam kategori sepuluh prajurit terhebat, dan Vivienne hanya mengenal baik Zelio dibanding prajurit lainnya. Surai coklat gelap, netra bagaikan ombak, alis tebal, serta rambut ikal menjadi ciri khasnya. Zelio sangat senang membahas berbagai senjata api atau peledak lainnya. Ratusan ekspresi nya benar-benar terlukis dengan jelas dibenak Vivienne hingga ia muak dengan tingkah laku pria tua yang seharusnya sudah menikah.

Vivienne bukan tipe yang senang berada dikeramaian, namun ia akan baik-baik saja dengan kebisingan. Namun lain hal nya dengan kebisingan yang Zelio perbuat. Rasanya Vivienne ingin menendang perut nya dikala Zelio kerap menjahilinya ditengah sibuk nya Vivienne ditengah malam. 

Sehingga Vivienne akan hidup dibawah naungan sang Raja Alaric, dan mencari dalang dari kematian ayahnya serta membalas dendam bangsa nya untuk menghancurkan Moonhaven sebagai mana mereka menghancurkan Avaloria dengan seenaknya.

"Aku benar-benar sibuk, Vivienne. Apa kau ingin ku bayar untuk menyelesaikan tugas ku? Urusan ku sangat mendadak, kumohon." Tak hanya gemar menjahili Vivienne, Zelio kini benar-benar membuat Vivienne emosi. Dengan bagaimana pria tua ini melemparkan tugas nya sebagai Starfield kepada Vivienne sedangkan Zelio tak memberikan alasan logis atau bahkan tak memberikan satu alasan yang dapat Vivienne dengar.

"Zelio, kau sudah pria tua yang seharusnya membimbing junior mu. Bukan dengan melemparkan tugas mu seperti itu. Justru di sini siapa yang sifat nya tidak dewasa?" Vivienne menantang balik.

Dengan sejuta permohonan Zelio, dengan terpaksa Vivienne menerimanya.

𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐡𝐫𝐨𝐧𝐢𝐜𝐥𝐞𝐬 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐔𝐬 (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang